0 my friend's Love u

Sabtu, 29 Januari 2011
hah.... akhirnya bisa juga ngejeblos ne gambar ke bloog... kangen sama teman-teman ku.. ne temen ku kuliah di universitas semua,, ada juga yang lagi dinas diluar kota, jadi jarang dee.. ber jumpa n bersenda gurau sama-sama..... hahha .... Miss u,..





lagi JJS di pusat perbelanjaan terbesar di Kota kami,, ngilangin penat selama belajar... dan baelajar......

sempet2 narsiiiss...
love u all

0 EPIDEMIOLOGI DAN APLIKASINYA DALAM KEBIDANAN

Kamis, 27 Januari 2011
A.PENGERTIAN, TUJUAN DAN KEGUNAAN
Kata epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, epi berarti pada/tentang, demos berarti penduduk, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk.
Epidemiologi adalah suatu metodologi ilmiah yang digunakan untuk mempelajari epidemi dan temuannya, dan hasil studi epidemiologi kemudian digunakan di bidang kesehatan masyarakat dan kedokteran untuk mengendalikan kejadian luar biasa (KLB) penyakit dan mencegah terulangnya kejadian penyakit tersebut di masa mendatang.
Selain definisi asal kata, banyak definisi epidemiologi yang dibuat oleh ahli kesehatan. Definisi yang dibuat tersebut terkait dengan keadaan dan waktu, dikenal ada dua definisi yaitu:
1. Definisi lama (sebelum tahun 1960): Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan perluasan suatu penularan penyakit dalam suatu kelompok penduduk atau masyarakat. Dasarnya adalah sebelum tahun 1960 penyakit menular merupakan penyakit yang paling banyak dialami penduduk dunia.
2. Definisi baru (setelah tahun 1960): Beberapa tokoh yang terkenal dalam ilmu penyakit memberi definisi mengenai epidemiologi sebagai berikut.
a. Mag Mahon & Pugh (1970). Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit terhadap manusia.
b. Omran (1974). Epidemiologi adalah suatu studi mengenai kejadian dan distribusi kesehatan, penyakit, dan perubahan pada penduduk
c. Mausner & Kramer (1985). Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
d. Last (1988). Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasinya untuk menanggulangi masalah kesehatan.
e. “Epidemiologi adalah studi tentang faktor yang menentukan frekuensi dan distribusi penyakit pada populasi manusia”. (Lowe C.R. & Koestrzewski.J., 1973)
f. “Epidemiologi ialah suatu studi tentang distribusi dan determinan penyakit pada populasi manusia” (Barker, D.J.P., 1982)
g. “Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit atau keadaan fisiologis pada penduduk dan determinan yang mempengaruhi distribusi tersebut. (Lilienfeld A.M., & D.E. Lilienfeld, 1980)
Dari batasan tersebut terdapat persamaan yaitu semua menyatakan epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi frekuensi penyakit heserta determinannya, hanya terdapat dua perbedaan yaitu tambahan fenomena fisiologis (Lilienfeld & Lilienfeld) dan ruda paksa (Mausner & Bhan). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari penyakit, ruda paksa, dan fenotnena fisiologis tentang frekuensi distribusi dan determinannya pada kelompok manusia.
Epidemiologi dalam layanan kebidanan ialah epidemiologi yang mengkaji tentang distribusi dan determinan morniditas dan mortilitas dalam bidang kebidanan secara komperkensif. Artinya secara menyeluruh menyangkut seluruh sistem kebidanan termasuk kesehatan ibu dan anak (KIA).
Tujuan /kegunaan epidemiologi kebidanan ialah :
1.Untuk mengidentikasi penyebab penyakit dan faktor-faktor resiko terjadinya peyakit yang bisa menyerang ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas (42 hari setelah persalinan) serta pada bayi dalam kandunga hingga dilahirkan sampai asa balita.
2.Diharapkan akan didapatkan tekhnik pencegahannya.
Mengenai kegunaan epidemiologi secara umum yang sesuai dengan tujuan epidemiologi kebidanan dalam prakteknya sebagai berikut :
1.Menguraikan distribusi dan besarnya masalah suatu penyakit dalam masyarakat.
2.Memberikan data untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program-proram pencegahan, pemberantasan dan pengobatan penyakit , serta untuk menentukan urutan prioritas program-program diatas.
3.Mengenal faktor-faktor penyebab penyakit (patogenesis).
4.Membantu pekerjaan administrasi kesehatan.
5.Untuk meneliti dan mengevalasi program pemberantasan penyakit dan masalah dalam kesehatan.
6.Untuk mendapatkan data dalam upaya mengklasifikasikan penyakit.
7.Untuk menyusun program pencegahan penyakit.

Kegunaan epidemiologi diatas dapat diringkas menjadi 3 hal, yakni :
1.Mendiskripsikan fenomena kesehatan masyarakat.
2.Mengkaji hubungan-hubungan sebab-akibat.
3.Melakukan evaluasi program kesehatan dan program intervensi.

Pada umumnya tujuan atau kegunaan epidemiologi kebidanan ialah untuk mengetahui faktor resiko pada ibu selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas, beserta hasil konsepsinya, dan mempelajari tekhnik-tekhnik pencegahannya termasuk evaluasi program kesehatan dan program intervensinya.


B.TERJADINYA PENYAKIT ATAU MASALAH KESEHATAN
1.Kaitan dengan Teori Segitiga Epidemi
Kaitan dengan teori terjadinya penyakit yang dicontohkan dalam segitiga Gordon, yakni hubungan antara agen, penjamu, dan lingkungan hidup, ketiganya harus berada dalam keseimbangan agar kondisi seseorang akan menjado sehat. Artinya bibit penyakit (agen) tidak berkembang biak dengan menginfeksi manusia bila kondisi bibit penyakit ditekan oleh lingkungan hidup yang sehat, penjamu dalam kondisi sehat jasmani dan sosial, sehingga daya tahan tubuh dalam kondisi optimal dapat menghalau terjadinya infeksi.
Pada KIA penjamunya adalah ibu, bayi, dan anak balita. Maka kondisi ibu, termasuk ibu hamil, bayi dan balita harus sehat jasmani rohani dan sosialnya. Hal itu bisa dicapai dengan pemenuhan gizi, dan berbagai perilaku sehat lainnya seperti olahraga, perilaku hidup bersih dan sehat, dll. Lingkungan hidup akan sangat berkaitan dengan lingkungan dalam rumah tangga secara fisik, biotik, sosial dan psikologis dari ibu, ayah, anak, tetangga, dan lainnya.

2.Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Balita
Angka kematian Ibu Indonesia 50/hari. Meski telah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, namun hingga saat ini Angka Kematian Ibu (Maternal mortality Rate) di Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara yakni 307/100.000 kelahiran hidup yang berarti 50 ibu meninggal setiap hari karena komplikasi persalinan dan saat melahirkan, itu menurut data tahun 2003. Namun pada tahun 2005 angka tersebut mengalami penurunan menjadi 290,8/100.000 kelahiran hidup. Tapi kondisi itu tetap tidak merubah status indonesia sebagai negara dengan Angka kematian Ibu tertinggi di Asia Tenggara.
Menteri kesehata mengatakan guna menurunkan angka kematian ibu menjadi 226/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009 Departemen Kesehatan telah menyiapkan 4 strategi pokok yakni penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Mendekatkan akses keluarga miskin da rentan terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, serta meningkatkan surve dan pembiayaan dibidang kesehatan.
Terkait dengan pendanaan pemerintah mengalokasikan dana Rp 80 milyar untuk menukngkatkan kesehatan ibu dan anak.
USAID atau United States Agencynfor International Development memberikan bantuan untuk menurunkan angka kematian ibu di Indonesia berupa bantuan dana dan pendampingan teknis dalam program kesehatan ibu, bayi dan anak melalui Health Services Program (HSP).
Direktur Bidang Kesehatan USAID Lynn Krueger Adrian mengatakan pada agustus 2004 bahwa pemerintah dan USAID menandatangani perjanjian kerjasama selama 5 tahun dibidang kesehetan. “Kami menyediakan dana sebesar 311 juta dolar AS untuk bidang kesehatan, utamanya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak” katanya. Adrian menjelaskan sebagai langkah awal percontohan implementasi HSP melalui peningkatan pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak dari tingkat rumah sakit hingga puskesmas dilakukan di 30 kabupaten di 6 propinsi di Indonesia yakni Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
“Angka kematian ibu di ke 6 provinsi itu memang bukan yang terendah, kami memilihnya karena itu adalah provinsi terbesar di Indonesia yang dihuni oleh hampir 70 persen penduduk Indonesia sehingga akan ada signifikasi dalam penerapan program ini terhadap populasi,” ujar Adrian.
Berkenaan dengan hal itu,Menteri Kesehatan dan Adrian mengatakan bahwa pemerintah dan USAID secara berkala akan memantau pengaruh penerapan program ini terhadap penurunan angka kematian ibu,bayi dan anak.
“Tiap tahun akan dievaluasi dan dilihat melalui indicator yang jelas apakah program ini benar-benar bermanfaat,”katanya.
Keduanya mengatakan bahwa jika program itu berhasil dilakukan di 6 provinsi tersebut maka program itu selanjutnya akan dilakukan didaerah-daerah yang lainnya.
Selain yang tersebut diatas, the voice the Amerika memberitakan tentang Negara-negara miskin didunia sebagai berikut :
Laporan terkini dari LSM save the children menggambarkan gabungan potret usaha global untuk melindungi nyawa ibu dan anak balita (bawah 5 tahun), walaupun beberapa Negara di Afrika telah membuat banyak kemajuan dalam tahun-tahun terakhir, namun ternyata beberapa Negara Afrika lainnya berada hampir pada tingkat terbawah diantara 140 negara yang disurvey. Dari Washington, AS wartawan VOA William Eagle melaporkan.
Dibagian bawah indeks adalah Negara sub sahara yang tertinggi didunia dalam angaka kematian ibu dan bayi – Etiopia, Eritrea, Angola, guinea-bissau, chad, sierra leone, Yaman dan Djibouti. Nigeria adalah yang terakhir.
Untuk beberapa Negara, seperti Nigeria, Angola dan republic Demokratik kongo, angka yang tinggi juga mencermin kan jumlah penduduk mereka yang tinggi. Mereka bergabung degan 10 negara besar lain, termasuk china dan India, yang bila digabungkan mempunyai lebih dari separuh kematian ibu dan anak.
Perang juga bertanggung jawab terhadap angka kematian yang tinggi dinegara lain, termasuk sierra leonne, pantai gading dan Liberia.
Delapan puluh persen kematian anak balita di Afrika disebab kan oleh malaria, diare, pneumonia dan kelainan sejak lahir. Disebagian besar Negara di Afrika termasuk Botswana, Zimbabwe dan Swaziland, ternyata AIDS juga menjadi pembunuh utama pada anak balita dan inilah yang menjadi alasan utama mengapa Negara-negara ini belum mampu menurunkan angka kematian anak.
Diantara Negara-negara yang tingkat kematian ibu dan bayinya ditemukan lebih buruk dibandingkan 15 tahun yang lalu adalah Botswana, zimbabawe, dan Swaziland. Untuk Negara-negara ini, penyakit adalah faktor yang bermakna terhadap buruk nya tingkat hidup mereka.
Mieke Kiernan, direktur komunikasi save the children di Washington, AS berbicara tentang Zimbabwe.
“Angka kematian telah meningkat sebanyak 65 persen sejak 1990,” dia mengatakan” sebagian besar terkena HIV/AIDS. Kita mempunyai 1 diantara delapan anak yang meninggal sebelum mereka mencapai ulang tahunnya yang ke 5 dizimbabwe, lebih dari 40 persen dari kematian ini diakibat kan oleh AIDS. Zimbabwe, Afrika selatan, Botswana dan Swaziland adalah Negara dimana kita melihat HIV/ADIS melwebihi kemampuan prasarana untuk mendukung anak balita. Hal semacam ini sudah biasa diseluruh Afrika.
Kinerja ekonomi tidak selalu menunjukan layanan kesehatan terganggu oleh pandemi AIDS yang menyebar dibanyak tempat diAfrika bagian selatan.
Demikian halnya, angka kematian ibu dan bayi tetap tinggi dinegara penghasil minyak, termasuk Nigeria, Angola, dan guinea ekuatorial.
Tetapi Kiernan mengatakan bahwa keinginan politis akan berdampak besar terhadap Negara termiskin, termasuk Malawi. Dia mengatakan Malawi adalah cerita keberhasilan yang luar biasa dari Negara yang terbatas sumber daya nya, yaitu sebuah Negara yang sudah berfokus untuk ikut berperan didalamnya. Pendapatan perkapita (GNP) dimalawi kira-kira 650 dolar AS perorang, namun merekan telah melihat 43 persen penurunan angka kematian anak balita dalam 15 tahun terakhir ini.
Melawi telah mengambil beberapa langkah dia melanjutkan untuk menjadikan kesehatan ibu dan bayi sebagai prioritas utama mulai dari presiden sehingga jajaran dibawah. Mereka melakukan hal yang paling mendasar yang dapat ditiru oleh banyak Negara.
Diantara langkah yang mendasar ini adalah membagikan kelambu untuk melindungi ibu dan anak yang terinfeksi malaria, menyediakan perawatan kesehatan untuk ibu sebelum melahirkan dan memastikan bahwa seluruh masyarakat memiliki akses pada suplemen gizi seperti vitamin A yang membantu menjaga melawan kekurangan gizi dan zink atau ZN serta oralit untuk menghentikan diare. Mereka juga dapat memastikan agar anak diimunisasi terhadap cacar dan penyakit- penyakit anak lainnya.
Kiernan mengatakan bahwa Tanzania adalah contoh Negara miskin lain yang sudah membuat banyak kemajuan melalui kekuatan politik:
“Tanzania adalah salah satu negara termiskin, dengan pendapatan 730 dolar AS per orang per tahun, namun mereka sudah mampu mengurangi angka kematian anak (balita) sebanyak 25 persen dan angka kematian bayi saat lahir sebanyak 20 persen dalam lima tahun terakhir,” dia mengatakan. “Kebanyakan dari kemajuan ini merupakan hasil dari peningkatan anggaran pemerinta untuk perawatan kesehatan ibu dan bayi” negara lain juga sudah memotong angka kematian anak sejak 1990.
Komitmen Madagascar untuk memperbaiki layanan kesehatan dan angka imunisasi membantu mengurangi angka kematian sebanyak 29 persen dan kekurangan gizi dari 42 persen menjadi 35 persen.
Di Etiopia, walaupun angka kematian ibu dan bayi masih tinggi namun telah mampu menurunkan angka ini secara menakjubkan yaitu 20 persen dalam 15 tahun terakhir.
Save the Children menemukan bahwa Mesir mengalami 63 persen penurunan kematian anak, dan keberhasilan ini sebagian karena adanya komitmen untuk membangun akses jalan di daerah perdesaan, dukungan strategi imunisasi, dan memastikan adanya bidan atau pekerja terlatih yang terampil untuk mendampingi kelahiran. Terkait hal ini Kiernan mengatakan tidak peduli seberapa besar keberhasilan yang terjadi di Mesir, namun terlihat bahwa selalu masih banyak yang perlu dilakukan untuk menurunkan kematian anak-anak.

