PENDIDIKAN SEKS, GAGAL CEGAH KEHAMILAN REMAJA

Kamis, 17 Maret 2011
Pendidikan seks tidak mengurangi tingkat kehamilan remaja atau meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi. Demikian menurut dua penelitian berbeda yang dilakukan di Kanada dan Inggris.
Seperti dikemukakan peneliti Kanada, program pendidikan seks gagal untuk menahan tingkat hubungan seks, gagal untuk meningkatkan pemakaian alat pelindung kehamilan ataupun mengurangi tingkat kehamilan remaja.

Hal yang serupa juga dikemukakan peneliti Skotlandia. Menurutnya, pendidikan seks memang meningkatkan kualitas hubungan antara anak muda dan juga pengetahuan seks yang sehat. Tetapi pendidikan seks tetap tidak berpengaruh terhadap tingkat penggunaan alat kontrasepsi.

Sementara Asosiasi Perencanaan Keluarga Inggris mengatakan bahwa pendidikan seks hanyalah satu faktor untuk mengurangi kehamilan remaja tetapi keberhasilan inisiatif ini memerlukan pendekatan yang lebih luas lagi.

Para peneliti Kanada meninjau kembali 31 ujicoba pada remaja berusia 11 sampai 18 tahun dengan mengevaluasi kelas pendidikan seks, program pemantangan, klinik perencanaan keluarga dan program kemasyarakatan.

Dalam lima dari ujicoba itu -- empat program pemantangan dan program seks di sekolah -- peningkatan kehamilan di kalangan pasangan para pria yang terlibat diperiksa.

Penulis penelitian ini dari Universitas McMaster di Hamilton, Ontario, Kanada mengatakan bahwa masih belum jelas solusi untuk mengurangi tingkat kehamilan.

Dalam British Medical Journal, mereka mengatakan bahwa pendidikan seks sebaiknya dimulai secepat mungkin, selagi anak masih sangat muda, misalnya usia lima tahun.

Selain itu mereka menambahkan bahwa alasan sosial untuk kehamilan remaja ini perlu diselidiki lebih lanjut, para orang dewasa perlu dilibatkan untuk merancang program pendidikan seks dan negara seperti Belanda yang angka kehamilan remajanya rendah perlu dikaji.

Sementara peneliti Skotlandia membandingkan program pendidikan yang disebut SHARE yang melibatkan anak usia 13 sampai 15 tahun dengan pendidikan seks konvensional. Dalam hal ini melibatkan 25 sekolah SMP dengan 5.854 murid yang ditanya sebelum dan setelah diberikan skim. Para remaja memilih skim SHARE. Mereka yang terlibat dalam program hanya sedikit yang menolak hubungan seks pertama dengan pasangan mereka yang mengajaknya. Menurut mereka, pengetahuan seks yang sehat telah mereka tingkatkan. Tetapi tidak ada perbedaan antara kelompok SHARE dan mereka yang mendapat pendidikan seks konvensional dalam masalah aktivits seks atau pemakaian kontrasepsi pada usia 16 tahun.

Dr Daniel Wight dari Medical Research Council's Social and Public Health Sciences Unit dari Universitas Glasgow mengatakan, "Salah satu yang membuat kita terkejut terhadap penelitian ini adalah mayoritas yang melakukan hubungan seks menggunakan kontrasepsi dan kondom secara bertanggung jawab. Mungkin itu karena pendidikan seks yang konvensional."

Apa yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah betapa sulitnya mengubah perilaku minoritas. "Sangat berbahaya untuk menyimpulkan bahwa pendidikan seks tidak berguna. Sebaiknya, mungkin perlu menjangkau sejauh mana pendidikan seks seperti ini bisa mencakup," katanya menambahkan.

• Sumber: Satumed

0 komentar: