tanggal 10 ntar mau ikut lomba tumpeng nee... emm.. jadi untuk itu cari2 loby di internet.. hah semoga berhasil deh.....
sedikt informasi lah untuk garnish
Pengertian Garnish
Dalam dunia seni masak memasak, bukan saja rasa enak yang menjadi tujuan utamanya, faktor keindahan dan keserasian juga memegang peranan penting. Maksud hiasan (garnish) pada suatu hidangan adalah untuk memberi daya tarik serta keindahan pada hidangan tersebut. Kedua faktor ini akan mempengaruhi penglihatan kita, sehingga menimbulkan selera yang akhirnya berkeinginan untuk segera mencicipi hidangan yang disajikan. Sebenarnya, seni menghias hidangan dengan buah dan sayuran itu merupakan suatu warisan dari leluhur kita. Misalnya, bentuk hiasan buah-buahan untuk sesaji di Pulau Bali dan gunungan pada Sekaten di Yogyakarta.
Garnish kadang-kadang menunjukkan nama suatu tempat dari mana makanan itu berasal atau menunjukkan nama siapa yang sedang dipestakan. Misalnya, singkatan nama pengantin yang sedang dipestakan diukir pada patung atau mentega sebagai salah satu hiasan yang indah.
Syarat-syarat Garnish
Apabila akan menghias hidangan, hendaknya memperhatikan beberapa persyaratan, berikut :
1. Bahan yang dipakai harus bahan-bahan yang segar, dapat dimakan, tidak berulat, dan bersih.
2. Harus mengetahui jenis masakan yang akan dihias, sehingga bahan yang dipakai dapat disesuaikan dengan bahan yang akan dimasak.
3. Pergunakan warna yang menyolok dan menarik.
4. Besar hiasan dan hidangan yang akan dihias harus seimbang dengan besar ruangan dan tahu persis dimana hiasan itu akan ditempatkan. Perbandingan hidangan dengan garnish ± 10 : 1.
5. Alat-alat yang dipergunakan sesuai dengan kebutuhan agar hasilnya bagus, rapi, indah, dan memesona.
6. Memberikan variasi warna pada makanan yang memang mempunyai warna yang kurang menarik agar terlihat lebih menarik.
7. Makanan harus kelihatan menarik dan tekstur lebih baik. Makanan yang mempunyai bentuk kurang menarik, misalnya makanan tersebut terdiri dari bermacam-macam warna sehingga terlihat ramai. Garnish akan sangat membantu suatu makanan agar terlihat lebih menarik, misalnya dengan memberikan sehelai daun peterseli atau irisan tomat/jeruk nipis dan lain-lain.
8. Menambah rasa dan aroma yang lezat. Misalnya, cream of asparagus soup ditambah dengan potongan asparagus yang kecil-kecil, steak yang mempunyai rasa hambar ditambahkan lada hitam dan lain-lain.
Peralatan untuk membuat Garnish
Peralatan yang dipergunakan antara lain, yaitu :
1. Alas meja kerja dari formika atau plastik.
2. Kain kerja, waskom besar dan kecil, piring kecil atau plastik, tempat sampah.
3. Talenan, pisau lipat, gunting kecil, pisau bermacam-macam bentuk, dan sebagainya.
Bahan
Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat hiasan makanan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Buah-buahan
* Tomat
* Lemon
* Apel
* Radis
* Lobak
* Ketimun
* Alpukat
* Bit
* Bawang Bombay
* Bengkuang
* Cabe merah
* Cabe hijau
2. Bahan dari daun sayuran
* Peterseli
* Seledri dan bawang
* Kemangi
* Lettuce
* Macam-macam selada
* Sawi putih
* Kol
Bentuk Garnish
Jenis-jenis garnish :
1. Simple Garnish, adalah garnish yang terdiri dari satu bahan atau lebih, biasanya terbuat dari sayur-sayuran, cereal atau makanan-makanan yang sudah jadi, seperti crouton, bread, tart, dan sebagainya.
2. Composite Garnish, adalah garnish yang terdiri dari bermacam-macam bahan sebagai hiasan yang sesuai dengan makanan dasar. Bahan-bahan tersebut harus mempunyai perpaduan rasa dan aroma dengan makanan pokok atau bahan satu dengan yang lainnya.