3. Indikator Kesehatan Ibu Hamil dan Hasil Konsepsi
Indicator paling penting bagi kesehatan ibu hamil adalah angka kematian ibu (AKI/ maternal mortality rate/ MMR). Indicator paling penting terhadap hasil konsepsi pada masa kehamilan adalah angka kematian perinatal. Kematian ibu hamil atau kematian maternal adalah terjadinya kematian pada ibu karena kehamilan, persalinan dan masa nifas. Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu hamil di suatu daerah tertentu selama 1 tahun dalam 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan mengenai kegunaan mengetahui informasi mengenai tingginya MMR/AKI adalah:
a.Untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas resiko tinggi.
b.Untuk menyiapkan program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, dalam koridor KB atau keluarga berencana yang berpedoman untuk mencapai norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
c.Untuk penyiapan system rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan.
d.Untuk melaksanakan persiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
Kematian perinatal adalah terjadinya kematian saat dilahirkan atau disebut juga lahir mati serta kematian bayi selama minggu pertama kehidupan. Angka kematian perinatal adalah jumlah lahir mati dan bayi mati dalam minggu pertama dalam 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan hasil SDKI (survey demografi kesehatan Indonesia) 2002-2003 angka kematian ibu adalah 307/100.000 kelahiran hidup. Dalam SDKI tahun 1994 disebutkan bahwa angka kematian ibu adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian perinatal adalah 40 per 1000 kelahiran hidup. Sementara ada variasi yang terendah di Indonesia, yakni di Yogyakarta (130 per 100.000 kelahiran hidup) sedangkan tertinggi di Nusa Tenggara Barat (1340 per 100.000 kelahiran hidup).
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian perinatal (AKP) yang masih tinggi itu telah lama mengundang perhatian pemerintah. Menurut hasil berbagai survey, AKI di Indonesia saat ini berkisar antara 300 dan 400 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKI di negara maju hanya sekitar 10 per 100.000 kelahiran hidup. AKI yang tinggi di Indonesia menunjukkan masih buruknya tingkat kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Pemerintah sejak kemerdekaan melakukan berbagai kebijakan meliputi perbaikan akses dan kualitas pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayi baru lahir, seperti pelatihan dukun bayi, pengembangan klinik kesehatan ibu dan anak, pembangunan rumah sakit, pengembangan puskesmas, pengembangan pondok bersalin desa, dan pos pelayanan kesehatan terpadu atau posyandu, pendidikan dan penempatan bidan di desa, dan penggerakan masyarakat untuk menyelamatkan ibu hamil dan bersalin, namun demikian hasil dari berbagai upaya tersebut diatas belum menggembirakan.
AKI yang masih tinggi dengan penurunan lambat merupakan fenomena di banyak negara berkembang. Situasi yang memperihatinkan ini mendorong kelahiran IMMPACT yang merupakan akronim dari initiative for mortality programme assessment. IMMPACT merupakan suatu inisiatif riset global dengan tujuan menemukan strategi penurunan kematian ibu yang cocok dalam arti efektif dan kos-efektif berdasarkan bukti dengan konteks social budaya di banyak negara berkembang, dan menilai kelayakan strategi dalam mendorong pemerataan dan kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Sejauh ini program IMMPACT telah dilakukan di tiga negara, yaitu: Ghana dan Burkina Faso di Afrika, dan Indonesia. Di Indonesia program IMMPACT dilakukan di dua kabupaten yaitu di Provinsi Banten, yaitu di Kabupaten Serang dan Kabupaten Padeglang. Penetapan kedua lokasi ini dilakukan setelah dilakukan studi banding di 8 lokasi potensial meliputi Kabupaten Tanggerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Pemalang. Pemilihan lokasi dilakukan atas pertimbangan, antara lain : variasi aspek yang terkait dengan kesehatan ibu (geografis, pelayanan kesehatan, dan sosio demografi), keberadaan program penyelamatan ibu dengan strategi making pregnancy safer (MPS) dan program terkait lain, angka kematian dan keehatan yang belum optimal, kepemimpinan dan komitmen kabupaten, akses dengan institusi penelitian, dan ketersediaan data.
Strategi program IMMPACT dimulai dengan pengembangan instrument sebagai alat evaluasi strategi upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, mengidentifikasi upaya yang layak evaluasi, penelitian evaluasi dan pada akhirnya penemuan strategi yang efektif dan kos-efektif dengan konteks social budaya Indonesia. Program IMMPACT direncanakan akan berjalan selama 7 tahun. Sejak pencanangan bulan mei 2003, IMMPACT telah merancang dan menguji-cobakan teknik pengumpulan data yang dibutuhkan untuk evaluasi strategi upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas) dan di masyarakat.
Dalam menyambut Hari Kesehatan Dunia 2005 yang bertemakan ‘IBU SEHAT, ANAK SEHAT SETIAP SAAT’, bekerja sama dengan sector kesehatan Kabupaten Serang, IMMPACT menyelenggarakan seminar sehari pada tanggal 12 April 2005 untuk menyampaikan beberapa hasil kegiatan IMMPAC. Seminar berlangsung di aula Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang dengan jumlah peserta 83 orang yang mewakili Dinas Kesehatan Provinsi Banten, semua Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Banten, semua puskesmas kecamatan dan rumah sakit di Kabupaten Serang dan Kabupaten Padeglang, Kantor Statistik Kabupaten Serang dan Kabupaten Padeglang, dan berbagai organisasi kemasyarakatan terkait. Seminar sehari ini membahas tiga topic penyajian : (1) Mengukur angka kematian ibu melalui survey di rumah sakit dan puskesmas, (2) Faktor penghambat dan pemudah pencatatan laporan kematian ibu oleh masyarakat, dan (3) nyaris mati dan unmeet obstetric need sebagai indicator pelengkap program penyelamatan ibu.
Dalam mengenalkan program IMMPACT, Prof. dr. Budi Utomo, MPH, Ph. D menyampaikan beberapa isu yang menyangkut upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir. Salah satu isu yang penting adalah mulai tumbuhnya kesadaran perlunya penggunaan data dalam pengembangan kebijakan, tetapi dalam banyak hal penggunaan data belum mmbudaya di lingkungan manajer kesehatan. Banyak data dikumpulkan, tetapi sebagian besar tidak digunakan secara rutin. Lebih dari itu, data yang dibutuhkan sering kurang tersedia. Isu penting lain yang disampaikan adalah kecenderungan mengadopsi strategi yang mungkin efektif di negara lain tanpa kajian kritis, yaitu menilai kesesuaian strategi tersebut dengan konteks Indonesia. Padahal kajian kritis ini diperlukan untuk menghindari penghamburan sumber daya yang terbatas. Dalam hal ini IMMPACT berupaya membantu mitra untuk pengambilan kebijakan.
Sementara AKI diperlukan untuk menilai keberhasilan upaya penyelamatan ibu, pengukuran AKI di Indonesia bukan perkara mudah karena system pencatatan kelahiran dan kematian belum berjalan dengan baik. Sampai saat ini AKI di Indonesia diperkirakan tidak langsung dari data kelangsungan hidup saudara perempuan yang diperoleh melalui survey rumah tangga. Dalam survey ini semua perempuan usia reproduksi di rumah tangga yang masuk survey dinyatakan mengenai status hidup saudara-saudara perempuan mereka. Selanjutnya apabila sudah meninggal, dinyatakan apakah meninggalnya saat hamil, bersalin, atau nifas. Cara ini mahal karena memerlukan sampel rumah tangga yang tersebar di masyarakat. Dalam konteks ini, dr. Nurul Qomariah M. Kes menyajian upaya IMMPACT untuk mencari metode pengukuran AKI yang lebih murah dan lebih praktis disbanding metode pengukuran yang sekarang ini dilakukan.
Untuk mendapatkan data kelangsungan hidup saudara perempuan dari semua perempuan usia reproduksi, IMMPACT melalui dr. Nurul mengajukan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit danpuskesmas sebagai satu alternative tempat pengambilan sampel. Dengan pendekatan ini, petugas pengumpul data tidak harus mengunjungi semua sampel rumah tangga yang letaknya sangat tersebar di masyarakat. Sebagai uji-coba, IMMPACT menggunakan rumah sakit daerah dan lima puskesmas terpilih di Kabupaten Serang dan Kabupaten Padeglang sebagai tempat pengambilan sample perempuan usia reproduksi. Sebagai responden adalah perempuan usia reproduksi pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan bukan pasien rawat inap. Uji coba pengumpulan data dilakukan selama 1 bulan (19 juli-agustus 2004) dengan jumlah responden 2.985 perempuan.
Hasil uji-coba menunjukan bahwa dari variable social ekonomi yang terkait dengan Angka Kematian Ibu, pengunjung rumah sakit dan pengunjung puskesmas Serang Kota cenderung berasal dari kelompok masyarakat dengan tingkat social-ekonomi yang lebih tinggi dibanding masyarakat kebanyakan di Provinsi Banten. Namun demikian, pengunjung perempuan usia reproduksi di empat puskesmas yang lain ternyata dari tingkat social ekonomi sebanding dengan masyarakat kebanyakan di provinsi banten. Hasi uji coba menyimpulkan bahwa puskesmas-puskesmas di kabupaten Serang dan Kabupaten Padeglang amat potensial sebagai tempat pengambilan sampel survey perempuan usia reproduksi untuk mendapatkan data kelangsungan hidup saudara perempuan, tidak saja pengunjung yang mewakili masyarakat kebanyakan, tetapi juga jumlah pengunjung yang relatif banyak dan rendahnya angka penolakan pengunjung untuk berpartisipasi dalam survei.
Fokus penelitian IMMPACT bukan hanya di fasilitas kesehatan melainkan juga di masyarakat. Untuk mendapatkan mekanisme pelaporan dan pencacatan kematian yang lebih baik, IMMPACT melalui Dra. Evi Martha, M.kes. melaporkan hasil penelitian kualitatif tentang faktor penghambat dan pemudah pelaporan kem,atian oleh masyarakat di Desa Sentul,kecamatan kragilan, kabupaten serang dan desa bulagor,kecamatan pagelaran, kabupaten pandeglang hasil penilitian menunjukan bahwa selama ini anggota masyarakat umumnya sudah melaporkan kematian yang terjadi dikeluarganya,namun tidak konsisten kepada siapa dengan cara bagaimana kematian tersebut dilaporkan. Pihak yang menerima laporan kematian bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, mulai dari penjaga mesjid, kader, bidan, kedua RT, dukun bayi, dan tokoh masyarakat sampai ke desa. Mereka yang menerima laporan kewmatian ini ternyata tidak melaukan pencacatan tertulis secara sistematis.alasan mendapat bantuan, diumumkan ke anggota masyarakat yang lain dan untuk mendapatkan surat keterangan. Sebagian besar masyrakat ternyata melaporkan kematian ke mesjid. Ketidaktahuan dan kekurangan pedulian masyrakat dan petugas merupakan penghambat. Sedangkan kebiasaan melapor kematian merupakan peluang untuk melaporkan kematian oleh masyrakat.
IMMPACT melaui dr. Asri Adisassmita, MPH, ph.D menyajikan kemungkinan data nyaris mati dan kebutuhan obstetrik yang tidak terpenuhi untuk penyelamata n ibu situasi gawat obstetrik dan tindakan besar obstetrik merupakan peristiwa-peristiwa yang dekat dengan kematian ibu .ibu nyaris mati diartikan sebagai ibu dengan komplikasi obstetrik yang mengancam jiwa yang berhasil hidup karena faktor kebetulan atau karena perawatan yang baik.dari frekuensi kejadian.jumlah nyaris mati lebih banyak dibanding dengan kematian sehingga nyaris mati berpotensi digunakan sebagai indikator. Namun masalah yang masih dihadapi adalah pengembangan kriteria yang cocok untuk menentukan apakah seseorang ibu dengan komplikasi obstetrik yang bagaimana layak untuk dimasukkan dalam kategori nyaris mati.dalam konteks yang setempat, kriteria nyaris mati sementara ini dikembangkan melalui data yang ada dan diskusi panel ahli dalam rumah sakit yang bersangkutan.
Sedangkan konsep unmeet obstetric need merujuk kepada satu situasi komplikasi obstetrik tetapi tidak mendapatkan pelayanan tindakan besar obstetrick.jadi unmeet obstetric need menunjukan suatu kesenjangan antara kebutuhan tindakan pelayanan di satu pihak dan tindakan pelayanan di pihak yang lain.
Salah satu upaya menangani kematian ibu hamil, departemen kesehatan republik indonesia bekerjasama dengan WHO, UNICEF, dan UNDP. Sejak tahun 1990-1991 melaksanakna kegiatan yang dikenal sebagai program safemotherhood. Dalam kegiatan tersebit dilakukan intervensi yang disebut 4 pilar safemotherhood:
1.Keluarga berencana
2.Pelayanan antenatal
3.Persalinan yang aman
4.Pelayanana kebidanan esensial

