BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perdarahan merupakan penyebab kematian nomor satu ( 40 – 60% ) kematian ibu melahirkan di Indonesia. Insiden pendarahan akibat persalinan salah satunya disebabkan oleh atonia uteri. Perdarahan postpartum adalah sebab penting kematian ibu ; ¼ dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan ( perdarahan postpartum, atonia uteri, plasenta previa, solution plasenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptura uteri ) disebabkan oleh perdarahan postpartum
B. Tujuan
Tujuan dari pembelajaran mata kuliah PATOLOGI terutama pada materi tentang Atonia Uteri KB ini diharapkan mahasiswa dapat memahaminya dan dapat mengerti yang sesuai dengan yang diharapakan, serta dapat menerapkan langsung berdasarkan teoti-teori yang ada dalam praktik kebidanan nantinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Atonia uteri
Pengertian
a) Adalah gagalnya uterus untuk mempertahankan kontraksi dan retraksi normalnya. Relaksasi abnormalnya fundus uterus bertanggung jawab terhadapnya 75-90% kasus postpartum.
b) Adalah ketidakmampuan otot rahim untuk berkontraksi sehingga tidak mampu menutup pembuluh darah yang terdapat pada pempat implantasi plasenta
etiologi :
1. Anastesi umum
2. Persalinan lama
3. Persalinan cepat
4. Kelainan uterus-leiomiomata, kelainan kongenital
5. Oversistensi uteri / Uterus yang terlalu teregang karena kehamilan ganda, hidramnion, atau bayi yang sangat besar
6. Plasenta previa
7. Solusio plasenta
8. Gangguan kontraksi alat rahim (Multiparitas, grandemultipara, hamil jarak pendek)
9. Preeklampsia atau eklampsia
10. Umur : umur terlalu tua atau terlalu muda
11. Paritas : sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
12. Partus lama dan partus telantar
13. Obstetri operatif dan narkosa
14. Kelainan pada uterus : mioma uteri, couvelair uterus pada solusio plasenta
15. Faktor sosial ekonomi : malnutrisi
16. Salah pimpinan kala III, yaitu kalau rahim di pijat-pijat untuk mempercepat lahirnya plasenta. Kesalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi dari uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta menyebabkan kontraksi yang tidak ritmik ; pemberian uterotonik yang tidak tepat wakunya yang juga dapat menyebabkan serviks kontraksi dan menahan plasenta ; serta pemberian anestesi terutama yang melemahkan kontraksi uterus.
Angka kejadian :
Haemoragic Post Partum ( HPP ) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi ( Williams, 1998 ).
Perdarahan merupakan penyebab kematian nomor satu ( 40 – 60% ) kematian ibu melahirkan di Indonesia. Insiden pendarahan akibat persalinan salah satunya disebabkan oleh atonia uteri. Perdarahan postpartum adalah sebab penting kematian ibu ; ¼ dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan ( perdarahan postpartum, atonia uteri, plasenta previa, solution plasenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptura uteri ) disebabkan oleh perdarahan postpartum
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan postpartum adalah sebagai berikut :
ü Menghentikan perdarahan.
ü Mencegah timbulnya syok.
ü Mengganti darah yang hilang
Frekuensi perdarahan postpartum 4/5 – 15% dari seluruh persalinan. Bedasarkan penyebabnya :
1. Atoni uteri ( 50 – 60% ).
2. Retensio plasenta ( 16 – 17% ).
3. Sisa plasenta ( 23 – 24% ).
4. Laserasi jalan lahir ( 4 – 5% ).
0 komentar:
Posting Komentar