0 Perkembangan saraf janin ekstra uterus

Sabtu, 13 November 2010
Setelah lahir, susunan saraf mengalami perkembangan pesat sebagai respons terhadap peningkatan input sensorik. Refleks mungkin sedikit tertekan pada 24 jam pertama, terutama apabila terjadi penyaluran transplasenta analgesia narkotik, tetapi kemudian beberapa refleks mulai tampak. Pada kasus asfiksia berat, skor Apgar yang rendah atau kerusakan saraf, refleks tertekan atau mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk muncul. Refleks menggenggam atau refleks Moro digunakan untuk menilai kemampuan refleks bayi baru lahir. Bayi juga memperlihatkan genggaman palmar yang kuat dan gerakan melangkah ritmik. Banyak refleks yang terdapat pada neonatus akan menghilang kecuali apabila terjadi proses patologis, yaitu refleks tersebut muncul pada masa dewasa. Bayi memperlihatkan kesadaran umum akan keadaan di sekitarnya dan bereaksi terhadap suara dan cahaya. Bayi lahir dengan jalur sensorik yang aktif (Haith, 1996). Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenali bau ASI. Mereka dapat membedakan rasa dan tampaknya lebih menyukai rasa manis. Walaupun bayi sudah dapat melihat pada saat lahir, terjadi perkembangan pesat kemampuan visual dalarn 6 bulan pertama. Neonatus memperlihatkan ketajaman penglihatan yang terbatas tetapi tampaknya berfokus pada jarak 20 cm. Sejak lahir, bayi dapat membedakan antara kontras dan kontur serta dapat mengikuti gerakan. Neonatus mampu mendengar dan membedakan suara, terutama yang berfrekuensi rendah sampai sedang. Penelitian membuktikan bahwa neonatus dapat mengenal suara ibu mereka dan lebih menyukai intonasi ritmik mengalun seperti menyanyi (DeCasper & Fifer, 1980) Neonatus terbuai oleh suara ritmik bernapas, denyut jantung, dan peristaltik usus, yang mereka dengar, misalnya, selagi digendong. Bayi tampak terfokus pada rangsang visual dan tampaknya mengolah informasi sensorik. Pada keadaan terjaga aktif, kecepatan pernapasan meningkat den ireguler. Terjadi perubahan warna kulit, banyak aktivitas, dan bayi memperlihatkan peningkatan kepekaan terhadap rangsangan. Menangis adalah cara berkomunikasi yang biasanya merupakan respons terhadap rangsangan yang tidak menyenangkan. Biasanya neonatus menutup mata mereka, menyeringai, dan mengeluarkan suara. Namun, bayi prematur mungkin tidak mampu membuat keributan. Dahulu pernah dianggap bahwa tingkat mielinisasi yang belum sempurna dan tidak adanya pengalaman menyebabkan neonatus tidak dapat merasakan nyeri. Persyaratan anatomis dan fungsional untuk merasakan nyeri sudah berkembang sejak awal dan neonatus memperlihatkan respons fisiologis setupa dengan orang dewasa (Porter, 1989). Pengeluaran katekolamin dan kortisol meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan berubah, laju metabolisms dan konsumsi oksigen meningkat, dan kadar glukosa darah meningkat. Kecepatan penyaluran rangsang mungkin lebih lambat tetapi jarak antara reseptor nyeri dan otak yang lebih pendek mengompensasi hal tersebut. Penilaian nyeri mungkin sulit dilakukan karena nyeri dapat diekspresikan secara berbeda; ekspresi wajah dapat digunakan, tetapi sebagian bayi cenderung menarik diri dan meningkatkan kepasifan dan pola tidur sebagai respons terhadap nyeri.