C.FAKTOR RESIKO TERJADINYA MASALAH KESEHATAN
Faktor-faktor resiko untuk ibu hamil diklasifikasi:
1.Faktor-faktor reproduksi
a.Usia
b.Paritas
c.Kehamilan yang tak diinginkan
2.Faktor-faktor akibat komplikasi kehamilan
a.Perdarahan pada abortus spontan
b.Kehamilan ektopik
c.Perdarahan pada trimester 3 kehamilan
d.Perdarahan postpartum
e.Infeksi pada saat nifas
f.Gestosis
g.Distosia
h.Abortus propokatus
3. Faktor-faktor pelayanan kesehatan
a.Kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan maternal
b.Asuhan medis yang kurang baik
c.Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obatan esensial
4.Faktor-faktor sosial budaya
a.Kemisikinan sehinnga tidak mampu membayar pelayanan yang baik
b.Ketidaktahuan
c.Kesuliatan transportasi
d.Status wanita yang rendah dan mersa rendah diri
e.Pantang makan tertentu saat hamil

Faktor-faktor resiko untuk balita adalah:
1.Peranan nutrisi yang kurang sehat karena :
a.Kemisikinan
b.Ketidak tahuan
2.Perilaku tidak sehat misalnya:
a.Tempat dan bahan permainan yang kotor dan berbahaya contoh:
1)Mandi di sungai yang kotor
2)Bermain diatas tanah tanpa alas kaki serta bermain tanah kotor atau bermain ditempat yang kotor
3)bahan permainan yang tajam atau berbahaya, miisalnya permainan kendaraan, kapal mainan, dan lain-lain secara tradisional dengan bahan yang tajam
4)bermain tanpa memperhatikan waktu dan kondisi udara yang panas terik.
5)membeli makanan dan kue dijalanan yang tidak higinis dan mengandung bahan berbahaya dan beracun, (B-3)seperti dawet dan air mentah, minuman dengan pewarna yang mengandung bahan berbahaya dan lain-lain
b.Membersihkan gigi tidak memperdulikan waktu dan cara bersikat gigi yang benar.

0 Demografi

Jumat, 21 Januari 2011
Latar Belakang

Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ’Demos’ adalah rakyat atau penduduk dan ’Grafein’ adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan atau karangan mengenai penduduk. Istilah ini pertama kali dipakai untuk pertama kalinya oleh Achille Guilard dalam karangannya yang berjudul ’Elements de Statistique Humaine on Demographic Compares’ pada tahun 1885. Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Stuktur penduduk meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Stuktur ini berubah-ubah yang disebabkan oleh proses demografi yaitu kelahiran, kematian dan migarsi. Ketiga faktor ini disebut dengan komponen pertumbuhan penduduk. Selain ketiga faktor tersebut struktur penduduk ditentukan juga oleh faktor yang lain misal perkawinan, perceraian. Perubahan stuktur yaitu perubahan dalam jumlah maupun komposisi akan memberikan pengaruh sosial, ekonomi dan politis terhadap penduduk yang tinggal disuatu wilayah. Untuk mendapatkan data jumlah penduduk suatu negara atau daerah dibuat sistem pengumpulan data penduduk, yaitu Sensus Penduduk atau Cacah Jiwa digunakan untuk stuktur penduduk dan dilaksanakan pada waktu tertentu. Registrasi Penduduk digunakan untuk data penduduk yang dinamis dan dilaksanakan setiap saat dan Survei Penduduk digunakan untuk data khusus mengenai karakteristik penduduk dan dilaksanakan oleh instansi tertentu. Para ahli kependudukan memperkirakan penduduk dunia sekitar 250 juta pada saat lahirnya Nabi Isa. Sedangkan kapan manusia mendiami bumi ini, diperkirakan sejak 2 juta tahun yang lalu. Penduduk dunia berkembang secara lambat sampai pertengahan abad ke-17. Pada sekitar tahun 1665 penduduk dunia kemudian menjadi 2 kali lipat dalam jangka waktu 200 tahun yaitu pada tahun 1850. Dalam jangka waktu 80 tahun kemudian penduduk dunia menjadi 2 kali lipat lagi, yaitu pada tahuun 1930. Sedangkan untuk mencapai 4 milyar kemudian, hanya diperlukan waktu 45 tahun. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat ini dapat dimengerti apabila kiita melihat adanya penemuan Penicilin pada tahun 1930 dan program kesehatan masyarakat yang makin meningkat sejak tahun 1960-an. Dengan perkembangan teknologi obat-obatan maka angka kematian menurun sedangkan angka kelahiran masih tetap tinggi sehingga membuat selisih antara kedua angka tersebut semakin besar. Dengan kata lain pertumbuhan penduduk makin cepat.

Tujuan

Ketiga komponen demografi / variabel demografi, bermacam-macam karakteristik penduduk, dan gejala-gejala yang saling berhubungan dalam masyarakat tersebut dipakai oleh para ahli demografi untuk empat tujuan pokok :
1. mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

Peralatan dan Analisis Demografi

Jumlah
Sering digunakan dalam analisis demografi. Misalnya, menurut hasil sementara Sensus Penduduk 2000, penduduk Indonesia pada tahun 2000 adalah 203,5 juta orang.

Rasio
Rasio menyatakan suatu jumlah dalam perbandingan terhadap jumlah lainnya. Dengan kata lain merupakan perbandingan antara dua bilangan (a/b) dan dapat dinyatakan dalam persepuluh, perseratus, atau perseribu. Misalnya, rasio jenis kelamin adalah perbandingan/imbangan antara jumlah penduduk laki-laki dan penduduk perempuan di suatu wilayah pada suatu waktu tertentu.

Rate/Angka/Tingkat
Yaitu Jumlah peristiwa/kejadian dibanding dengan jumlah penduduk yang mengandung risiko peristiwa tersebut, angka ini merupakan suatu bentuk khusus dari rasio. Misalnya Angka kelahiran pada tahun 1980 adalah 35 kelahiran hidup per 1000 penduduk Indonesia. Angka ini memberikan gambaran umum tentang keadaan peristiwa demografis (kelahiran) yang terjadi pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan peristiwa demografis, diperlukan dua angka dari wilayah yang sama tetapi waktunya berlainan (Misalnya, Angka Kelahiran Indonesia tahun 1971 adalah 44 per 1000 dan tahun 1980 adalah 35 per 1000).

Ada 2 (dua) macam angka yaitu:

1. Angka Kasar
Angka Kasar adalah angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa demografis penduduk total, termasuk penduduk yang tidak menanggung risiko peristiwa demografi tersebut. Misalnya Angka Kelahiran Kasar (CBR = Crude Birth Rate).

2. Angka Spesifik
Angka Spesifik adalah angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa demografis penduduk yang menanggung risiko peristiwa demografi tersebut. Misalnya Angka Fertilitas menurut Umur (ASFR = Age Specific Fertility Rate).

Proporsi
Proporsi menyatakan suatu perbandingan antara dua bilangan, dimana pembilangnya merupakan bagian dari penyebut ( a/(a+b) ). Apabila proporsi dinyatakan dalam perseratus, dikenal dengan nama persen.

Konstanta
Konstanta merupakan bilangan tetap, misalnya 100.000, atau 10.000. Dalam rumus dinyatakan dengan “k”. Jika “k” ini dikalikan dengan angka, rasio , atau proporsi, maka akan memperoleh hasil yang lebih jelas maknanya.

Kohor
Kohor adalah sekelompok orang yang mulai menjalani peristiwa demografi bersama-sama. Contoh: kohor kelahiran yaitu sekelompok orang yang lahir pada tahun yang bersamaan. Ukuran kohor adalah ukuran untuk menghitung peristiwa demografi untuk suatu kohor tertentu.

Ukuran
Suatu ukuran mengenai peristiwa yang terjadi dari sebagian maupun keseluruhan penduduk selama satu periode tertentu. Misalnya, Angka Kematian Bayi di Indonesia dalam periode 1999-2000.

0 my lyrics

Lirik Lagu Enda Ungu – Maafkan Aku :
intro :
Tak bisa kulupa.. saat-saat indah bersama mu..
Semua cerita.. mungkin kini hanya tinggal kenangan..
Ku harus pergi.. meninggalkanmu di dalam sepiku..
Bukan inginku.. tuk menyakiti perasaanmu..
Maafkan aku..
intro :
Maafkan aku.. yang tak bisa menunggu hatimu..
Lupakan saja.. diriku untuk selama-lamanya..
Kuharus pergi.. meninggalkanmu di dalam sepiku..
Bukan inginku.. tuk menyakiti perasaanmu..
Maafkan aku..
Reff :
Tidurlah sayangku..
Mentari tlah menunggu..
Sambutlah pagi nanti..
Dengan hati tersenyum..
Bermimpilah cinta..
Dengan segenap rasa..
Kini tibalah saatnya.. kita harus berpisah..
Melodi :
Reff :
Tidurlah sayangku..
Mentari tlah menunggu..
Sambutlah pagi nanti..
Dengan hati tersenyum..
Bermimpilah cinta..
Dengan segenap rasa..
Kini tibalah saatnya.. kita harus berpisah..
Maafkanlah aku.. yang tak bisa menunggu..
Lupakan saja diriku.. untuk selama-lamanya..
aa.. haaa.. aaa.. huuuu…

Lirik Lagu Nano Band – Sebatas Mimpi
Saat pertama
Ku dekati dirimu
Menuruti semua inginmu
Dan tiba waktumu
‘tuk beri jawaban
Ternyata kau anggap aku
Hanya teman
Reff:
Bawalah aku ke dalam mimpimu
Aku tak ‘kan kecewakan kamu
Walaupun itu semua
Hanya sebatas mimpi
Jadikan aku kekasih hatimu
Aku menginginkan kamu
Sungguh-sungguh merasa
Ku jatuh cinta
Telah berbagai cara
‘tuk dapatkan hatimu
Tetap saja kau anggap aku
Hanya teman
Back to Reff:

0 kata-kata mutiara

kata kata mutiara
Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.




Dalam hidup, terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia



Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerna kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.



Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.



Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum. Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.



Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia, cukup cobaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi

manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu positif terhadap kehidupan.




Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya.



Hari ini bila ia datang, jangan biarkan ia berlalu pergi. Esok kalau ia masih bertandang, jangan harap ia akan datang kembali



Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.



Agama menjadi sendi hidup, pengaruh menjadi penjaganya. Kalau tidak bersendi, runtuhlah hidup dan kalau tidak berpenjaga, binasalah hayat. Orang yang terhormat itu kehormatannya sendiri melarangnya berbuat jahat. -Pepatah Arab



Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.




Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.



Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan. Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.





Tentang Waktu


* Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.

* Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi.

* Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.

* Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.


* Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan.

* Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.

* Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.

* Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa berarti.

* Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.

* Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju surga.




Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR. Teman yang paling akrab adalah AMAL. Pengawal pribadi yang paling waspada DIAM. Bahasa yang paling manis SENYUM. Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK.




Wanita yang cantik tanpa pribadi yang mulia, umpama kaca mata yang bersinar-bersinar, tetapi tidak melihat apa-apa



Jangan sekali-kali kita meremehkan sesuatu perbuatan baik walaupun hanya sekadar senyuman.



Anda bukan apa yang anda fikirkan tentang anda, tetapi apa yang anda fikirkan itulah anda



Hidup tak selalunya indah tapi yang indah itu tetap hidup dalam kenangan.



Hidup memerlukan pengorbananan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.



Kekayaan bukanlah satu dosa dan kecantikan bukanlah satu kesalahan. Oleh itu jika anda memiliki kedua-duanya janganlah anda lupa pada Yang Maha Berkuasa.




Sampan tidak akan dapat belayar di padang pasir betapa pun jua empuknya pasir itu -Pepatah Arab



Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah. - Lao Tze



Kalaulah anda tidak mampu untuk menggembirakan orang lain, janganlah pula anda menambah dukanya.



Gantungkan azam dan semangatmu setinggi bintang di langit dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan




Saya percaya, esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini, tetapi hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok.

asal>>>
Diposkan oleh Wahyudi K Nugroho di 00.49

0 asuhan kehamilan " KUNJUNGAN AWAL"

Kunjungan Awal
Definisi:
Pada setiap bidang khusus yang dipakai para spesialis untuk menyampaikan informasi penting kepada satu sama lain dalam menjelaskan hubungan antara wanita dan kehamilannya.

A. Tujuan Kunjungan
1. Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat.
2. Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah,urinalisis, nilai darah, serta pertumbuhan dan perkembangan janin dapat digunakan sebagai standar pembanding sesuai kemajuan kehamilan
3. Mengidentifikasikan faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detil kebidanan masa lalu dan sekarang.
4. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini,proses persalinan, serta masa nifas.
5. Menganjurkan adanya pemeliharaan kesehatan masarakat dalam upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan bayinya.
6. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam asuhan
7. Mendiskusikan filosofi klinis perawatan
8. Memperoleh rujukan konseling genetik.
9. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
10. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
11. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.

B. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil
1. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat kehamilan.
a. Sosial
1). Kumpulan keluarga
Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat lahir, orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap “keluarga”, dan individu yang dapat diandalkan dalam memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia hamil.
2). Situasi tempat tinggal
Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, daan jika diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber penyakit.
3). Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
4). Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silicon, talek, pelarut, dan logam berat, semua ini berpotensi membahayakan.
5). Pilihan agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
6). Hewan peliharaan
Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien. Hewan peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan.
7). Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan
Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan. Pada saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian , kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak.
8). Sumber stress
Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga lain.pertanyaan, “ apakah sumber utama stress anda saat ini?” akan memb antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan kehamilan klien.
9). Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan
Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan :
a). Merokok
Kebanyakan wanita mengetahui bahwa mereka tidak boleh merokok pada masa kehamilan meskipun mereka tidak mengetahui bahaya yang sebenarnya. Wanita yang merokok pada masa kehamilan pertama dan melahirkan bayi sehat mungkin tidak percaya bahwa merokok membawa resiko.
b). Alkohol
Masalah signifikan yang ditimbulkan oleh anak-anak yang mengalami sindrom alcohol janin dan ganguan perkembangan saraf terkait-alkohol membuat klinis wajib menanyakan asupan alcohol dan mengingatkan wanita efek potensial alcohol jangka panging pada bayi yang dikandungnya.
c). Obat terlarang dan obat rekreasional
Mengidentifikasi penggunaanobat pada masa hamil sangat penting, paling tidak untuk tiga alasan berikut : membantu wanita yang inin berhenti merokok, mengidentifikasi janin dan bayi beresiko, dan mengidentifikasi janin dan bayi berisiko, dan mengidentifikasi wnita beresiko terinfeksi HIV. Wanita yang menggunakan obat-obatan tidak akan tertolong, kecuali mereka diidentifikasi sejak awal. Identifikasi pemakaian obat dan alcohol pada wanita hamil dapat mengubah hidup mereaka, hal ini berarti member suatu kehidupan yang utuh bagi ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan perkembangan, retadasi, atau bahkan kematian.
10). Keamanan
Tanyakan klien apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling, pelindung dan apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga, jika ia melakukan kegiatan tersebut anjurkan pada klien untuk selalu menjaga keselamatan dirinya dan mengurangi kegiatan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan si janin
b. Riwayat Kebidanan
1). Riwayat menstruasi
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery- EDD) yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.
Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan. Jika menstruasi lebih pendek atau lebih panging daripada normal, kemungkinan wanita tersebut telah hamil saat terjadi pendarahan. Dan tentang haid meliputi :menrache, haid teratur atau tidak dan sikulus, lamanya haid, banyaknya darah, sifatnya darah( cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya), serta haid nyeri atau tidak dan kapan haid terakhir.
2). Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu,
Kehamilan:
Adakah ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum.
Persalinan:
Spontan atau buatan, a’terme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter).
Nifas:
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
Anak:
Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan
sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir.
3). Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu “menangalli kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami disebut “withdrawal bleed”. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang. Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak. Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu. Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septic pada pertengahan trimester. Riwayat pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan ektopik. Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan.
4). Riwayat obstetri
Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik.
Adakah riwayat kehamilan atau persalinan atau abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup.
Ada atau tidaknya masalah-masalah pada kehamilan atau persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat. Riwayat kehamilan, persalinan , nifas pada kehamilan yang telah lalu,Riwayat hasil kehamilan , jumlah anak , usia dan gender, menentukan status kehamilan sekarang.
5). Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami. Apabila penderita pernah diperiksa oleh dokter lain, tanyakan juga hasil- hasil pemeriksaan dan pendapat dokter itu. Tidak jarang wanita di Indonesia pernah memeriksakan dirinya diluar negri, dan membawa pulang hasil- hasil pemeriksaan. Dan tanyakan apa pasien biasa mengalami keputihan atau amnorhea dll.
6). Riwayat seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk :
a). Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual
b). Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos
c). Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual
d). Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional.
c. Riwayat Keluarga
Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik. Informasi ini juga dapat mengidentifikasi latar belakang rasa tau etnik yang diperlukan untuk melakukan pendekatan berdasarkan pertimbangan budaya atau untuk mengetahui penyakit organic yang memiliki komponen herediter.
Tenaga kesehatan juga harus menentukan apakah :
1). Terdapat riwayat penyakit psikiatri (termasuk depresi) atau penyalahgunaan obat dan alcohol.
2). Ibu atau saudara perempuan klien pernah mengalami pre-eklampsia.
3). Ibu klien mengonsumsi DES saat klien berada dalam kandungan.
a). Latar belakang etnis
Ras, etnis dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skring genetik.
b). Kepekaan budaya
Kepekaan budaya dimulai dari hati tenaga kesehatan yang mudah-mudahan menghargai kebiasaan, perspektif, dan pendekatan kehidupan wanita dengan tradisi yang berbeda-beda.
c). Dukungan dari keluarga
Kehamilan yang direncanakan atau tidak
d. Penyakit
1). Penyakit Organik
Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone).
2). Human Papilloma Virus (HPV)
Adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal. Kutil ini biasanya ditemukan di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna. Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu dengan mengoleskan salep teratogenik. Terapi laser yang digunakan pada wanita tidak hamil dapat menyebabkan perdarahan hebat pada wanita hamil, untuk itu menanganan yang cepat dapat menghilangkan resiko kanker serviks walaupun kutil tersebut mungkin tumbuh dari suatu kutil kecil yang dengan mudah mudah disingkirkan oleh kepala bayi yang keluar saat proses persalinan.
3). Penyakit Radang Panggul
Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat(Oregon health division, 1995). Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus.
4). Penyakit yang Menyertai Kehamilan
a). Kehamilan disertai penyakit jantung
Kehamilan yang desertai penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang niormal dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan system jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya hamil sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah dan terjadi perubahan dari kerja jantung. Bagaimana gejala penyakit jantung yang menyertai kehamilan? Penyakit jantung bersamaan dengan kehamilan mungkun dijumpai secara kebetulan. Keluhan utama yang dikemukakan :
- Cepat merasa lelah
- Jantung nya berdebar-debar
- Sesak nafas apalagi disertai terjadi sianosis(kebiruan)
- Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
- Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.
b). Hipertensi
Yang dimaksud hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensinyang telah ada atau sebelumnya kehamilan. Apabila dalam kehamilan disertai dengan protenuria dan udem maka disebut pre-eklampsia yang tidak murni atau superimposed pre-ek-lampsia. Penyebab utama hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi esensial dan penyakit ginjal.
c). Penyakit paru-paru dan kehamilan
Sikap bidan dalam mengahadapi kehamilan dengan penyakit tuberculosis paru sebaiknya adalah melakukan konsultasi ke dokter untuk memastikan penyakitnya. Pada penyakit batuk menahun/ tuberculosis yang tenang bidan dapat melanjutkan pengawasan hamil sampai persalinan setempat, sedangkan pada penyakit asma pada kehamilan, kadang- kadang bertambah berat atau malah berkurang dalam batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan.
Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gannguan genetic. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan drah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit; kelenjar tiroid; jantung; paru; payudara; ekstremitas; dan abdomen, serta pemeriksaan pelvis.
1. Tinggi Badan
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gannguan genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.
2. Berat Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat.
3. Tekanan Darah
Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Pada kehamilan normal, TD sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi ini menetap sepanjang trimester kedua dan kemudian mulai kembali ke TD sebelum hamil. Seluruh tekanan darah pada wanita hamil harus diukur pada posisi duduk. Pengukuran harus dilakukan pada lengan yang sama terutama lengan kanan untuk memperoleh hasil pengukuran yang konsisten. Wanita yang tekanan darahnya sedikit meningkat di awal pertengahan kehamilan mungkin mengalami hipertensi kronis atau, jika wanita tersebut adalah nulipara dengan sistolik lebih dari 120 mmHg, ia berisiko mengalami preeklampsia.
4. Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut naadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan hiperrefleksia yang menyertai.
5. Refleks
Terutama reflex lutut. Reflex lutut negative pada hypovitaminose dan penyakit urat saraf.
6. Pemeriksaan Kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang merupakan tanda sifilis. Jaringat parut menunjukkan pernah dilakukan prosedur bedah atau, pada kasus yang jarang, menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik.
7. Pemeriksaan kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme sulit dideteksi selama masa hamil karena banyak gejala hipotiroidisme, yakni keletihan, penambahan berat, dan kostipasi, yang menyerupai gejala-gejala kehamilan.
8. Pemeriksaan Paru
Pemerikasaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, napas dangkal, napas cepat, pernapasan yang tidak teratur, mengi, batuk, dan dispnea. Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia.
9. Pemeriksaan Jantung
Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi dari pada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi ibu ketika darah keluara saat melahirkan. Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil yang asimptomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggap ringan. Apabila murmur sistolik lebih dari 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup.
10. Pemeriksaan Payudara
Payudara harus diperiksa umtuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes “protaklitas” harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik.
a. Putting Susu yang Datar dan Inversi
“Breast Shell”, alat yang digunakan untuk menarik puting susu yang melesak kedalam, mulai digunakan pada minggu ke-28 kehamilan. Wanita yang memiliki payudara besar hampir selalu memiliki puting susu datar dan hal ini disebabkan berat payudara tersebut. Breast shell untuk putting susu yang datar tidak perlu digunakan pada periode prenatal.
b. Agenesis Mamaria
Salah satu kondisi yang menghalangi proses menyusui ialah agenesis mamaria, yaitu tidak adanya jaringan payudara. Pada pemriksaan awal, wanita yang mengalami agenesis mamaria disebut “dada rata”. Palpasi dan pemeriksaan yang saksama akan membantu menegakkkan diagnosis. Wanita yang mengalami agenesis mamaria akan menghasilkan ssejumlah kecil kolostrum dan air susu, tetapi jumlah tersebut tidak akan cukup untuk menyusui bayi.
c. Augmentasi dan Reduksi Payudara
Wanita yang menjalani reduksi payudara atau pembedahan augmentasi payudara akan mengalami masalah menyusui. Prosedur pembedahan reduksi payudara terdahulu dilakukan melalui penanaman kembali putting sehingga secra anatomi putting tampak pas. Sayangnya, saraf yang menuju ke areola dan putting sering terpotong sehingga mengganggu pengiriman pesan dari payudara keotak. Wanita yang pernah menjalani pembedahan semacam ini memprosuksi kolostrum dan air susu dalam jumlah yang biasanya tidak mencukupi. Penambahan berat badan bayi harus dipantau ketat. Kemungkinan pemberian makanan tambahan diperlukan untuk dipadukan dengan menyusui.
d. Metode Menyusui dan Pemeriksaan Payudara
Saat melakukan pemeriksaan payudara, klinisi memiliki kesempatan untuk menanyakan apakah wanita berencana menyusui bayinya. Hanya jika ibu mengonsumsi makanan yang bergizi, air susu, dianggap makanan yang paling baik bagi bayi. Beberapa wanita merasa tidak nyaman jika harus menyusui karena mereka menganggap menyusui adalah kegiatan yang membuat mereka merasa malu, nyeri, repot, dan menghabiskan energi serta waktu. Sedangkan wanita yang lain tidak ingin kehidupannya terkait karena keberadaan bayi atau menganggap pasangannya akan tidak berpartisipasi dalam perawatan bayi. Apabila klien pernah gagal menyusui, alasan keengganannya untuk kembali mencoba menyusui lebih mudah dipahami. Kegagalan tersebut mungkin berhubungan dengan kurangnya dukungan dan bantuan yang ia dapatkan perawatan.
e. Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan abdomen di pertengan awal kehamilan harus dilakukan secara menyeluruh jika kondisi uterus yang membesar memungkinkan. Evaluasi adanya nyeri tekan, massa, hernia, pembesaran hati, dan kelenjar getah bening. Seiring kemajuan kehamilan, semakin sulit meraba organ lain seklain uterus. Perhatian khusus pada abdomen wanita hamil meliputi denyut jantung janin, tinggi fundus, dan presentasi janin.
11. Denyut Jantung Janin
Mendengarkan denyut jantung janin (DJJ) adalah bagian perawatan prenatal yang penting ketika usia gestasi klien mencapai 10 minggu. Usia ini kurang lebih merupakan saat DJJ dapat didengar dengan dopler. Agar denyut jantung bayi dapat didengar , tekan sedikit alat tersebut di atas simfisis pubis. Kemudian perlahan sejauh 360 derajat sampai denyut terdengar. Jika anda tidak mendengar apa- apa, gerakkan alat tersebut 1cm ke atas mendekati umbilikus sampai alat tepat dipertengahan antara simfisis dan umbilikus.
12. Pemeriksaan kebidanan ( status obsstetricus)
a. Dibagi dalam
1). Inspeksi (periksa pandang)
Muka:
Adakah chloasama gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah oedema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi.
Leher:
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa membengkak.
Dada: Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu, dan gelanggang susu, keadaan putting susu,adakah colostrums
Perut :
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites misalnya membesar kesamping), keadaan pusat, pigmentasi di lenea alba, Nampakkah gerakan anak atau striae gravidarum atau bekas luka.
Vulva :
Keadaan perenium, carilah varices, tanda Chadwick, condylomata, flour.
Anggota bawah :
Cari varices, oedema, luka cicatrix pada lipat paha.
Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu, dan gelanggang susu, keadaan putting susu, adakah colostrums
Perut:
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites misalnya membesar kesamping), keadaan pusat, pigmentasi di lenea alba, Nampakkah gerakan anak atau striae gravidarum atau bekas luka.
Vulva:
Ada oedema dan varises atau tidak
2). Palpasi (periksa raba)
Maksudnya periksa raba ialah untuk menentukan :
a). Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan.
b). Menentukan letaknya anak dalam rahim.
Selain dari pada itu selalu juga harus diraba apakah ada tumor-tumor lain dalam rongga perut, kista, myoma, limpa yang membesar.
c). Cara melakukan palpasi ialah menurut leopodl yang terdiri atas 4 bagian :
Leopold I
- Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kea rah muka penderita
- Rahim dibawa ke tengah
- Tingginya fundus uteri ditentukan.
- Tentukan bagiian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong. Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri.
Leopold II
- Kedua tangan pindah ke samping
- Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak yang memberikan rintanggan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang member rintangan yang terbesar.
- Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang.
Leopold III
- Dipergunakan satu tangan saja
- Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
- Cobalah bapakah bagian bawah masih dapat diigoyangkan. Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh Pintu atas panggul.
Leoplod IV
- Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat kea rah kaki penderita.
- Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
- Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam ronggga panggul.
- Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari krpala yang masih teraba dari luar.
Jadi, Leopold IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
3). Aukultasi (periksa dengar)
Dilakukan dengan stetoskop monoaural tetapi dapat juga dipergunakan stetoskop kepala atau dengan deptone. Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi berasal :
a). Gerak anak :
Bunyi jantung anak
Bising tali pusat
Gerakan anak
b). Dari ibu :
Bising rahim
Bunyi aorta
Bising usus
c). Bunyi jantung anak
Baru dapat didengar pada akhir bulan ke 5, walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah didengar pada akhir bulan 3.
Frekuensi lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120- 140 / menit.
Karena badan anak dalam kyphode dan didepan dada terdapat lengan anak maka B.J paling jelas terdengar di fihak punggung anak dekat pada kepala. Pada prentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan dibawah pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J harus dicari garis tengah diatas sympysis.
13. Tinggi Fundus
Pemeriksaan abdomen meliputi pengkajian subjektif ukuran uterus pada trimester pertama kehamilan, menghubungkan fundus uterus dengan umbilikus pada trimester kedua, dan mengukur tinggi fundus pada trimester terakhir dengan menggunakan meteran. Pada trimester pertama, ukuran uterus pada minggu ke-8 yang sesuai ialah sebesar bola tenis, sebesar buah jeruk pada minggu ke-10, dan sebesar buah anggur pada mingggu ke-12. Pada trimester kedua puncak uterus harus 3 – 4 lebar jari (fingerbreadths(FB)) di bawah umbilikus pada minggu ke-16; 1 – 2 FB di bawah umbilikus pada minggu ke-18; diumbilikus pada minggu ke-20;1 – 2 FB di atas umbilikus pada minggu ke 22; dan 3 – 4 FB di atasn umbilikus pada minggun ke- 24.
14. Presentasi
Pemeriksaan abdomen untuk menentukan presentasi janin harus dimulai pada minggu ke28 gestasi. Jika anda tidak yakin dengan presentasi janin diakhir kehamilan, pemeriksaan vagina dapt membantu. Jika garis sutura kepala janin dapat diraba dengan jari, maka presentasinya adlah verteks. Namun, berhati-hatilah karena kadang-kadang lipatan bokong sering keliru dipersepsikan sebagai garis sutura. Terabanya fontanel memastikan bahwa kepala bayi telah “turun”.
15. Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas harus mencakup pengkajian refleks tendon dalam, pemeriksaan adanya edema tungkai dan vena varikosa, dan pemeriksaan ukuran tangan dan kaki, bentuk, serta letak jari tangan dan jari kaki. Kelainan menunjukkan kelainan genetik.
16. Pemeriksaan pelvis
Bagian terakhir pemeriksaan fisik adlah pemeriksaan pelvis. Pertama jelaskan kepada klien bahwa pemeriksaan ini terdiri dari tiga bagian: inspeksi area genital, insersi speculum, dan pemeriksaan uterus serta ovarium dengan memasukkan dua jari kedalam vagina, seangkan tangan lain berada diatas abdomen klien.
a. Genetalia Eksterna
Pemeriksaan genetalia dilakukan dengan mencari adanya lesi, eritema, perubahan warna, pembengkakan, ekskoriasi, dan memar. Pemeriksaan menyeluruh biasanya dilakukan dengan memisah labia mayora, dari minora dan dengan perlahan menarik ujung klitoris, kemudian periksa dengan cermat adanya lesi yang kemungkinan menunjukkan sifilis atau herpes.
b. Vagina dan Serviks
Setelah genetalia eksterna diperiksa, masukkan spekulum. Spekulum ini harus basah tetapi bebas lubrikan. Setelah spekulum dimasukkan, bersihkaan lendir sehingga serviks dapat terlihat.
17. Mengambil Spesimen
Pap Smear
Tes pap smear yang biksaik jika specimen yang diperoleh adekuat untuk diinterpretasi. Spesimen yang optimal untuk interpretasi pap smear ialah spesimen yang diperoleh dalam kondisi hubungan seksual dan douching vagina tidak dilakukan selama 24 jam sebelum dilakukan tes. Sampel pap smear diperoleh baik secara eksoserviks maupun endoserviks.
18. Pemeriksaan Uterus Bimanual
Apabila serviks dan dinding vagina telah diobservasi dan spesimen telah diambil, pemeriksaan bimanual dilakukan untuk memperkirakan ukuran uterus, memperkirakan panjang dandilatasi serviks. Jika panjang serviks 1cm atau kurang, wanita tersebut beresiko mengalami PTL. Ia juga beresiko mengalami PTL jika serviks berdilatasi sebelum minggu ke 28 atau jika dilatasinya pada minggu ke28 dan ke34 lebih dari 2cm.
19. Pelvimetri Klinis
Beberapa klinisi melakukan evaluasi tulang pelvis ssetelah pemeriksaan bimanual. Prosedur ini jarang dilakukan di Negara-negara maju karena di wilayah ini nutria cukup baik dan jenis penyakit cenderung tidak mempengaruhi tulang- tulang pelvis. Suatu “percobaan persalinan” hampir selalu menunjukkkan bahwa pengukuran pelvis tidak terlalu dibutuhkan kecuali jika ada deformitas yang nyata atau pernah terjdi fraktur pelvis/ pembedahan. Salah satu keuntungan pelvimetri klinis adalah bahwa prosedur ini member kesempatan untuk meyakinkan wanita bahwa ia mampu melahirkan pervaginam.

0 POSYANDU

Kamis, 20 Januari 2011
Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana

Tujuan penyelenggara Posyandu…
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Pengelola Posyandu.
1. Penanggungjawab umum : Kades/Lurah
2. Penggungjawab operasional : Tokoh Masyarakat
3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK
4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan/desa
5. Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes (Puskesmas).

Kegiatan Pokok Posyandu :
1. KIA
2. KB
3. lmunisasi.
4. Gizi.
5. Penggulangan Diare.

Pembentukan Posyandu.
a. Langkah – langkah pembentukan :
1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .
3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu
4) Pemilihan kader Posyandu.
5) Pelatihan kader Posyandu.
6) Pembinaan.

b. Kriteria pembentukan Pos syandu.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.
c. Kriteria kader Posyandu :
1) Dapat membaca dan menulis.
2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.
4) Mempunyai waktu yang cukup.
5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.
6) Berpenampilan ramah dan simpatik.
7) Diterima masyarakat setempat.
d. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.
1. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
Meja V : Pelayanan KB & Kes :
•Imunisasi
•Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan Februari dan Agustus.
•Pembagian pil atau kondom
•Pengobatan ringan.
•Kosultasi KB-Kesehatan

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).
2. Sasaran Posyandu :
•Bayi/Balita.
•Ibu hamil/ibu menyusui.
•WUS dan PUS.
a. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan ibu dan anak :
•Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
•Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus)
•PMT
•Imunisasi.
•Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

1) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
2) Pemberian Oralit dan pengobatan.
3) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS baita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
1 ) D / S : baik/kurangnya peran serta masyarakat

2) N / D : Berhasil tidaknyaProgram posyandu

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat clan Petugas KB)
f. Dana.
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)
Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. OLeh sebab itu Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas.
Mekanisme Operasional SIP :
1) Pemerintah Desa/kelurahan bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi Posyandu.
2) Pengumpul data dan informasi adalah Tim Penggerak PKK dengan menggunakan instrumen :
a. Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok Dasa Wisma (kader PKK) .
b. Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
c. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
d. Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari s/d Desember.
e. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember.
f. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.
g. Data hasil kegiatan Posyandu.

Catatan :
1. Instrumen/format SIP diatas oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan/PLKB
2. Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan bertanggungjawab dalam hal :
a. Menghimpun data dan informasi dari seluruh Posyandu yang ada dalam wilayah desa/kelurahan.
b. Menyimpulkan seluruh data dan informasi.
c. Menyusun data dan informasi sebagai bahan pertemuan ditingkat kecamatan (Rakorbang).
1. Puskesmas, PPLKB, Kaurbang mengambil data dari desa untuk dianalisis dan kemudian menjadi bahan rakor Posyandu di tingkat kecamatan.
2. Hasil analisis digunakan sebagai bahan menyusunan rencana pembinaan. Masalah-masalah yang dapat diatasi oleh Pemerintah Tingkat Kecamatan segera diambil langkah pemecahannya sedangkan yang tidak dapat dipecahkan dilaporkan ke tingkat Kabupaten/Kotamadya sebagai bahan Rakorbang Tingkat ll.

STRATA POSYANDU dikelompokkan menjadi 4 :
1. Posyandu Pratama :
• belum mantap.
• kegiatan belum rutin.
• kader terbatas.
2. Posyandu Madya :
• kegiatan lebih teratur
• Jumlah kader 5 orang
3. Posyandu Purnama :
• kegiatan sudah teratur.
• cakupan program/kegiatannya baik.
• jumlah kader 5 orang
• mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri :
• kegiatan secara terahir dan mantap
• cakupan program/kegiatan baik.
• memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah :
1. Jumlah buka Posyandu pertahun.
2. Jumlah kader yang bertugas.
3. Cakupan kegiatan.
4. Program tambahan.
5. Dana sehat/JPKM.

Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LPM sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.

PEMBINAAN KFSEJAHTERAAN KELUARGA
PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggerakan untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat dan bertujuan membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila menuju terwujudnya keluarga yang dapat menikmati keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup lahir dan bathin (keluarga sejahtera).
susunan kepengurusan PKK sebagai berikut :
• Ketua, Wakil Ketua
• Sekretaris, Wakil Sekretaris.
• Bendara Wakil Bendahara
• Ketua Pokja I dan anggota
• Ketua Pokja II dan anggota.
• Ketua Pokja III dan anggota.
• Ketua Pokja IV dan anggota.
Sebagai Ketua disemua tingkatan dijabat secara funsional oleh istri Kepala Pemerintahan Daerah setempat sampai ke tingkat Desa/Kelurahan sedangkan yang menjadi Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara clan anggota adalah dari tokoh masyarakat setempat.

Program P.K.K.
Tim Penggerak PKK memiliki 10 program pokok PKK sebagai berikut :
1. Penghayatan dan l Pengamanan Pancasila.
2. Gotong royong
3. Pangan
4. Sandang.
5. Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.
6. Pendidikan dan keterampilan
7. Kesehatan.
8. Pengembangan kehidupan berkoperasi.
9. Kelestarian lingkungan hidup.
10. Perencanaan sehat.

Program tersebut bukan urut-urutan tetapi program yang satu terkait dengan program yang lain dan setiap program dapat berkembang sesuai kemajuan perkembangan pembangunan daerah setempat sehingga 10 program pokok dapat menjadi berbagai kegiatan.
4. Sepuluh (10) program pokok PKK tertuang ke dalam 4 (empat) kelompok kerja (Pokja) yaitu :
1. Kelompok kerja I (Pokja I) membidangi :
• Penghayatan Pengamalan Pancasila
• Gotong royong.
2. Kelompok Kerja (Pokja II) membidangi
• Pendidikan dan keterampilan.
• Pengembangan kehidupan berkoperasi.
3. Kelompok Kerja (Pokja I) membidangi :
• Sandang
• Pangan
• Perumahan dan tatalaksana rumah tangga.
4. Kelompok KerjaIV (Pokja IV) membidangi :
• Kesehatan.
• Kelestarian lingkungan hidup.
• Perencanaan sehat.
Secara khusus Kelompok Kerja IV (Pokja IV) yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan posyandu bersama dengan kader PKK khusus Posyandu serta LPM. Disamping adanya Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan terdapat pula kelompok PKK didusun/lingkungan dan kelompok Dasa Wisma terdiri dari 10 s/d 20 Kepala Keluarga yang ketuanya diangkat dari salah seorang dari 10 atau 20 KK tersebut yang bertugas dalam melaksanakan dan membina kegiatan program Pokok PKK dan pengembangannya dicatat dalam 3 (tiga) buku catatan ketua Kelompok Dasa Wisma yaitu :

1. Buku catatan keluarga mencatat data keluarga secara lengkap.
2. Buku catatan kegiatan keluarga mencatat kegiatan kehidupan keluarga.
3. Buku catatan kelahiran dan kamatian bayi, ibu hamil, ibu meneteki (buteki) dan ibu nifas.

Ketiga buku catalan kelompok Dasa Wisma merupakan salah satu format SIP.

0 OBSTETRI

Rabu, 19 Januari 2011
1. Komplikasi Kehamilan
DEFINISI
A. keguguran & kelahiran mati keguguran (aborsi spontan) adalah kehilangan janin karena penyebab alami sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu. kelahiran mati (stillbirth) adalah kehilangan janin karena penyebab alami pada saat usia kehamilan mencapai lebih dari 20 minggu. seorang bayi yang lahir pada usia kehamilan berapapun dan langsung bernafas atau jantungnya berdenyut spontan, dikatakan lahir hidup. jika kemudian bayi tersebut meninggal, maka dikatakan sebagai kematian bayi baru lahir (kematian neonatus). sekitar 20-30% wanita hamil mengalami perdarahan atau kram minimal 1 kali selama 20 minggu pertama kehamilan.

sekitar separuhnya menyebabkan keguguran. sekitar 85% keguguran terjadi pada trimester pertama dan biasanya disebabkan oleh kelainan pada janin. 15% sisanya, terjadi pada minggu ke 13-20; duapertiganya terjadi akibat kelainan pada ibu dan sepertiganya penyebabnya tidak diketahui. sebelum terjadinya keguguran, wanita hamil biasanya mengalami spotting (bercak perdarahan) atau perdarahan dan keputihan dari vagina. rahimnya berkontraksi, menyebabkan kram. jika terjadi keguguran, maka perdarahan, keputihan dan kram menjadi lebih berat. pada akhirnya, sebagian atau seluruh isi rahim akan keluar. pada keguguran stadium awal, dengan usg bisa diketahui apakah bayi masih hidup. setelah keguguran, usg dan pemeriksaan lainnya digunakan untuk melihat apakah semua isi rahim telah keluar. jika seluruh isi rahim telah keluar, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. jika hanya sebagian isi rahim yang keluar,maka dilakukan kuretase untuk membersihkan rahim. jika janin telah mati tetapi tetap berada dalam rahim (missed abortion), maka janin dan plasenta harus dikeluarkan melalui kuretase. untuk missed abortion stadium lanjut, bisa digunakan obat yang menyebabkan kontraksi rahim sehingga rahim mengeluarkan isinya (misalnya oksitosin). jika perdarahan dan kram terjadi pada kehamilan 20 minggu (ancaman aborsi), maka dianjurkan untuk menjalani tirah baring. wanita tersebut tidak boleh bekerja dan tidak boleh melakukan hubungan seksual. tidak diberikan hormon karena hampir selalu tidak efektif dan bisa menyebabkan cacat bawaan, terutama pada jantung atau organ reproduksi. ancaman aborsi bisa terjadi jika leher rahim (serviks) membuka terlalu dini akibat kelemahan pada jaringan fibrosa. kadang pembukaan servikal ini bisa ditutup melalui pembedahan dengan menjahitnya, yang nanti akan dibukan sesaat sebelum persalinan. aborsi septik adalah infeksi yang sangat serius. isi rahim harus segera dikeluarkan dan infeksi harus diatasi dengan antibiotik dosis tinggi.

kehamilan ektopik
kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan) adalah suatu kehamilan dimana janin berkembang diluar rahim, yaitu di dalam tuba falopii (saluran telur), kanalis servikalis (saluran leher rahim), rongga panggul maupun rongga perut. dalam keadaan normal, sebuah sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium (indung telur) dan masuk ke dalam tuba falopii. di dalam tuba, dengan dorongan dari rambut getar yang melapisi tuba, dalam waktu beberapa hari, sel telur akan mencapai rahim. biasanya sel telur dibuahi di dalam tuba falopii tetapi tertanam di dalam rahim. jika tuba tersumbat (misalnya karena infeksi), maka sel telur akan bergerak secara lambat atau tertahan. sel telur yang telah dibuahi tidak pernah sampai ke rahim dan terjadilah kehamilan ektopik. Resiko terjadinya kehamilan ektopik meningkat pada:
- kelainan tuba falopii
- sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik
- pemakaian des (dietilstilbestrol)
- kegagalan ligasi tuba (prosedur sterilisasi, dimana dilakukan pengikatan atau pemotongan tuba).

kehamilan ektopik biasanya terjadi pada salah satu tuba falopii (kehamilan tuba). kehamilan ektopik bisa berakibat fatal dan harus segera diatasi. gejala dari kehamilan ektopik adalah spotting dan kram. gejala ini timbul karena ketika janin mati, lapisan rahim dilepaskan seperti yang terjadi pada menstruasi yang normal. jika janin mati pada stadium awal, maka tidak terjadi kerusakan tuba falopii. jika janin terus tumbuh, bisa menyebabkan robekan pada dinding tuba sehingga terjadi perdarahan. jika perdarahan terjadi secara bertahap, bisa menimbulkan nyeri dan kadang menimbulkan penekanan pada perut bagian bawah akibat penimbunan darah.

biasanya setelah sekitar 6-8 minggu, penderita tiba-tiba merasakan nyeri yang hebat di perut bagian bawah, lalu pingsan. gejala ini biasanya menunjukkan bahwa tuba telah robek dan menyebabkan perdarahan hebat ke dalam perut. kadang kehamilan ektopik sebagian terjadi di dalam tubah dan sebagian di dalam rahim. keadaan ini menyebabkan kram dan spotting. janin memiliki ruang untuk tumbuh, sehingga kehamilan ektopik biasanya baru pecah di kemudian hari, biasanya pada minggu ke 12-16. jika hasil pemeriksaan darah dan air kemih menunjukkan positif hamil tetapi rahim tidak membesar, maka diduga telah terjadi kehamilan ektopik. pada usg rahim tampak kosong dan di dalam rongga panggul atau rongga perut terlihat darah. laparoskopi digunakan untuk melihat kehamilan ektopik secara langsung.

untuk memperkuat diagnosis, dilakukan kuldosentesis, yaitu pengambilan contoh darah yang tertimbun akibat kehamilan ektopik melalui sebuah jarum yang dimasukkan lewat dinding vagina ke dalam rongga panggul. berbeda dengan darah vena atau arteri, darah ini tidak membeku. biasanya harus dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan kehamilan ektopik. pada kehamilan tuba, biasanya dibuat sayatan ke dalam tuba dan janin serta plasenta diangkat. tuba dibiarkan terbuka agar penyembuhan terjadi tanpa pembentukan jaringan parut karena jaringan parut bisa menyebabkan penderita sulit untuk hamil lagi. prosedur ini kadang dilakukan melalui suatu laparoskopi. jika terjadi kerusakan berat pada tuba dan tidak dapat diperbaiki, maka tuba harus diangkat. jika tidak terdengar denyut jantung janin, pada kehamilan tuba stadium awal bisa diberikan obat metotreksat.

B.anemia
anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pengangkut oksigen) kurang dari normal. selama hamil, volume darah bertambah sehingga penurunan konsentrasi sel darah merah dan hemoglobin yang sifatnya menengah adalah normal. selama hamil, diperlukan lebih banyak zat besi (yang diperlukan untuk menghasilkan sel darah merah) karena ibu harus memenuhi kebuhan janin dan dirinya sendiri. jenis anemia yang paling sering terjadi pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, yang biasanya disebabkan oleh tidak adekuatnya jumlah zat besi di dalam makanan.

anemia juga bisa terjadi akibat kekurangan asam folat (sejenis vitamin b yang diperlukan untuk pembuatan sel darah merah). diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah yang menentukan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin dan kadar zat besi dalam darah. anemia karena kekurangan zat besi diobati dengan tablet besi. pemberian tablet besi tidak berbahaya bagi janin tetapi biasa menyebabkan gangguan lambung dan sembelit pada ibu, terutama jika dosisnya tingggi. wanita hamil dianjurkan untuk minum tablet besi meskipun jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobinnya normal, agar yakin bahwa mereka memiliki zat besi yang cukup untuk janin dan dirinya sendiri.

anemia karena kekurangan asam folat diobati dengan tablet folat. untuk wanita hamil yang menderita anemia sel sabit, pengobatannya masih bersifat kontroversial; kadang perlu dilakukan transfusi darah.

c. inkompatibilitas rh
inkompatibilitas rh adalah suatu ketidaksesuaian rh di dalam darah ibu hamil dan darah bayinya. sebagai akibat dari inkompatibilitas rh, tubuh ibu akan membentuk antibodi terhadap sel-sel darah merah bayi. antibodi menyebabkan beberapa sel darah merah pecah dan kadang menyebabkan penyakit hemolitik (sejenis anemia) pada bayi. golongan darah ditentukan berdasarkan kepada adanya molekul-molekul pada permukaan sel darah merah. golongan darah rh terdiri dari beberapa molekul tersebut.

salah satu dari molekul tersebut adalah rh-nol-d, yang biasanya menyebabkan inkompatibilitas rh. jika sel darah merah memiliki molekul rh-nol-d, maka dikatakan rh-positif; jika tidak memiliki molekul rh-nol-d, dikatakan rh-negatif. inkompatibilitas rh terjadi jika ibu memiliki darah dengan rh-negatif dan janin memiliki rh-positif yang berasal dari ayahnya. darah janin bisa bercampur dengan darah ibu melalui plasenta (ari-ari), terutama pada akhir kehamilan dan selama persalinan. sel darah janin dianggap sebagai benda asing oleh tubuh ibunya, sehingga ibu menghasilkan antibodi untuk menghancurkannya.

kadar antibodi pada tubuh ibu terus bertambah selama kehamilan dan antibodi ini bisa melewati plasenta lalu masuk ke tubuh janin dan menghancurkan sebagian sel darah merah janin. akibatnya bisa terjadi penyakit hemolitik pada janin (eritroblastosis fetalis) atau pada bayi baru lahir (eritroblastosis neonatorum). tetap pada kehamilan pertama, anak yang dilahirkan jarang mengalami kelainan ini karena biasanya tidak terjadi kontak yang berarti antara darah janin dan darah ibu. pada setiap kehamilan berikutnya, ibu menjadi lebih sensitif terhadap darah rh-positif dan menghasilkan antibodi lebih dini. penghancuran sel darah merah pada tubuh janin bisa menyebabkan anemia dan peningkatan kadar bilirubin (limbah hasil penghancuran sel darah merah). jika kadar bilirubin ini sangat tinggi, bisa terjadi kerusakan otak.

pada pemeriksaan kehamilan biasanya dilakukan penyaringan untuk menentukan golongan darah ibu. jika ibu memiliki rh-negatif, dilakukan pemeriksaan golongan darah ayah. jika ayah memiliki rh-positif, dilakukan pengukuran kadar antibodi rh pada ibu. darah ibu dan darah bayi bisa mengadakan kontak selama persalinan sehingga tubuh ibu membentuk antibodi. karena itu sebagai tindakan pencegahan, diberikan suntikan immunoglobulin rh-nol-d kepada ibu yang darahnya memiliki rh-negatif dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi dengan rh-positif (bahkan juga setelah mengalami keguguran atau aborsi). pemberian suntikan ini menyebabkan hancurnya sel-sel dari bayi yang mungkin mensensitisasi ibu, sehingga biasanya kehamilan berikutnya tidak berbahaya. tetapi sekitar 1-2% ibu yang mendapatkan suntikan ini tetap mengalami sensitisasi, kemungkinan karena sensitisasi terjadi lebih dini.

untuk mencegah terjadinya sensitisasi dini, suntikan bisa diberikan pada kehamilan 28 minggu dan setelah persalinan. dengan mengukur kadar antibodi rh pada ibu secara periodik, bisa diambil tindakan untuk mengantisipasi gangguan pada janin. jika kadar antibodi rh terlalu tinggi, dilakukan amniosentesis (pengambilan contoh cairan ketuban untuk dianalisa). kadar bilirubin pada contoh cairan ketuban diukur. jika kadarnya terlalu tinggi, dilakukan transfusi darah pada janin. transfusi tambahan biasanya diberikan setiap 10-14 hari sampai kehamilan 32-34 minggu. setelah lahir, biasanya diberikan 1 atau beberapa kali transfusi. pada kasus yang tidak terlalu berat, transfusi biasanya baru dilakukan setelah bayi lahir.

d.abrupsio plasenta
abrupsio plasenta adalah pelepasan plasenta yang berada dalam posisi normal pada dinding rahim sebelum waktunya, yang terjadi pada saat kehamilan bukan pada saat persalinan. plasenta mungkin tidak menempel seluruhnya (kadang hanya 10-20%) atau menempel seluruhnya. penyebabnya tidak diketahui. abrupsio lebih sering ditemukan pada wanita yang menderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes atau penyakit rematik dan wanita pemakai kokain. terjadi perdarahan rahim yang berasal dari sisi tempat menempelnya plasenta.

perdarahan eksternal terjadi jika darah keluar melalui vagina, tetapi jika darah terperangkap di belakang plasenta, akan terjadi perdarahan tersembunyi. gejala yang timbul tergantung kepada luasnya pelepasan plasenta dan banyaknya darah yang hilang. gejalanya berupa: - perdarahan vagina - nyeri perut yang timbul secara tiba-tiba - nyeri kram perut - nyeri jika perut ditekan. untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan usg. abrupsio plasenta menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen dan zat gizi untuk janin dan bisa menyebabkan kematian janin. sedangkan ibu bisa mengalami perdarahan yang serus, dic (disseminated intravascular coagulation, bekuan darah di dalam pembuluh darah), gagal ginjal dan perdarahan ke dalam dinding rahim.

keadaan ini lebih sering terjadi pada wanita hamil yang mengalami pre-eklamsi) dan bisa merupakan petunjuk bahwa janin berada dalam keadaan gawat atau telah meninggal. penderita segera dirawat dan menjalani tirah baring. jika gejalanya berkurang, penderita mulai latihan berjalan dan mungkin boleh pulang. jika gejalanya semakin memburuk, dilakukan persalinan dini untuk menyelamatkan ibu dan bayi.

e.plasenta previa
plasenta previa adalah plasenta yang tertanam di atas atau di dekat serviks (leher rahim), pada rahim bagian bawah. di dalam rahim, plasenta bisa menutupi lubang serviks secara keseluruhan atau hanya sebagian. plasenta previa biasanya terajdi pada wanita yang telah hamil lebih dari 1 kali atau wanita yang memiliki kelainan rahim (misalnya fibroid). pada akhir kehamilan, tiba-tiba terjadi perdarahan yang jumlahnya bisa semakin banyak. darah yang keluar biasanya berwarna merah terang. untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan usg. jika perdarahannya hebat, dilakukan transfusi darah berulang. jika perdarahannya ringan dan persailinan masih lama, bisanya dianjurkan untuk menjalani tirah baring. hampir selalu dilakukan operasi sesar karena cenderung terjadi pelepasan plasenta sebelum waktunya, bayi bisa mengalami kekurangan oksigen dan ibu bisa mengalami perdarahan hebat.

f.hiperemesis gravidarum
hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa dan bisa menyebabkan dehidrasi dan kelaparan. penyebabnya tidak diketahui. faktor psikis bisa memicu atau memperburuk muntah. berat badann pendertia menurun dan terjadi dehidrasi. dehidrasi bisa menyebabkan perubahan kadar elektrolit di dalam darah sehingga darah menjadi terlalu asam. jika muntah terus terjadi, bisa terjadi kerusakan hati. komplikasi lainnya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. penderita dirawat dan mendapatkan cairan, glukosa, elektrolit serta vitamin melalui infus.

penderita berpuasa selama 24 jam. jika perlu, bisa diberikan obat anti-mual dan obat penenang. jika dehidrasi telah berhasil diatasi, penderita boleh mulai makan makanan lunak dalam porsi kecil. biasanya muntah berhenti dalam beberapa hari. jika gejala kembali kambuh, maka pengobatan diulang kembali.

g.pre-eklamsi & eklamsi
pre-eklamsi (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. eklamsi adalah bentuk pre-eklamsi yang lebih berat, yang menyebabkan terjadinya kejang atau koma. pre-eklamsi terjadi pada 5% kehamilan dan lebih sering ditemukan pada kehamilan petama dan pada wanita yang sebelumnya menderita tekanan darah tinggi atau penyakit pembuluh darah. eklamsi terjadi pada 1 dari 200 wanita yang menderita pre-eklamsi dan jika tidak diobati secara tepat biasanya bisa berakibat fatal. penyebab dari pre-eklamsi dan eklamsi tidak diketahui.
resiko utama terjadinya pre-eklamsi adalah abrupsio plasenta.

gejala-gejala dari pre-eklamsi adalah:
- tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mm hg
- wajah atau tangan membengkak
- kadar protein yang tinggi dalam air kemih.

seorang wanita yang pada saat hamil tekanan darahnya meningkat secara berarti tetapi tetap dibawah 140/90 mm hg, juga dikatakan menderita pre-eklamsi. bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita pre-eklamsi, 4-5 kali lebih rentan terhadap kelainan yang timbul segera setelah lahir. bayi yang dilahirkan juga mungkin kecil karena adanya kelainan fungsi plasenta atau karena lahir prematur. pre-eklamsi dan eklamsi tidak memberikan respon terhadap diuretik (obat untuk membuang kelebihan cairan) dan diet rendah garam.

penderita dianjurkan untuk mengkonsumsi garam dalam jumlah normal dan minum air lebih banyak. sangat penting untuk menjalani tirah baring. penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar. untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah kejang, bisa diberikan magnesium sulfat intravena (melalui pembuluh darah). jika pre-eklamsinya bersifat ringan, penderita cukup menjalani tirah baring di rumah, tetapi harus memeriksakan diri ke dokter setiap 2 hari. jika perbaikan tidak segera terjadi, biasanya penderita harus dirawat dan jika kelainan ini terus berlanjut, maka persalinan dilakukan sesegera mungkin.

penderita pre-eklamsi berat dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring. cairan dan magnesium sulfat diberikan melalui infus. dalam waktu 4-6 jam, biasanya tekanan darah kembali normal dan bayi dapat dilahirkan dengan selamat. jika tekanan darah tetap tinggi, sebelum persalinan dimulai, diberikan obat tambahan.

komplikasi utama dari pre-eklamsi dan eklamsi adalah sindroma hellp, yang terdiri dari:
1.hemolisis (penghancuran sel darah merah)
2. peningkatan enzim hati (yang menunjukkan adanya kerusakan hati)
3. penurunan jumlah trombosit (yang menunjukkan adanya gangguan kemampuan pembekuan darah).

sindroma hellp cenderung terjadi jika pengobatan pre-eklamsi tertunda. jika terjadi sindroma hellp, bayi segera dilahirkan melalui operasi sesar. setelah persalinan, dilakukan pemantauan ketat untuk melihat tanda-tanda terjadinya eklamsi. 25% kasus eklamsi terjadi setelah persalinan, biasanya dalam waktu 2-4 hari pertama setelah persalinan. tekanan darah biasanya tetap tinggi selama 6-8 minggu. jika lebih dari 8 minggu tekanan darahnya tetap tinggi, kemungkinan penyebabnya tidak berhubungan dengan pre-eklamsi.

h.herpes gestasional
herpes gestasional adalah lepuhan berisi cairan yang sangat gatal, yang terjadi selama kehamilan. penggunaan istilah herpes sebenarnya tidak tepat karena ruam yang terjadi tidak disebabkan oleh virus herpes maupun virus lainnya. herpes gestasional diduga disebabkan oleh antibodi abnormal yang beraksi terhadap jaringan tubuh sendiri (reaksi autoimun). ruam ini bisa timbul kapanpun setelah kehamilan 12 minggu atau segera setelah persalinan. ruam biasanya terdiri dari vesikel (lepuhan kecil/besar yang berisi cairan) atau bula (pembengkakan yang bentuknya tidak beraturan dan berisi carian).

ruam ini seringkali berawal di perut lalu menyebar. segera setelah persalinan, ruam akan semakin memburuk dan menghilang dalam beberapa minggu atau bulan kemudaian. ruam seringkali muncul lagi pada kehamilan berikutnya atau jika penderita menggunakan pil kb. bayi yang dilahirkan mungkin memiliki ruam yang serupa, tetapi biasanya akan menghilang dalam beberapa minggu, tanpa pengobatan.

untuk memperkuat diagnosis, diambil kerokan kulit yang terkena dan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui adanya antibodi. tujuan pengobatan adalah untuk meringankan gatal-gatal dan mencegah terbentuknya lepuhan yang baru. untuk ruam yang ringan, diberikan krim kortikosteroid yang dioleskan langsung ke kulit yang terkena sesering mungkin. untuk ruam yang lebih luas, diberikan kortikosteroid per-oral (melalui mulut). mengkonsumsi kortikosteroid pada akhir kehamilan tidak akan membahayakan bayi. jika setelah persalinan gatal-gatal semakin hebat atau ruam semakin menyebar, mungkin perlu diberikan kortikosteroid dengan dosis yang lebih tinggi.

i.urtikaria gestasional
urtikaria gestasional adalah kaligat yang terjadi pada saat hamil. penyebabnya tidak diketahui. kaligata biasanya timbul di perut, dan bisa menyebar ke paha, bokong, kadang sampai ke lengan. ruam kaligata biasanya muncul pada 2-3 minggu menjelang persalinan. tetapi mungkin saja timbul setelah kehamilan mencapai 24 minggu. rasa gatal sering menyebabkan penderita tidak dapat tidur di malam hari. setelah persalinan, kaligata biasanya menghilang dan tidak kambuh pada kehamilan berikutnya. untuk mengatasi gatal-gatal dan meredakan ruam kaligata, diberikan krim kortikosteroid yang dioleskan sesering mungkin. jika ruamnya lebih berat, diberikan kortikosteroid per-oral.
Sumber : http://www.medicastore.com/cyberme