Penerapan Garnish
Salah satu food stylish andalan Indonesia mengatakan bahwa makanan juga perlu didandani, layaknya rambut atau wajah untuk membangkitkan appetite dan emosi orang yang melihatnya. Sebenarnya ini berhubungan erat dengan seni, karena kita bermain dengan komposisi, warna, tekstur dan kepekaan.
Setiap makanan, memiliki karakter masing-masing dan tidak bisa diperlakukan sama untuk dapat menimbulkan kesan yang sesuai. Misalnya saja buah ceri tidak matching bila dipakai menghias ikan gurame. Lalu memperlakukan makanan yang cepat meleleh seperti keju panas, saus atau es krim juga harus dengan kecepatan khusus. Soalnya kita berpacu dengan waktu. Tapi jangan sampai penataan makanan malah mengalihkan fokus orang dari makanan itu sendiri.
Cara Membuat Beberapa Macam Hiasan dari Buah dan Daun Sayuran
1. Bunga Mawar
* Bahan : Wortel, bengkuang atau bit.
* Alat yang dipakai : pisau dengan ujung yang tajam
* Penerapan : untuk hiasan macam-macam lauk-pauk dan hidangan nasi
* Pelaksanaan : wortel diambil pangkalnya, dikupas, dan dipotong-potong sepanjang 3 cm, kemudian dibentuk bulat. Mulai dari bagian paling bawah dan dibentuk helai-helai bunga dengan cara mengikis bagian-bagian yang bulat. Untuk membuat helai daun berikutnya, bentuk yang bulat dikurangi sambil dirapikan. Bentuk lagi helai-helai daun berikutnya dengan cara yang sama seperti di atas. Untuk membuat bunga mawar yang besar dan berwarna lain (merah dan putih) dapat dibuat dari bengkuang atau bit.
2. Bunga Gerbra
* Bahan : Cabe merah
* Alat yang dipakai : gunting kecil
* Penerapan : untuk hiasan nasi tumpeng, nasi kuning, nasi goreng, macam-macam lauk-pauk, seperti sambal goreng, opor, urapan, dan lain-lain.
* Pelaksanaan : pilih cabe merah yang besar dan gemuk. Tangkai cabe biarkan saja, kemudian gunting cabe sepanjang 3- 4 cm menurut panjangnya kea rah tangkai menjadi delapan atau dua belas helai daun bunga, bergantung dari besarnya cabe. Agar tidak lekas putus sewaktu menggunting, sisakan 1,5 cm di atas pangkal cabe. Biji cabe dikeluarkan semua, kemudian rendam bunga gerbra dalam air es sampai cukup mekar.
3. Bunga Krisan
* Bahan : Lobak, bahan pewarna
* Alat yang dipakai : pisau, sumpit, talenan
* Penerapan : untuk hiasan pada slada, piring saji, aneka hidangan
* Pelaksanaan : Kupas lobak sampai putih. Letakkan di atas talenan, tahan dengan sumpit pada kedua sisinya. Iris memanjang dengan pisau, putar lobak setengah putaran, letakkan sumpit dengan posisi yang sama. Potong lurus, jangan sampai miring. Rendam lobak dalam campuran air 2 cangkir dan 1 sendok garam, setelah lunak bilas hingga bersih. Irisan lobak dapat diwarnai dengan pewarna makanan. Rendam dalam larutan pewarna sesuai dengan warna yang dikehendaki, angkat, dan buka kelopak bunga hingga mekar secara pelan-pelan.
4. Kupu-kupu Tomat
* Bahan : Tomat yang merah dan keras
* Alat yang dipakai : pisau yang tajam
* Penerapan : untuk menghias selada, piring hidangan
* Pelaksanaan : Cuci bersih tomat, potong memanjang menjadi 8 bagian yang sama. Kupas kulit masing-masing tomat dari ujung bawah dengan pisau yang tajam sampai setengah bagian tomat. Lengkungkan kulit tomat ke belakang secara perlahan-lahan.
* Taruh dua potongan tomat dengan punggung berlawanan arah sehingga menyerupai bentuk kupu-kupu.
5. Gulungan Mentimun
* Bahan : Mentimun yang lunak dan berbiji sedikit
* Alat yang dipakai : pisau yang tajam
* Penerapan : untuk hiasan piring saji daging dingin/hidangan air laut.