0 PAMERAN GIZI

Rabu, 10 November 2010








wiii.. lezat-lezat kan makanannya, buakan lezatnya yang diliat.... Ne liat kandungan gizi yang ada didalamnya, TERGIUR!!! disini bukanya mau kasih Tahu soal resepnya, tapi ini adalah acara PAMERAN GIZI dikampusku....pelaksanaanya kira-kira saat semester 2 akhir kemarin, disini sebenarnya banyak makanan yang ditampilkan, namun kalo tampilan ini makanan dari kelompok ku..!!!_ Kami dikasih beberapa tema untuk membuat makanan sesuai kebutuhannya, misal : makanan untuk ibu hamil, makanan untuk Balita, Makanan untuk Lansia, makanan untuk remaja... dan masih banyak lagi, kami disini bukan hanya pameran, tapi juga lomba dalam penyajian rasa, kandungan gizi, serta harga makanan terjangkau apa tidak. Nah, dinilai oleh seluruh dosen dikampusku... saat itu aku DKK, mendapatkan meNu untuk BUMIL, karena kami 3 kelas, aku harus melawan sajian Dari 2 kelas lainnya. kalo makanan ibu hamil itu kan kalori yang dibutuhkan lebigh besar dibandingankan sebelum hamil, karna ibu hamil berbagi makanan bersama janinnya.. Nah, dalam sajian ku kali ini ada 3 jenis makanan :
1. makan Pagi
terdiri dari : segelas susu atau air tahu +roti + 1 telur, kenapa pakai air tahu?? terkadang ibu dalam trimester awal sering mengalami morning sickneess, jadii klo ibu merasa mual dipagi hari air susu ini bisa diganti dengan aiir tahu yang ngak kalah kandungan gizinya dari susu, roti juga 1-2 roti sesuai kemampuan asupan ibu, telur juga ngak apa2 bila ngak dimakan, tapi alangkah baiknya protein juga baik dikonsumsi pada ibu hamil
2. makan siang
terdiri dari : NAsi(hidangan mangkuk kecil)+ sayuran bening(bayam)+ tahu atau tempe atau ikan+ Jus jambu, agar2,..
lezat kan makanan buat ibu hamil, lagi2 sesuai kebutuhan ibu hamil tanpa harus meningalkan semua kebutuhan ibu hamil, yaitu harus seimbang antara karbohidrat, protein, mineralnya serta serat bagi ibu hamil...
3. Makan malam
Terdiri dari :
Nasi 1/2 Porsi+sayuran masak kering(sawi, kangkung)+ikan+tablet Fe+ air putih+air susu.
nah, klo ibu hamilnya males makan malam, karbohidrat dapat diganti dari ROti dan susu.

nah soal harga, ternyata harga yang kami bandrol untuk 3 sajian ini, hanya Rp 23000,00.
lumayan untuk kalangan menengah..

alhasil antara 3 kelompok ituu, ngak sia-sia.... aku DKK juara pertama dalam pameran, Khususnya GIzi pada BUMIL...
hehehe
ngak sia2, nginep dirumah temen, subuh2 masak, dan berlakon sebagai tukang icip andalan,heheh

0 Perubahan Perilaku

sebagian orang mengganggap hidup dengan Perilaku. karena perilaku menunjang kita untuk berbuat sesuatu. baik suatu yang positif maupun negatif. Yah... klo kita udah mengenal dari awal perilaku negatif, alhasil tingkah laku kita sehari-hari bakal buruk pula, eiitzz tapi jangan merasa khawatir, segalanya dapat dirubah...kok. tergantung kamunya saja. sebagai manusia, pengendalian dari perilaku itu sendiri penting. apalagi kalau kita udah berada dilingkungan yah pertemanan lah, benci kamu, hah.. dalam arti kata " kamu jahat sama orang, sikap mu jelek, orang muak dengan sikap kamu!!" "CIh.. dia itu suka berbuat jelek, aku tidak mau berteman dengannya!!!" itu mungkin untuk perilaku yang jelek, sehingga banyak penilaian buruk pula dari sekeliling tentang dirinya. tapi sebaliknya LOh! "anak itu pemurah hati, aku suka berteman dengannya!!!" Ujar si pemberi respon positif, yah.. mudah-mudah susah lah melakoni Perilaku dalam hidup ini. tinggal pilih deh.. mau jadi orang jahat atau orang baik didunia ini, lebih lengkap tentang PERILAKU>>>
neh!!!

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) atau tindakan.
Dalam konteks ini maka setiap perbuatan seseorang dalam merespon sesuatu pastilah terkonseptualisasikan dari ketiga ranah ini. Perbuatan seseorang atau respon seseorang terhadap rangsang yang datang, didasari oleh seberapa jauh pengetahuannya terhadap rangsang tersebut, bagaimana perasaan dan penerimaannya berupa sikap terhadap obyek rangsang tersebut, dan seberapa besar keterampilannya dalam melaksanakan atau melakukan perbuatan yang diharapkan.
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Dengan demikian pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah bervariatif dengan asumsi senantiasa manusia akan mendapatkan proses pengalaman atau mengalami.
Proses pengetahuan tersebut menurut Brunner melibatkan tiga aspek, yaitu :
1. Proses mendapatkan informasi baru dimana seringkali informasi baru ini merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya.
2. Proses transformasi, yaitu proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas baru.
3. Proses mengevaluasi, yaitu mengecek apakah cara mengolah informasi telah memadai (Brunner dalam Suparno, 2001).
Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap merupakan kecondongan evaluatif terhadap suatu obyek atau subyek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang berhadapan dengan obyek sikap. Ini berarti sikap seseorang akan keterampilan pada kesetujuan-ketidaksetujuan, atau suka-tidak suka terhadap sesuatu. Keterampilan adalah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang yang menggambarkan kemampuan kegiatan motorik dalam kawasan psikomotor. Seseorang dikatakan menguasai kecakapan motoris bukan saja karena ia dapat melakukan hal-hal atau gerakan yang telah ditentukan, tetapi juga karena mereka melakukannya dalam keseluruhan gerak yang lancar dan tepat waktu. Dalam hal ini terdapat kecenderungan terkoordinasikannya aktivitas fisik karena pengenalan dan kelenturan jasmani untuk digerakkan sesuai ketentuan gerakan yang mestinya dilakukan (Suparno, 2001). Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga fungsi mental yang bersifat kognitif.


