Kementerian Kesehatan (Kemkes) akan menggelar imunisasi tambahan untuk polio dan campak di 17 provinsi pada 18 Oktober hingga 18 November 2011 mendatang. Semua anak usia 9-59 bulan akan mendapatkan imunisasi campak dan anak usia 0-59 bulan untuk imunisasi polio, tanpa melihat status imunisasi sebelumnya.
Direktur Surveilens, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Kemkes dr Andi Muhadir mengatakan, pelaksanaan imunisasi tambahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan perlindungan terhadap seluruh bayi/anak dari penyakit campak serta polio.
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan serentak dengan target minimal 95% bayi/anak mendapat imunisasi secara maksimal. Jumlah sasaran untuk polio (0-59 bulan) adalah sebanyak 15,2 juta anak, dan campak sekitar 13,1 juta anak.
Ketujuh belas provinsi tersebut, adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Papua.
Kegiatan ini merupakan tahap ketiga dari rangkaian kampanye imunisasi campak, yang dilaksanakan secara bertahap sejak Juni 2009 di Aceh, Sumatera Utara dan Maluku Utara. Kemudian tahap kedua pada Agustus 2010 dilaksanakan di Papua Barat, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, NTT, Riau, Banten, Jambi dan Sumatera Selatan.
Imunisasi akan diberikan di pos-pos pelayanan imunisasi yang ditentukan dan diberi tanda khusus yakni puskesmas, posyandu atau sarana kesehatan lainnya, serta dilakukan petugas terlatih.
"Kegiatan imunisasi ini relatif efektif pada dua minggu pertama, kemudian dua minggu terakhir kita melakukan sweeping. Jadi kalau masih ada bayi dan balita yang belum diberikan imunisasi maka kader bersama petugas kesehatan akan lakukan sweeping agar diberikan imunisasi," katanya dalam acara temu media di Jakarta, Jumat (23/9).
Ia menambahkan, kegiatan yang didanai dari berbagai sumber yakni APBN, APBD dan bantuan luar negeri ini tidak sebesar Pekan Imunisasi Nasional (PIN), namun diharapkan sosialisasinya harus segencar PIN. Hingga saat ini sejumlah daerah sudah menyosialisasikan kegiatan ini kepada masyarakat mengenai kampanye ini.
Sementara itu Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Soedjatmiko mengatakan, campak adalah penyakit yang potensial untuk menimbulkan kejadian luar biasa. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak.
Sebelum imunisasi campak dipergunakan secara luas di dunia hampir setiap anak dapat terinfeksi campak. Kasus campak dengan komplikasi, misalnya gizi buruk atau pnemonia akan berisiko pada kematian.
Secara global tahun 2008 tercatat 164.000 kematian campak di dunia, dengan 450 kematian setiap hari atau 18 kematian setiap jam. Diketahui tahun 2002 sebanyak 202.000 kematian berasal dari negara ASEAN, dan 15% dari Indonesia.
Diperkirakan 30.000 anak Indonesia meninggal tiap tahunnya disebabkan komplikasi campak. Dengan kata lain terjadi 1 anak meninggal tiap 20 menit dan setiap tahunnya lebih dari 1 juta anak Indonesia belum terimunisasi campak.AYO SEMUA IMUNISASI YA........ BIAR ANAK-ANAK INDONESIA SEHAT
Direktur Surveilens, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra Kemkes dr Andi Muhadir mengatakan, pelaksanaan imunisasi tambahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan perlindungan terhadap seluruh bayi/anak dari penyakit campak serta polio.
Pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan serentak dengan target minimal 95% bayi/anak mendapat imunisasi secara maksimal. Jumlah sasaran untuk polio (0-59 bulan) adalah sebanyak 15,2 juta anak, dan campak sekitar 13,1 juta anak.
Ketujuh belas provinsi tersebut, adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Papua.
Kegiatan ini merupakan tahap ketiga dari rangkaian kampanye imunisasi campak, yang dilaksanakan secara bertahap sejak Juni 2009 di Aceh, Sumatera Utara dan Maluku Utara. Kemudian tahap kedua pada Agustus 2010 dilaksanakan di Papua Barat, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, NTT, Riau, Banten, Jambi dan Sumatera Selatan.
Imunisasi akan diberikan di pos-pos pelayanan imunisasi yang ditentukan dan diberi tanda khusus yakni puskesmas, posyandu atau sarana kesehatan lainnya, serta dilakukan petugas terlatih.
"Kegiatan imunisasi ini relatif efektif pada dua minggu pertama, kemudian dua minggu terakhir kita melakukan sweeping. Jadi kalau masih ada bayi dan balita yang belum diberikan imunisasi maka kader bersama petugas kesehatan akan lakukan sweeping agar diberikan imunisasi," katanya dalam acara temu media di Jakarta, Jumat (23/9).
Ia menambahkan, kegiatan yang didanai dari berbagai sumber yakni APBN, APBD dan bantuan luar negeri ini tidak sebesar Pekan Imunisasi Nasional (PIN), namun diharapkan sosialisasinya harus segencar PIN. Hingga saat ini sejumlah daerah sudah menyosialisasikan kegiatan ini kepada masyarakat mengenai kampanye ini.
Sementara itu Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Soedjatmiko mengatakan, campak adalah penyakit yang potensial untuk menimbulkan kejadian luar biasa. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak.
Sebelum imunisasi campak dipergunakan secara luas di dunia hampir setiap anak dapat terinfeksi campak. Kasus campak dengan komplikasi, misalnya gizi buruk atau pnemonia akan berisiko pada kematian.
Secara global tahun 2008 tercatat 164.000 kematian campak di dunia, dengan 450 kematian setiap hari atau 18 kematian setiap jam. Diketahui tahun 2002 sebanyak 202.000 kematian berasal dari negara ASEAN, dan 15% dari Indonesia.
Diperkirakan 30.000 anak Indonesia meninggal tiap tahunnya disebabkan komplikasi campak. Dengan kata lain terjadi 1 anak meninggal tiap 20 menit dan setiap tahunnya lebih dari 1 juta anak Indonesia belum terimunisasi campak.AYO SEMUA IMUNISASI YA........ BIAR ANAK-ANAK INDONESIA SEHAT
0 komentar:
Posting Komentar