* Pelaksanaan : Cuci bersih mentimun, belah memanjang menjadi dua bagian. Iris ujungnya dengan potongan diagonal. Iris tipis-tipis searah dengan potongan diagonal, hati-hati jangan sampai terputus. Buat 7 atau 9 irisan untuk tiap kelompok. Pegang sepotong mentimun dengan bagian kulit di bawah dan buang kulit dari dagingnya hingga tersisa 1 cm. balikkan mentimun dan gulung tiap irisan kedua hingga ke bagian pangkal, biarkan irisan yang lain lurus. Letakkan dalam mangkuk besar yang berisi air dan biarkan beberapa jam
0 PERDA LARANGAN MEROKOK
Meskipun belum disahkan, rencana pemerintah untuk memberlakukan peraturan daerah (perda) larangan merokok di tempat-tempat umum, menuai pro dan kontra dari beberapa masyarakat.
Kalangan perokok aktif merasa keberatan jika raperda ini benar-benar diberlakukan. Sementara para perokok pasif justru menyambut baik raperda ini.
Seorang konsultan lingkungan Pontianak, Ipan, mendukung rencana pemberlakuan perda ini. Asalkan pelaksanaannya sesuai, jangan hanya asal bikin perda saja.
"Kalau lihat tujuannya untuk menciptakan masyarakat yang sehat tentu kebijakan ini sangat bagus. Namun persoalannya adalah pemerintah kita saat ini begitu mudah membuat perda sementara dalam pelaksanaannya sangat lemah. Harus ada penegakan sanksi tegas bagi yang melanggarnya," papar Ipan kepada Tribun, Jumat (17/9).
Selain itu, lanjut Ipan, harus pula dipenuhi hak perokok aktif yakni adanya fasilitas khusus disiapkan.
“Kalau bikin perda sementara tidak disiapkan fasilitas khusus dan penegakan hukumnya lemah, kan sama juga bohong,” tambahnya.
Hal senada disampaikan mantan perokok aktif, Rifki (31). Menurut dia, pemerintah harus tetap menjaga hak perokok aktif sekaligus perokok pasif. Perda bisa berjalan pelaksanaannya untuk melindungi hak sehat para perokok pasif dengan tetap memperhatikan hak perokok aktif.
sumber : PONTIANAK, TRIBUN -
Tapi yang buat saya bingung, katanya ndalam perda itu siapa saja tenaga kesehatan yang melihat atau melanggar merokok ditempat umum, bila tenaga kesehatan itu tidak membuat tegguran, kita yang didenda KURUNGAN 3 BULAN PENJARA DAN DENDA 10 JUTA RUPIAH. walah... susah juga, lagian merokok tu udah dijadikan kebutuhan buat setiap individu, kita mau larang, ada dua kemungkinan : stop sesaat, atau hanya bilang " Yaa" !! tapi si individu lagsung lanjut lagi.... kempas-kempus dengan rokoknya, sama aja ngak boong...
eh, ada yang menarik ne.. kutipan ini saya ambil kutipan dari suatu puisi "Ismail Marzuki" judulnya]
TUHAN SEMBILAN SENTI
Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok.
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok.
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok.
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok.
Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok.
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok.
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok.
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stop-an bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS.
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena.
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok.
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemisngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok.
Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok.
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya.
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan, cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu, sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok, lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan.
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu, yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk.
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok. Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas.
Lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor, cuma setingkat di bawah korban narkoba.
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya, bersembunyi di dalam kantong baju dan celana, dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna, diiklankan dengan indah dan cerdasnya.
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri, tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini, karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini.
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.
0 PENDIDIKAN SEKS, GAGAL CEGAH KEHAMILAN REMAJA
Pendidikan seks tidak mengurangi tingkat kehamilan remaja atau meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi. Demikian menurut dua penelitian berbeda yang dilakukan di Kanada dan Inggris.
Seperti dikemukakan peneliti Kanada, program pendidikan seks gagal untuk menahan tingkat hubungan seks, gagal untuk meningkatkan pemakaian alat pelindung kehamilan ataupun mengurangi tingkat kehamilan remaja.
Hal yang serupa juga dikemukakan peneliti Skotlandia. Menurutnya, pendidikan seks memang meningkatkan kualitas hubungan antara anak muda dan juga pengetahuan seks yang sehat. Tetapi pendidikan seks tetap tidak berpengaruh terhadap tingkat penggunaan alat kontrasepsi.