So, keseluruhanya sangat mencakup.....untuk perubahan perilaku nya sendri, kita harus punya 3 cakupan
Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari usaha mengubah perilaku seseorang. Berikut beberapa langkah yang perlu diambil untuk merubah perilaku:
1. Menyadari.
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat identifikasi tentang apa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan mengapa perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan bukan ketakutan.
2. Mengganti.
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti merupakan proses melawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan perasan yang diyakini salah.
3. Mengintrospeksi.
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk dilakukan.

NAh... saya harapin semoga semua perilaku manusia didunia ini, baik2... kand buat dirinya sendiri.. hehe n suapaya penjara ngak penuh,,, xixixixi

0 Presentasi Promosi KESEHATAN

0 NARSIS BERSAMA....

Senin, 08 November 2010

malem.....
kenalin kami kelas B, angkatan 6 tahun 2009. kami kuliah disuatu universitas kebidanan ternama di KAl-bar. kelas diangkatan kami ada 3 kelas, A, B , C.
kami ngak semuanya dr pontianak, ada yang dr kabupaten sanggau, sambas, ngabang, kapuas hulu, sintang, sekadau, deelel seluruh penjuru dunia kalbar.
mau pamer foto, narsis bareng dosen,alias wali kelas.... yah walau kami baru 1 tahun lebih, tapi kekeluargaan kami begitu erat, buktinya.. ne foto kami garap(ceela!!!) disaat cuaca nggak mendukung, klo bisa dilihat lebih detail, ada beberapa temenku yang kuyup, seragam basah, masih sanggup narsis untuk mengikuti sesi pemotretan kali ini,klo ngak salah sesi pemotretan awal atau akhir agustus, aku juga ngak begitu ingat kapan persis tanggalnya, yang aku ingat ini moment pulang kami kuliah, tapii.... ini moment yang amat berharga....dimana akhirnya sesi pemotretan ini akhirnya sanggup dilaksanakan, mengingat kesibukan kami di kampus n wali kelas yang ngak kalah sibuknya wara-wiri mantau anak buah, kepastian temanku untuk lanjut masuk kekelas, yah.. alhmdulilah kahirnya jadi juga... Nah, foto ini ngak sia2 lo!!! soalnya waktu penerimaan MAhasiswa baru, foto kami dijadikan spanduk, tuk menarik minat mahasiswa baru, berkecimpung didunia kebidanan. elaah... masuk.. masuk kampus.... mata ku ngak nahan... berkedip... serasa model(ahai) yah.. tapi bukan hanya aku yang begitu, melainkan temanku yang laen juga begitu merasa bangga dengan tampilan dirinya diatas sana, serasa tersohor.. sayang nya dikala tengah semester.. kami dirombak, sebagian masuk kelas C, walah... apalagi aku mesti pisah dengan teman akrab kU (iLmiah n NOvie Herdiyantie) tuh anak sempat meneteskan air mata, saat mendengar aku harus pisah kelas dengannya... hah.. apa mau dikata, kesedihan itu bukan hanya aku dan temanku yang milikin, tapi temen2 yg lain,, istilahnya,, baru kenal.. kok udah dipisah,, rasa ngak sanggup karena rasa kekeluargaan yg telah memuncak, isak tangis masih kami lalui hari itu,,...hari berlalu beberapa hari, kesedihan masi menyelimuuti kami, namun tak henti-hentinya wali kelas memberi dukungan kepada kami,, kata beliau : "walau cerai-berai, masih tetap bersatu padu" ujar dosenku yang agak kocak ini. kami hanya bisa saling pandang, tertegun, menunduk.. mau diapakan lagi.. klo kata bondan prakoso "YA SUDAHLAH" HEMMM... alhasil tak bisa membalikan sesuatu yang lalu, kami berjalan sesuai SKS dr masing2 kelas.. aku dinas, kelas C belajar, dan begitu sebaliknya, ambil hikmah nya aja deh, bahwasanya ngak ada yang bisa misahin kami, hanya waktu yang menjawab, yang pasti aku sayang kalian semua, LOVE U ALL

0 VITAMIN A RABU, JUMAT/ BULAN?????

walah.. aku hampir kaget... emang harus dibatasi ya penggunaan VIT A, takut habis atau apa???? aku juga bingung... padahal kan penting buat ibu dimasa nifas,, aku belum gali begitu dalam menggaa sampai dibatasi, dosen ku hanya bilang sekilas!!" itu program pemnerintah" alhasil aku terpelongo... dalam halnya aku turun Dinas, belum aku temukan si saat dimana aku dapat kesempatan membagikan Vit A kepada masyarakat, namun yang aku dengar.... dr teman ku.. kLo vit A itu hanya ada dihari Rabu dan jumat/ bulannya, hanya 2 kali.. walah.. jadi gimana nasib ibu-ibu setelah melahrkan selanjutnya, sedangkan penti g banget untuk membantu memulihkan kondisi pasca melahirkan. lalu, gimana nasib ibu yangg partus di hari senin, selasa, kamis, sabtu, dan minggu???? ngak dapat jatah... aaaa.. jadi bingung....
masai mau tahu lengkapnya,,, pentingnya VIT A bagi ibu nifas.. next deh...
Pentingnya Vitamin A Bagi Ibu Nifas

Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas (melahirkan) memiliki manfaat penting bagi ibu dan bayi yang disusuinya. Tambahan vitamin A melalui suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh, dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak. Oleh sebab itu, pemerintah di tingkat kabupaten dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak dengan cara memperkuat program vitamin A ibu nifas.

Pentingnya Vitamin A

Vitamin A telah diketahui dapat melindungi timbulnya komplikasi berat pada penyakit yang biasa terjadi pada anak-anak seperti campak dan diare, dan juga berfungsi melindungi mata dari Xeropthalmia dan buta senja.

Pada ibu hamil dan menyusui, Vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap terjadi karena Kurang Vitamin A (KVA).

Berhubungan erat dengan kejadian anemia pada ibu, kekurangan berat badan, kurang gizi, meningkatnya risiko infeksi dan penyakit reproduksi, serta menurunkan kelangsungan hidup ibu hingga dua tahun setelah melahirkan.

Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus gizi baik dan tinggal di negara maju, terlahir dengan cadangan vitamin A yang terbatas dalam tubuhnya (hanya cukup memenuhi kebutuhan untuk sekitar dua minggu). Di negara berkembang, pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A.

Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi terkena Xeropthalmia dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan ASI walau hanya dalam jangka waktu tertentu. Berbagai studi yang dilakukan mengenai Vitamin A ibu nifas memperlihatkan hasil yang berbeda-beda.

Tetapi, sebuah studi yang dilakukan pada anak-anak usia enam bulan yang ibunya mendapatkan kapsul vitamin A setelah melahirkan, menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah kasus demam pada anak-anak tersebut dan waktu kesembuhan yang lebih cepat saat mereka terkena ISPA.

Ibu hamil dan menyusui seperti halnya juga anak-anak, berisiko mengalami KVA karena pada masa tersebut ibu membutuhkan vitamin A yang tinggi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI.

Rabun senja merupakan indikator fungsional yang penting dari masalah KVA. Pada anak-anak pra-sekolah, tingkat rabun senja diatas 1 % merupakan masalah kesehatan masyarakat. Dengan menggunakan ambang batas yang sama untuk wanita yang tidak hamil, data terbaru dari survey sistem pemantauan status gizi dan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah RI dan Helen Keller Internasional (HKI) menunjukkan bahwa banyak provinsi di Indonesia memiliki tingkat rabun senja diatas 2 % pada ibu tidak hamil.

Bahkan, di daerah kumuh perkotaan di Makassar, hampir 10 % dari ibu tidak hamil mengalami rabun senja. Tingginya prevalensi tersebut menunjukkan bahwa KVA merupakan masalah potensial bagi ibu serta bayi yang disusuinya di Indonesia.

Penanggulangan KVA Pada Ibu Menyusui

KVA dapat ditanggulangi dengan berbagai cara, seperti forfikasi berbagai produk makanan, peningkatan ketersediaan dan konsumsi makanan yang mengandung vitamin A melalui pemanfaatan pekarangan, serta dengan suplementasi. Vitamin A ditemukan pada makanan yang biasa dikonsumsi di Indonesia, seperti telur, hati, buah-buahan berwarna oranye, seperti mangga dan papaya masak, serta sayuran berdaun hijau.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan asupan vitamin A adalah dengan menggalakkan promosi sumber makanan-makanan tersebut. Selain itu, beberapa produsen makanan saat ini secara sukarela telah memfortifikasi produk tertentu seperti beberapa merk mie instant, makanan ringan serta susu bubuk dengan vitamin A.

Namun, setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998, banyak keluarga tidak lagi mampu menyediakan makanan bergizi, termasuk makanan yang mengandung vitamin A, baik dari sumber alami maupun fortifikasi. Program suplementasi vitamin A untuk balita masih merupakan faktor penting dalam memelihara status vitamin A pada anak balita.

Di Indonesia, program suplementasi kapsul vitamin A telah berhasil menjangkau anak balita usia 6-59 bulan dengan cakupan yang meningkat dari dibawah 50 % di beberapa provinsi pada tahun 1999 hingga mencapai lebih dari 70 % pada tahun 2002 di banyak provinsi.

Manfaat Suplementasi Vitamin A

Berbeda dengan hampir semua komponen dalam ASI, yang secara relatif ada dalam jumlah yang sama, konsentrasi vitamin A dalam ASI sangat bergantung pada status gizi ibu. Pemberian kapsul vitamin A pada ibu setelah melahirkan dapat meningkatkan status vitamin A dan jumlah kandungan vitamin tersebut dalam ASI.

Rendahnya status vitamin A selama masa kehamilan dan menyusui berasosiasi dengan rendahnya tingkat kesehatan ibu. Pemberian suplementasi vitamin A dosis rendah setiap minggunya, sebelum kehamilan, pada masa kehamilan serta setelah melahirkan telah menaikkan konsentrasi serum retinol ibu, menurunkan penyakit rabun senja, serta menurunkan mortalitas yang berhubungan dengan kehamilan hingga 40 %.

Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga akan meningkatkan status vitamin A pada bayi yang disusuinya. ASI merupakan sumber utama vitamin A bagi bayi pada enam bulan kehidupannya dan merupakan sumber yang penting hingga bayi berusia dua tahun.

Pedoman Internasional Pemberian Vitamin A

Pada bulan Desember 2002, The International Vitamin A Consultative Group (IVACG) mengeluarkan rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400.000 SI atau dua kapsul dosis tinggi @ 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian.

Sebagai tambahan atau sebagai alternatif, ibu pasca melahirkan dapat mengkonsumsi vitamin A dosis 10.000 SI setiap harinya atau 25.000 SI sekali seminggu selama 6 bulan pertama, guna meningkatkan status vitamin A dalam tubuhnya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang melaksanakan studi operasional untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis 2 X 200.000 SI pada ibu nifas. (Sumber: Helen Keller Internasional/Tom)

kan..penting banget....!!! ntar klo aku dah unya klinik sendri, aku Usahain de.. supaya VIT A slalu ada... amin ya robbal allamin

0 Presentasi imunisasi

Sabtu, 06 November 2010
5 november 2010
barusan aja.. aku presentasi.... berkaitan tentang "IMUNISASI".
sudah banyak yang aku peroleh dari berbagai media, walau pun aku berkutat pada beberapa jenis buku dan ngak salah lagi melototin notebook ku, tuk menggali lebih dalam materi ku hARI inii... presntasi jm 11.00 WIB, tepatnya saat itu aku mata kuliah neonatus, dosen luar yang mengajar, ku tampilkan slideku one by one... teman-temanku hanya tertegun, mungkin belum mengerti benar akan imunisasi ini, selesai penyajian makalah,ni isinya :