Sementara Asosiasi Perencanaan Keluarga Inggris mengatakan bahwa pendidikan seks hanyalah satu faktor untuk mengurangi kehamilan remaja tetapi keberhasilan inisiatif ini memerlukan pendekatan yang lebih luas lagi.
Para peneliti Kanada meninjau kembali 31 ujicoba pada remaja berusia 11 sampai 18 tahun dengan mengevaluasi kelas pendidikan seks, program pemantangan, klinik perencanaan keluarga dan program kemasyarakatan.
Dalam lima dari ujicoba itu -- empat program pemantangan dan program seks di sekolah -- peningkatan kehamilan di kalangan pasangan para pria yang terlibat diperiksa.
Penulis penelitian ini dari Universitas McMaster di Hamilton, Ontario, Kanada mengatakan bahwa masih belum jelas solusi untuk mengurangi tingkat kehamilan.
Dalam British Medical Journal, mereka mengatakan bahwa pendidikan seks sebaiknya dimulai secepat mungkin, selagi anak masih sangat muda, misalnya usia lima tahun.
Selain itu mereka menambahkan bahwa alasan sosial untuk kehamilan remaja ini perlu diselidiki lebih lanjut, para orang dewasa perlu dilibatkan untuk merancang program pendidikan seks dan negara seperti Belanda yang angka kehamilan remajanya rendah perlu dikaji.
Sementara peneliti Skotlandia membandingkan program pendidikan yang disebut SHARE yang melibatkan anak usia 13 sampai 15 tahun dengan pendidikan seks konvensional. Dalam hal ini melibatkan 25 sekolah SMP dengan 5.854 murid yang ditanya sebelum dan setelah diberikan skim. Para remaja memilih skim SHARE. Mereka yang terlibat dalam program hanya sedikit yang menolak hubungan seks pertama dengan pasangan mereka yang mengajaknya. Menurut mereka, pengetahuan seks yang sehat telah mereka tingkatkan. Tetapi tidak ada perbedaan antara kelompok SHARE dan mereka yang mendapat pendidikan seks konvensional dalam masalah aktivits seks atau pemakaian kontrasepsi pada usia 16 tahun.
Dr Daniel Wight dari Medical Research Council's Social and Public Health Sciences Unit dari Universitas Glasgow mengatakan, "Salah satu yang membuat kita terkejut terhadap penelitian ini adalah mayoritas yang melakukan hubungan seks menggunakan kontrasepsi dan kondom secara bertanggung jawab. Mungkin itu karena pendidikan seks yang konvensional."
Apa yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah betapa sulitnya mengubah perilaku minoritas. "Sangat berbahaya untuk menyimpulkan bahwa pendidikan seks tidak berguna. Sebaiknya, mungkin perlu menjangkau sejauh mana pendidikan seks seperti ini bisa mencakup," katanya menambahkan.
• Sumber: Satumed
Seperti dikemukakan peneliti Kanada, program pendidikan seks gagal untuk menahan tingkat hubungan seks, gagal untuk meningkatkan pemakaian alat pelindung kehamilan ataupun mengurangi tingkat kehamilan remaja.
Hal yang serupa juga dikemukakan peneliti Skotlandia. Menurutnya, pendidikan seks memang meningkatkan kualitas hubungan antara anak muda dan juga pengetahuan seks yang sehat. Tetapi pendidikan seks tetap tidak berpengaruh terhadap tingkat penggunaan alat kontrasepsi.
Sementara Asosiasi Perencanaan Keluarga Inggris mengatakan bahwa pendidikan seks hanyalah satu faktor untuk mengurangi kehamilan remaja tetapi keberhasilan inisiatif ini memerlukan pendekatan yang lebih luas lagi.
Para peneliti Kanada meninjau kembali 31 ujicoba pada remaja berusia 11 sampai 18 tahun dengan mengevaluasi kelas pendidikan seks, program pemantangan, klinik perencanaan keluarga dan program kemasyarakatan.
Dalam lima dari ujicoba itu -- empat program pemantangan dan program seks di sekolah -- peningkatan kehamilan di kalangan pasangan para pria yang terlibat diperiksa.
Penulis penelitian ini dari Universitas McMaster di Hamilton, Ontario, Kanada mengatakan bahwa masih belum jelas solusi untuk mengurangi tingkat kehamilan.
Dalam British Medical Journal, mereka mengatakan bahwa pendidikan seks sebaiknya dimulai secepat mungkin, selagi anak masih sangat muda, misalnya usia lima tahun.
Selain itu mereka menambahkan bahwa alasan sosial untuk kehamilan remaja ini perlu diselidiki lebih lanjut, para orang dewasa perlu dilibatkan untuk merancang program pendidikan seks dan negara seperti Belanda yang angka kehamilan remajanya rendah perlu dikaji.
Sementara peneliti Skotlandia membandingkan program pendidikan yang disebut SHARE yang melibatkan anak usia 13 sampai 15 tahun dengan pendidikan seks konvensional. Dalam hal ini melibatkan 25 sekolah SMP dengan 5.854 murid yang ditanya sebelum dan setelah diberikan skim. Para remaja memilih skim SHARE. Mereka yang terlibat dalam program hanya sedikit yang menolak hubungan seks pertama dengan pasangan mereka yang mengajaknya. Menurut mereka, pengetahuan seks yang sehat telah mereka tingkatkan. Tetapi tidak ada perbedaan antara kelompok SHARE dan mereka yang mendapat pendidikan seks konvensional dalam masalah aktivits seks atau pemakaian kontrasepsi pada usia 16 tahun.
Dr Daniel Wight dari Medical Research Council's Social and Public Health Sciences Unit dari Universitas Glasgow mengatakan, "Salah satu yang membuat kita terkejut terhadap penelitian ini adalah mayoritas yang melakukan hubungan seks menggunakan kontrasepsi dan kondom secara bertanggung jawab. Mungkin itu karena pendidikan seks yang konvensional."
Apa yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah betapa sulitnya mengubah perilaku minoritas. "Sangat berbahaya untuk menyimpulkan bahwa pendidikan seks tidak berguna. Sebaiknya, mungkin perlu menjangkau sejauh mana pendidikan seks seperti ini bisa mencakup," katanya menambahkan.
• Sumber: Satumed
0 kehamilan remaja
Pengertian
Di Indonesia rata-rata kehamilan remaja terjadi pada usia 14 – 19 tahun. Hal ini didapatkan dari hasil survei knowledge, attitude, practice. Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14 – 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Hamil di luar nikah yang terjadi pada remaja di Indonesia yang pemerintahannya tidak peduli dengan masyarakat belum bergerak secara signifikan dalam masalah ini, akan menimbulkan hal-hal yang lebih besar di kemudian hari. Hal masa depan pun menjadi masalah misalnya malu terhadap teman, lingkungan dan juga masa remaja yang sudah musnah.
Selain itu ketidakstabilan emosi dan ekonomi juga sangat mempengaruhi apalagi, jika hal ini terjadi pada keluarga yang kurang mampu. Maka akan terjadi penolakan terhadap anak yang nanti dilahirkan.
Hal-Hal yang Mengakibatkan Terjadinya Kehamilan Remaja
Kurangnya pengetahuan mengenai hubungan seksual. Dari jumlah remaja yang hamil pada pra nikah dapat disimpulkan bahwa banyak remaja masih minim pengetahuannya akan hubungan seksual. Pengetahuan yang setengah-setengah justru lebih berbahaya ketimbang tidak tahu sama sekali. Pengetahuan yang setengah-setengah tidak hanya mendorong remaja untuk mencoba-coba, tapi juga menimbulkan salah persepsi.
Berikut ini ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya kehamilan remaja :
a.Kurangnya peran orang tua dalam keluarga
Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman didalam keluarganya akan cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap kedua ibu bapaknya.
b.Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran usia antara 15 – 24 tahun, kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah. Didapakan informasi bahwa sekitar 65% informasi tentang seks didapat dari kawan 35% dari film porno. Dan hanya 5% yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua.
Para remaja juga mengaku tahu resiko terkena PMS (29%), sehingga harus menggunakan kontrasepsi (29%) tapi hanya 24% dari responden remaja ini yang melakukan preventif untuk mencegah penyakit AIDS yang menghingggapi mereka.
Dalam penelitian ini didapatkan juga, 44% dari responden mengaku sudah pernah punya pengalaman seks di usia 16 – 18 tahun, 16% mengaku pengalaman seks sudah mereka dapatkan antara usia 13 – 15 tahun. Selain itu rumah menjadi tempat favorit (40%) untuk melakukan hubungan seks, sisanya (26%) di kost, 26% di hotel.
Dari hasil penelitian di atas tampak bahwa perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua terhadap si anak. Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua – anak dapat berperan penting bagi pemantauan perilaku anak di masyarakat. Karena dengan komunikasi, orangtua dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya kalau dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akan membuat mereka merasa lebih bertanggung jawab.
Berpacaran sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya kepercayaan justru tidak menguntungkan karena kasus-kasus pra nikah umumnya dilakukan oleh mereka yang “back street” dan mungkin juga didukung oleh hubungan dengan orang tua yang kurang akrab atau terlalu kaku.
c.Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang berlaku.
Dampak Dari Kehamilan Remaja
a.Pengguguran Kandungan
Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan adalah :
1.Status ekonomi sebuah keluarga
Keadaan ini mendorong suatu keluarga untuk lebih memilih menggugurkan kandungannya karena faktor ekonomi yang membuat mereka merasa tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan si bayi.
2.Keadaan emosional
Setiap remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah akan terganggu keadaan emosionalnya, apalagi bagi mereka yang tidak bisa menerima kehamilan tersebut karena malu terhadap lingkungan sehingga mendorong mereka untuk menggugurkan kandungan.
3.Pasangan yang tidak bertanggung jawab
Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak pria yang harus bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukannya, membuat pihak pria berpikir dua kali untuk bertanggung jawab. Dan apabila pihak pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi beban bagi wanita sehingga memaksa dia untuk menggugurkan kandungannya.
b.Resiko persalinan yang akan terjadi
Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya pre-eklampsia, anemia, bayi prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), kematian bayi dan PMS meningkat pada remaja yang hamil sebelum usia 16 tahun. Selain itu remaja yang hamil amat berisiko untuk menderita disproporsi sefalo pelvik (karena tulang panggul belum tumbuh sempurna).
c.Perceraian pasangan muda
Pernikahan remaja di usia muda dengan status emosi yang masih belum stabil kebanyakan berujung kepada perceraian. Disamping itu faktor ekonomi dari pasangan yang berubah drastis dimana sebelumnya kedua pasangan suami isteri dibiayai oleh orang tua. Kini berubah menjadi memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan segudang masalah yang mereka hadapi dapat menyebabkan para pasangan berpikiran singkat untuk segera menyelesaikan hubungan yang telah terjadi dengan jalan perceraian.
d.Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker
Hubungan seks pada usia dibawah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel kanker pada alat kandungan perempuan, karena rentan pada usia 12 – 17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali.
Saat sel sedang membelah secara aktif (metamorfosis) idealnya tidak terjadi kontaks atau rangsangan apapun di luar, termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan.
Karena adanya benda asing, termasuk alat kelamin pria dan sperma akan mengakibatkan perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim.
Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat mengakibatkan kanker mulut rahim (serviks). Kanker serviks menyerang alat kelamin perempuan, berawal dari mulut rahim dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan.
Sebab Terjadinya Kehamilan Remaja
a.Faktor Agama dan Iman
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.
b.Faktor Lingkungan
1.Orang Tua
Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual.
2.Teman, Tetangga dan Media
Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang lazim
c.Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
d.Perubahan zaman
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.
e.Perubahan Kadar Hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.
f.Semakin cepatnya usia pubertas
Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan kehidupan saat ini menyebabkan “masa-masa tunda hubungan seksual” menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.
g.Adanya Trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja
Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.
Dampak Kehamilan Remaja di Komunitas
Banyak efek negatif dari kehamilan remaja diantaranya penyakit fisik seperti : anemia, kesulitan persalinan karena tulang panggul belum sempurna, persalinan prematur, kematian janin dalam kandungan, berat badan bayi lahir rendah dan sebagainya.
Di bidang sosial remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan menerima sikap ungkapan yang negatif karena dianggap memalukan, yang dapat menimbulkan sikap penolakan remaja terhadap bayi yang dikandungnya.
Kehamilan remaja juga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi psikososial seperti putus sekolah, rasa rendah diri, kawin muda dan perceraian dini.
Abortus dengan konsekuensi psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan, ancaman hukuman pidana dan sanksi adat/masyarakat.
Penyakit menular seksual, gangguan dan tekanan psikososial di masa lanjut yang timbul akibat hubungan seks remaja pra nikah.
Di Indonesia rata-rata kehamilan remaja terjadi pada usia 14 – 19 tahun. Hal ini didapatkan dari hasil survei knowledge, attitude, practice. Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14 – 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Hamil di luar nikah yang terjadi pada remaja di Indonesia yang pemerintahannya tidak peduli dengan masyarakat belum bergerak secara signifikan dalam masalah ini, akan menimbulkan hal-hal yang lebih besar di kemudian hari. Hal masa depan pun menjadi masalah misalnya malu terhadap teman, lingkungan dan juga masa remaja yang sudah musnah.
Selain itu ketidakstabilan emosi dan ekonomi juga sangat mempengaruhi apalagi, jika hal ini terjadi pada keluarga yang kurang mampu. Maka akan terjadi penolakan terhadap anak yang nanti dilahirkan.
Hal-Hal yang Mengakibatkan Terjadinya Kehamilan Remaja
Kurangnya pengetahuan mengenai hubungan seksual. Dari jumlah remaja yang hamil pada pra nikah dapat disimpulkan bahwa banyak remaja masih minim pengetahuannya akan hubungan seksual. Pengetahuan yang setengah-setengah justru lebih berbahaya ketimbang tidak tahu sama sekali. Pengetahuan yang setengah-setengah tidak hanya mendorong remaja untuk mencoba-coba, tapi juga menimbulkan salah persepsi.
Berikut ini ada beberapa hal yang mengakibatkan terjadinya kehamilan remaja :
a.Kurangnya peran orang tua dalam keluarga
Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman didalam keluarganya akan cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap kedua ibu bapaknya.
b.Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran usia antara 15 – 24 tahun, kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah. Didapakan informasi bahwa sekitar 65% informasi tentang seks didapat dari kawan 35% dari film porno. Dan hanya 5% yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua.
Para remaja juga mengaku tahu resiko terkena PMS (29%), sehingga harus menggunakan kontrasepsi (29%) tapi hanya 24% dari responden remaja ini yang melakukan preventif untuk mencegah penyakit AIDS yang menghingggapi mereka.
Dalam penelitian ini didapatkan juga, 44% dari responden mengaku sudah pernah punya pengalaman seks di usia 16 – 18 tahun, 16% mengaku pengalaman seks sudah mereka dapatkan antara usia 13 – 15 tahun. Selain itu rumah menjadi tempat favorit (40%) untuk melakukan hubungan seks, sisanya (26%) di kost, 26% di hotel.
Dari hasil penelitian di atas tampak bahwa perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua terhadap si anak. Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua – anak dapat berperan penting bagi pemantauan perilaku anak di masyarakat. Karena dengan komunikasi, orangtua dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya kalau dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akan membuat mereka merasa lebih bertanggung jawab.
Berpacaran sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya kepercayaan justru tidak menguntungkan karena kasus-kasus pra nikah umumnya dilakukan oleh mereka yang “back street” dan mungkin juga didukung oleh hubungan dengan orang tua yang kurang akrab atau terlalu kaku.
c.Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang berlaku.
Dampak Dari Kehamilan Remaja
a.Pengguguran Kandungan
Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan adalah :
1.Status ekonomi sebuah keluarga
Keadaan ini mendorong suatu keluarga untuk lebih memilih menggugurkan kandungannya karena faktor ekonomi yang membuat mereka merasa tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan si bayi.
2.Keadaan emosional
Setiap remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah akan terganggu keadaan emosionalnya, apalagi bagi mereka yang tidak bisa menerima kehamilan tersebut karena malu terhadap lingkungan sehingga mendorong mereka untuk menggugurkan kandungan.
3.Pasangan yang tidak bertanggung jawab
Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak pria yang harus bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukannya, membuat pihak pria berpikir dua kali untuk bertanggung jawab. Dan apabila pihak pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi beban bagi wanita sehingga memaksa dia untuk menggugurkan kandungannya.
b.Resiko persalinan yang akan terjadi
Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya pre-eklampsia, anemia, bayi prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), kematian bayi dan PMS meningkat pada remaja yang hamil sebelum usia 16 tahun. Selain itu remaja yang hamil amat berisiko untuk menderita disproporsi sefalo pelvik (karena tulang panggul belum tumbuh sempurna).
c.Perceraian pasangan muda
Pernikahan remaja di usia muda dengan status emosi yang masih belum stabil kebanyakan berujung kepada perceraian. Disamping itu faktor ekonomi dari pasangan yang berubah drastis dimana sebelumnya kedua pasangan suami isteri dibiayai oleh orang tua. Kini berubah menjadi memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan segudang masalah yang mereka hadapi dapat menyebabkan para pasangan berpikiran singkat untuk segera menyelesaikan hubungan yang telah terjadi dengan jalan perceraian.
d.Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker
Hubungan seks pada usia dibawah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel kanker pada alat kandungan perempuan, karena rentan pada usia 12 – 17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali.
Saat sel sedang membelah secara aktif (metamorfosis) idealnya tidak terjadi kontaks atau rangsangan apapun di luar, termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan.
Karena adanya benda asing, termasuk alat kelamin pria dan sperma akan mengakibatkan perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim.
Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat mengakibatkan kanker mulut rahim (serviks). Kanker serviks menyerang alat kelamin perempuan, berawal dari mulut rahim dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan.
Sebab Terjadinya Kehamilan Remaja
a.Faktor Agama dan Iman
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.
b.Faktor Lingkungan
1.Orang Tua
Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual.
2.Teman, Tetangga dan Media
Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang lazim
c.Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
d.Perubahan zaman
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.
e.Perubahan Kadar Hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.
f.Semakin cepatnya usia pubertas
Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan kehidupan saat ini menyebabkan “masa-masa tunda hubungan seksual” menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.
g.Adanya Trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja
Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.
Dampak Kehamilan Remaja di Komunitas
Banyak efek negatif dari kehamilan remaja diantaranya penyakit fisik seperti : anemia, kesulitan persalinan karena tulang panggul belum sempurna, persalinan prematur, kematian janin dalam kandungan, berat badan bayi lahir rendah dan sebagainya.
Di bidang sosial remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan menerima sikap ungkapan yang negatif karena dianggap memalukan, yang dapat menimbulkan sikap penolakan remaja terhadap bayi yang dikandungnya.
Kehamilan remaja juga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi psikososial seperti putus sekolah, rasa rendah diri, kawin muda dan perceraian dini.
Abortus dengan konsekuensi psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan, ancaman hukuman pidana dan sanksi adat/masyarakat.
Penyakit menular seksual, gangguan dan tekanan psikososial di masa lanjut yang timbul akibat hubungan seks remaja pra nikah.
0 KEMATIAN IBU & BAYI DI KALBAR MASIH TINGGI
Tingginya tingkat kematian ibu dan bayi, merupakan 2 indikator rendahnya derajat kesehatan Kalbar. Khusus kematian ibu, hampir mencapai 2 kali lipat dari angka nasional 228 per kelahiran hidup. Kondisi ini menempatkan Kalbar berada di posisi ketiga, derajat kesehatan terendah secara nasional, dengan rata – rata kematian ibu mencapai 403, 15 per 100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi di Kalbar, mencapai 38, 41 per seribu kelahiran hidup. Dalam paparannya pada Kerja Gubernur dengan para Bupati walikota dan camat se Kalbar di Balai Petitih Jum`at siang (29/01/2010)` Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar` Muhammad Shubuh menyatakan, “ faktor utama kematian ibu masih dominan kegagalan dalam melahirkan. Untuk itu` di tahun 2010 Dinas Kesehatan Provinsi memprioritaskan penanganan kematian ibu dan bayi, dengan meningkatkan mutu dan memperluas akses layanan medis, terutama di daerah pedalaman dan terpencil.
Muhammad Shubuh menyebutkan, “ ditargetkan pada tahun 2010 tingkat kematian bayi menurun, mencapai 32,10 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan tingkat kematian balita di Kalbar mencapai 15, 63 persen, berada di atas pencapaian nasional 20 %, untuk tahun 2010 ditargetkan menurun hingga 14 persen. Sementara itu` untuk usia harapan hidup pada tahun lalu mencapai 66, 87, masih di bawah angka nasional 70,6 “namun di tahun 2010 ditargetkan meningkat 70 tahun.
Muhammad Shubuh menyebutkan, “ ditargetkan pada tahun 2010 tingkat kematian bayi menurun, mencapai 32,10 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan tingkat kematian balita di Kalbar mencapai 15, 63 persen, berada di atas pencapaian nasional 20 %, untuk tahun 2010 ditargetkan menurun hingga 14 persen. Sementara itu` untuk usia harapan hidup pada tahun lalu mencapai 66, 87, masih di bawah angka nasional 70,6 “namun di tahun 2010 ditargetkan meningkat 70 tahun.