A. Imunisasi dasar
a. Jenis imunisasi dasar wajib
Bedasarkan program pengembangan ikatan dokter anak Indonesia ( IDAI ). Program pengembangan imunisasi (PPI) yang di wajibkan dan program imunisasi non PPI yang di anjurkan. Wajib jaka kejadian penyakitnya cukup tinggi dan menimbulkan cacat atau kematian. Sedangkan imunisasi yang di anjurkan untuk penyakit-penyakit khusus yang biasanya tidak seberat kelompok pertama jenis imunisasi wajib terdiri dari :
1. BCG ( bacilli calmatte geurin )
Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberculosis berat. Misalnya, TB paru berat. Imunisasi ini sebaiknya di berikan sebelum bayi berusia 2-3 bulan, dosis untuk bayi kurang setahun adalah 0.05 ml dan anak 0,10 ml di suntikan secara intra dermal dibawah lengan kanan atas. BCG tidak menyebabkan demam. Tidak di anjurkan BCG ulangan. Suntikan BCG akan meninggal kan jaringan parut pada bekas suntikan. BCG tidak dapat diberikan pada pasien yang mengidap leukemia, dalam pengobatan steroid jangka panjang, atau pengidap HIV. Apabila BCG diberikan pada usia lebih dari 3 bulan, sebaiknya di lakukan uji tuberculin terlebih dahulu.
2. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir. Pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi baru lahir harus berdasarkan apakah ibu mengandung virus hepatitis B aktif atau tidak pada saat melahirkan. Ulangan pada imunisasi pada hepatitis B dapat di pertimbangkan pada umur 10-12 Tahun. Apabila sampai usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi hepatitis B maka di berikan secepat nya. Penyakit ini dapat di temukan diseluruh dunia yang di sebabkan oleh virus hepatitis B. penyakit ini sangat menular yang di sebabkan virus yang menimbulkan peradangan pada hati. Pada bayi respon imun alami tidak dapat membersihkan virus dalam tubuh. Kurang lebih 90% bayi dan 5% orng dawasa akan terus membawa virus ini dalam tubuhnya setelah masa akut penyakit ini berakhir.
Seorang wanita hamil membawa penyakit hepatitis B atau menderita penyakit itu selama kehamilanya, maka ia dapat menularkan penyakit itu pada anak nya. Paling tidak 3,9% ibu hamil merupakan pengidap hepatitis dengan resiko trasmisi meternal kurang lebih sebesar 45%. Karena itu vaksinasi hepatitis B merupakan cara terbaik untuk memastikan bayi terlindung dari hepatitis B. jika tidak di lakukan, hati akan mengeras dan menimbul kan kangker hati di kemudian hari.
3. DPT ( Difteri, pertusis , Tetanus )
Imunisasi DPT untuk mencegah dari 3 penyakit, yaitu defter, partusis, tetanus. Difteri di sebabkan oleh bakteri corynebacteriumdiphteriae yang sangat menular. Dimulai dengan gangguan tenggorokkan dan dengan cepat di timbulkan dengan gangguan pernafasan dengan terlambatnya saluran pernafasan oleh karena terjadi selaput di tenggorokkan dan menyumbat jalan napas, sehingga dapat menyebabkan kematian. Selain itu juga menimbulkan toksin atau racun yang berbahaya untuk jantung. Batuk rajen yang juga di kenal pertusis atau batuk 100 hari di sebabkan bakteri bordetella pertussis. Penyakit ini membuat penderita mengalami batuk keras secara terus menerus dan bias berakibat gangguan pernapasan dan saraf. “bila dibiarkan berlarut-larut, pertussis bias menyebabkan infeksi di paru-paru”. Selain itu karena si penderita mengalami batuk keras secara terus menerus, membuata ada tekanan pada pembuluh darah sehingga dapat mengakibatkan kerusakkan otak.
Tetanus merupakan penyakit infeksi mendadak yang di sebabkan oleh toksin dari clostridium tetani, bakteri yang terdapat di tanah atau kotoran binatang dan manusia. Kuman-kuman itu masuk kedalam tubuh melalui luka goresan atau luka bakar jyang telah terkontaminasi oleh tanah, atau dari gigi yang telah busuk atau dari cairan congek. Luka kecil yang terjadi pada anak-anak pada saat bermain dapat terinfeksi kuman ini. Apabiala tidak dirawat penyakit ini dapat mengakibatkan kejang dan kematian. Manusia tidak mempunyai kekebalan alami terhadap tetanus sehingga perlindungan nya harus di peroleh lewat imunisasi.
a. BCG untuk mencegah penyakit TBC
b. DPT, untuk mencegah penyaki-penyakit dipheri, partusis dan tetanus.
c. Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis
d. Campak, untuk mancegah penyakit campak ( measles)
Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi tetanus toxid.
Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang di lahirkan.

lanjutt.....
moderator pun memberikan jalan untuk audience yang ingin bertanya... cah, hanya satu pertanyaan dr sekian 52 temanku disiang itu, walaupun pertanyaannya bertubi-tubi tapi aku bener2 ngak puas.. what happen teman.. !!!!aku udah persiapin ini jauh2 hari.. untuk membadrol dan memuntahkan pertanyaan2 kalian, kenapa hanya 1 yang bertanya.... lagi2 tentang TT(tetanus Toxoid) tu materi kan udah kelar,, ne masalahnya imunisasi yang dianjur kan.... hah betapa kecewa nya ku, padahal aku hoby skali bertanya pada mereka saat mereka presentasiii.. aku belum merasa pintar buat semua ini.. gara2 ngak ada lagi pertanyaan... Ngemplung lah 1 pertanyaan dr Dosen kami,, "KENAPA VAKSIN TT DIBERIKAN PADA CALON PENGANTIN??? hemm... kali ini bukan aku yang jawab,, dengan berbisik ku lontarkan kata hati ku kepada teman sebelahku.. kalo vaksin yang diberikan itu sebagai perlindungan, buat perempuan, dimana ia akan menjadi calon ibu yang mengandung(HAMIL), dimana bila vaksin ini diberikan, diharapkan bayi akan terhindar dari yang namanya penyakit TETANUS NEONATORUM.., Persis jawaban ku.. temanku menjawab.. yah lumayan 80 untuknya,, kira2 aku dapat ngak nilai nee,,,,wahh wahhh!!!


sembari tak ada pertanyaan lagi,, dosen ku bergumam... yah makalahnya bagus,, banyak ngambil di internet ya..... waduuuhh(hati kecilku bilang) kok ketahuan... hahahaha!!! emang sebagian ada ku rangkum kan dari BUKU IMUNISASI IDAI, dan separuh laggi dari internet.....hehehe,, maklumm... !!! yah lumayan lah,, semoga nilainya bagus.. deh!!!

0 AUTISME-IMUNISASI MMR

Selasa, 02 November 2010

Dalam waktu terakhir ini kasus penderita Autis tampaknya semakin meningkat pesat. Autis tampak menjadi seperti epidemi ke berbagai belahan dunia. Dilaporkan terdapat kenaikan angka kejadian penderita Autis yang cukup tajam di beberapa negara. Keadaan tersebut di atas cukup mencemaskan mengingat sampai saat ini penyebab autis multifaktorial, masih misterius dan sering menjadi bahan perdebatan diantara para klinisi.

Autism adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Perdebatan yang terjadi akhir-akhir ini berkisar pada kemungkinan hubungan autisme dengan imunisasi MMR (Mumps, Measles, Rubella). Banyak orang tua menolak imunisasi karena mendapatkan informasi bahwa imunisasi MMR dapat mengakibatkan Autisme. Banyak penelitian yang dilakukan secara luas ternyata membuktikan bahwa autism tidak berkaitan dengan imunisasi MMR. Tetapi terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa Autis dan imunisasi MMR berhubungan.

Imunisasi MMR adalah imunisasi kombinasi untuk mencegah penyakit Campak, Campak Jerman dan Penyakit Gondong. Pemberian vaksin MMR biasanya diberikan pada usia anak 16 bulan. Vaksin ini adalah gabungan vaksin hidup yang dilemahkan. Semula vaksin ini ditemukan secara terpisah, tetapi dalam beberapa tahun kemudian digabung menjadi vaksin kombinasi. Kombinasi tersebut terdiri dari virus hidup Campak galur Edmonton atau Schwarz yang telah dilemahkan, Componen Antigen Rubella dari virus hidup Wistar RA 27/3 yang dilemahkan dan Antigen gondongen dari virus hidup galur Jerry Lynn atau Urabe AM-9.
Pendapat yang mendukung autism berkaitan dengan imunisasi :

Terdapat beberapa penelitian dan beberapa kesaksian yang mengungkapkan Autis mungkin berhubungan dengan imunisasi MMR. Reaksi imunisasi MMR secara umum ringan, pernah dilaporkan kasus meningoensfalitis pada minggu 3-4 setelah imunisasi di Inggris dan beberapa tempat lainnya. Reaksi klinis yang pernah dilaporkan meliputi kekakuan leher, iritabilitas hebat, kejang, gangguan kesadaran, serangan ketakutan yang tidak beralasan dan tidak dapat dijelaskan, defisit motorik/sensorik, gangguan penglihatan, defisit visual atau bicara yang serupa dengan gejala pada anak autism.

Andrew Wakefielddari Inggris melakukan penelitian terhadap 12 anak, ternyata terdapat gangguan Inflamantory Bowel disesase pada anak autism. Hal ini berkaitan dengan setelah diberikan imunisasi MMR. Bernard Rimland dari Amerika juga mengadakan penelitian mengenai hubungan antara vaksinasi terutama MMR (measles, mumps rubella ) dan autisme. Wakefield dan Montgomery melaporkan adanya virus morbili (campak) dengan autism pada 70 anak dari 90 anak autis dibandingkan dengan 5 anak dari 70 anak yang tidak autism. Hal ini hanya menunjukkan hubungan, belum membuktikan adanya sebab akibat.

Jeane Smith seorang warga negara Amerika bersaksi didepan kongres Amerika : kelainan autis dinegeri ini sudah menjadi epidemi, dia dan banyak orang tua anak penderta autisme percaya bahwa anak mereka yang terkena autisme disebabkan oleh reaksi dari vaksinasi. Sedangkan beberapa orang tua penderita autisme di Indonesiapun berkesaksian bahwa anaknya terkena autisme setelah diberi imunisasi

Pendapat dan rekomendasi yang menentang imunisasi menyebabkan autisme
Sedangkan penelitian yang mengungkapkan bahwa MMR tidak mengakibatkan Autisme lebih banyak dan lebih sistematis. Dales dkk seperti yang dikutip dari JAMA (Journal of the American Medical Association) 2001, mengamati anak yang lahir sejak tahun 1980 hingga 1994 di California, sejak tahun 1979 diberikan imunisasi MMR. Menyimpulkan bahwa kenaikkan angka kasus Autis di California, tidak berkaitan dengan mulainya pemberian MMR.
Peneliti lainnya seperti Makela A, Nuorti JP, Peltola H tim peneliti dari Central Hospital Helsinki dan universitas Helsinky Finlandia, Kreesten Meldgaard Madsen, Brent Taylor, The Royal College of Paediatrics and Child Health dan Intitute of medicine (suatu badan yang mengkaji keamanan vaksin) telah melakukan kajian yang mendalam antara hubungan Autisme dan MMR. Mereka secara umum menegaskan, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung adanya hipotesa hubungan antara imunisasi MMR dan Autis.

Beberapa institusi atau badan dunia di bidang kesehatan yang independen dan sudah diakui kredibilitasnya juga melakukan kajian ilmiah, penelitian dan berdasarkan pengalaman klinis berbasis bukti (evidence base medicine). Secara umum menyimpulkan, tidak adanya hubungan imunisasi dan Autis. Dari hasil kajian tersebut, dikeluarkan rekomendasi kepada tenaga profesional untuk tetap menggunakan imunisasi MMR karena tidak terbukti mengakibatkan Autis didasarkan kajian tentang keamanan dan efikasinya.
Beberapa institusi kesehatan dunia tersebut adalah The All Party Parliamentary Group on Primary Care and Public Health, WHO (World Health Organisation), beberapa institusi dan organisasi kesehatan bergengsi di Inggris (termasuk the British Medical Association, Royal College of General Practitioners, Royal College of Nursing, Faculty of Public Health Medicine, United Kingdom Public Health Association, Royal College of Midwives, Community Practitioners and Health Visitors Association, Unison, Sense, Royal Pharmaceutical Society, Public Health Laboratory Service and Medicines Control Agency), The Committee on Safety of Medicine (Komite Keamanan Obat), The Scottish Parliament’s Health and Community Care Committee, The Irish Parliament’s Joint Committee on Health and Children dan The American Academy of Pediatrics (AAP).
Bagaimana sikap kita sebaiknya ?

Bila mendengar dan mengetahui kontroversi tersebut, maka masyarakat awam bahkan beberapa klinisipun jadi bingung. Untuk menyikapinya kita harus cermat dan teliti dan berpikiran lebih jernih. Kalau mengamati beberapa penelitian yang mendukung adanya autisme berhubungan dengan imunisasi, mungkin benar sebagai pemicu. Secara umum penderita autisme sudah mempunyai kelainan genetik (bawaan) dan biologis sejak awal. Hal ini dibuktikan bahwa genetik tertentu sudah hampir dapat diidentifikasi dan penelitian terdapat kelainan otak sebelum dilakukan imunisasi. Kelainan autism ini bisa dipicu oleh bermacam hal seperti imunisasi, alergi makanan, logam berat dan sebagainya. Jadi bukan hanya imunisasi yang dapat memicu timbulnya autisme.

Penelitian yang menunjukkan hubungan keterkaitan imunisasi dan autism hanya dilihat dalam satu kelompok kecil (populasi) autis. Secara statistik hal ini hanya menunjukkan hubungan, tidak menunjukkan sebab akibat. Kita juga tidak boleh langsung terpengaruh pada laporan satu atau beberapa kasus. Misalnya, bila orang tua anak autis berpendapat bahwa anaknya timbul gejala autism setelah imunisasi. Kesimpulan tersebut tidak bisa digeneralisasikan terhadap anak sehat dalam populasi lebih luas. Kalau itu terjadi, kita akan terpengaruh oleh beberapa makanan yang harus dihindari penderita autism juga harus dihindari anak sehat lainnya. Jadi, logika tersebut harus dimengerti dan dipahami dengan baik.

Penelitian dalam jumlah besar dan luas secara epidemiologis lebih bisa dipercaya untuk menunjukkan sebab akibat dibandingkan laporan beberapa kasus yang jumlahnya relatif tidak bermakna secara umum. Beberapa institusi atau badan kesehatan dunia yang bergengsi pun telah mengeluarkan rekomendasi untuk tetap meneruskan pemberian imunisasi MMR. Hal ini juga menambah keyakinan, bahwa memang Imunisasi MMR memang benar aman dan tidak mengakibatkan Autis.

Melihat laporan klinis yang mendukung autis dan MMR, sangatlah bijaksana untuk lebih waspada bila anak sudah tampak ditemukan penyimpangan perkembangan atau perilaku sejak dini. Dalam keadaan seperti itu, sebaiknya harus berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter anak sebelum imunisasi MMR. Mungkin bisa saja menunda dahulu imunisasi MMR, sambil menunggu dipastikannya diagnosis Autis dapat disingkirkan. Dalam hal seperti ini, harus diketahui dengan baik resiko, tanda dan gejala autis sejak dini.

Bila anak sehat, tidak beresiko atau tidak menunjukkan tanda dini gejala Autisme maka tidak perlu kawatir untuk mendapatkan imunisasi tersebut. Kekawatiran terhadap imunisasi tanpa didasari pemahaman yang baik dan pemikiran yang jernih akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang baru pada anak. Dengan menghindari imunisasi, beresiko terjadi akibat yang lebih berbahaya dan dapat mengancam jiwa. Terutama bila anak terkena infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi.