0 5 Hal Yang Harus Di Perhatikan Dalam Masalah Kesehatan Wanita Lebih lanjut tentang: 5 Hal Yang Harus Di Perhatikan Dalam Masalah Kesehatan Wanita

Senin, 21 Februari 2011
Wanita, memiliki usia harapan hidup lebih lama daripada pria, tetapi mereka memiliki problem kesehatan yang lebih kompleks dibandingkan kaum pria. Kuncinya : Kenali dan pahami tubuh

Anda karena Anda yang paling tahu tubuh Anda sendiri. Kapan Anda merasa fit, kapan merasa tidak sehat. Untuk membantu para wanita meningkatkan kesehatannya, berikut lima kondisi medis yang penting untuk diperhatikan : penyakit jantung, kanker payudara, osteoporosis, depresi dan penyakit autoimmun.

1. Penyakit Jantung

Penyakit jantung menempati urutan paling atas sebagai “pembunuh utama” bagi kaum pria dan wanita. Kaum wanita sering mengira penyakit jantung hanya “masalah pria”, sehingga penyakit ini sering terlambat terdeteksi. Resiko penyakit jantung pada wanita meningkat saat setelah menopause.

Menopause – istilah medis yang dipakai untuk menyatakan berakhirnya periode mestruasi.

Menopause terjadi saat ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen. Estrogen berperan melindungi wanita dari penyakit jantung & stroke. Penghentian produksi hormon estrogen berdampak pada meningkatnya risiko penyakit ini.

2. Kanker Payudara

Penyakit ini banyak diderita kaum wanita dan merupakan jenis kanker kedua yang menyebabkan kematian setelah kanker paruparu. Cara paling efektif untuk mencegahnya dengan deteksi dini secara rutin (SADARI – periksa payudara sendiri)

3. Osteroporosis

Osteoporosis – pengeroposan tulang dapat dicegah, dimana hal ini tergantung perilaku kita di masa – masa sebelumnya. Tidak pernah ada kata terlambat untuk menjaga tulang tetap kuat agar tidak mudah rapuh dan patah. Salah satunya dengan konsumsi kalsium.

Konsumsi kalsium

Kalsium sebaiknya dikombinasi bersama dengan vitamin D, karena vitamin D diperlukan tubuh

untuk dapat menyerap kalsium. Asupan kalsium per hari yang dianjurkan adalah sbb :

Umur Recommended calcium intake (in mg/day)

1–3 tahun 500

4–8 tahun 800

9–18 tahun 1,300

0 6 Masalah Kesehatan yang Disembunyikan Wanita

Banyak perempuan yang mengalami masalah kesehatan serius, namun enggan menyampaikannya. Mengapa demikian? Karena masalah tersebut berkaitan dengan urusan "belakang", sesuatu yang tidak pantas dibicarakan. "Kondisi yang paling memalukan adalah topik seputar kamar mandi, seperti buang air kecil terus-menerus, masalah kandung kemih, majalah mengejan, masalah menstruasi, dan vagina," ungkap Donnica Moore, MD, pakar kesehatan wanita dari Far Hills, N.J. "Pembicaraan seputar toilet sering diikuti oleh masalah bau badan, bau vagina, bau mulut, yang semuanya dianggap memalukan."

Bila hal ini terjadi pada Anda, sebaiknya jangan didiamkan. Segera konsultasikan dengan dokter!

Buang air kecil berulang-ulang. Lebih dari 17 juta perempuan Amerika bermasalah dengan kontrol kandung kemihnya. Sayangnya, banyak yang enggan membahas masalah ini karena menganggap seharusnya kita bisa mengontrol diri kita. "Kami juga melihat hal-hal ini sebagai kondisi yang berhubungan dengan usia, sementara tidak ada yang mau mengakui bahwa dirinya sudah bertambah tua. Namun satu dari tiga wanita yang mengalami hal ini usianya di bawah 35 tahun," tutur Moore.

Meskipun hal ini bisa dikatakan tidak normal, Anda tidak perlu khawatir karena ada perawatan untuk itu. Mengurangi minum sama sekali tidak membantu, karena hal ini justru akan memperburuk kondisi karena kandung kemih bisa teriritasi. Buang air kecil yang berulang-ulang wajar terjadi dalam masa perimenopause, jelas Jacqueline Thielen, MD, konsultan pada klinik kesehatan wanita di Mayo Clinic College of Medicine, Rochester, Minn. Pengobatan, perubahan pola makan, dan senam Kegel, dapat menguatkan otot-otot yang mengontrol aliran urine.

Kembung. Kadar gas dalam perut seringkali berhubungan dengan apa yang kita makan, sehingga dapat diatasi dengan variasi menu makan. Menurut Thielen, "Ada banyak hal yang dapat menyebabkan gas, tidak cuma memakan buncis. Saya kira orang juga akan terkejut jika mengetahui bahwa minum dengan sedotan bisa menghasilkan udara di dalam usus." Sayuran lain yang mengandung gas, seperti kol, juga perlu dihindari.

Sulit mengejan. Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit atau tidak nyaman di perut, dan perubahan dalam pola mengejan akibat mengejan yang berulang-ulang, diare, atau sembelit. Hal ini mempengaruhi 10-15% (atau bahkan lebih) populasi pada umumnya, menurut International Foundation for Functional Gastrointestinal Disorders, yang berbasis di Milwaukee, Wis.

"Orang mungkin malu mengungkapkan hal ini karena mereka merasa berbeda dari yang lain. Namun hal ini sangat umum terjadi pada wanita, dan sebenarnya ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya, " ujar Thielen.

Keringat berlebihan. Ini juga masalah yang sangat memalukan buat kaum wanita, entah keringat tersebut di telapak tangan, telapak kaki, atau ketiak. Hal ini, menurut Donnica Moore, harus dievaluasi oleh dokter. Dokter bisa membuatkan resep antiperspirant, atau yang dalam kasus ekstrim, injeksi Botox. Thielen menambahkan, "Jika Anda mengamati perbedaan dalam keringat Anda, atau hal itu menimbulkan masalah, dan Anda tidak melakukan aktivitas tertentu yang menyebabkan keringat berlebihan, atau hal itu mulai mengganggu kehidupan Anda, segera lakukan perawatan."

Vagina berbau. Hal ini bisa merupakan indikasi adanya infeksi, namun belum tentu karena infeksi jamur. Jika Anda menggunakan krim antijamur terlalu berlebihan, hasilnya justru lebih buruk. Sebaiknya Anda ikuti saja aturan pemakaian. "Beberapa wanita berpikir bau mereka hanya berbeda, namun hal ini bisa saja mempengaruhi citra tubuh atau perasaan mereka berkenaan dengan aktivitas seksual," papar Thielen. Satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah berkonsultasi dengan dokter.

Kurangnya libido. Umumnya wanita enggan mengangkat masalah libido yang menurun, padahal ini bisa merupakan tanda dari persoalan yang lebih besar. Libido yang rendah mungkin disebabkan masalah psikologis, biologis, atau sosial, jadi membutuhkan penyelidikan aspek-aspek untuk mengetahui penyebabnya. Sebagai contoh, seorang perempuan mungkin sedang merawat orangtuanya yang sudah tua sehingga waktunya sangat tersita. Secara fisik dan emosional ia tak lagi memikirkan seks. Libido yang rendah juga bisa disebabkan oleh depresi, kegelisahan, atau citra tubuh yang buruk. Sedangkan penyebab biologis antara lain penyakit jantung, diabetes, atau obat-obatan.

0 GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA REPRODUKSI DAN PENGELOLAAN PERUBAHAN PSIKOLOGI

Selasa, 01 Februari 2011
A. PERKAWINAN
Perkawinan adalah suatu penyatuan jiwa dan raga dua manusia berlawanan jenis dalam suatu ikatan yang suci dan mulia di bawah lindungan hukum dan Tuhan Yang Maha Esa.
Perkawinan dalah suatu perkawinan sepasang mempelai yang dipertemukan secara formal di hadapan penghulu/kepala agama, para sksi dan sejumlah hadirin yang disahkan secara resmi sebagai suami isteri dengan upacara ritual-ritual tertentu. Dimana bentuk proklamasi laki-laki dan wanita bersifat dwi tunggal yakni saling memiliki satu sama lain.

1. Regulasi/pengaturan perkawinan
a. Umur
b. Seks
c. Upacara perkawinan
d. Pembayaran uang nikah
e. Hak dan kewajiban suami isteri
f. Pembagian harta
g. Perceraian

2. Tujuan regulasi
Bukan untuk menghalangi perkawinan tapi untuk menjamin perkawinan
a. Ditegakkannya kesejahteraan sosial
b. Mencegah perkawinan dengan keluarga dekat/incest
c. Untuk memperbaiki ras/keturunan
d. Mencegah perceraian yang sewenang-wenang
e. Menjamin kebahagiaan individu, kelestarian keluarga, kestabilan struktur masyarakat
Adanya pergeseran standar dan norma seks menajdi hyper modern dan radikal merupakan hal yang bertentangan dengan norma masyarakat, yang juga dapat menimbulkan :

3. Alasan/motivasi perkawinan
a. Distimulis oleh dorongan-dorongan romantik
b. Hasrat untuk mendapatkan kemewahan hidup
c. Ambisi untuk mencapai status sosial tinggi
d. Keinginan untuk mendapatkan jaminan/asuransi hidup di masa tua
e. Keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan pasangannya
f. Hasrat untuk melepaskan diri dari belenggu atau kungkungan orang tua/keluarga
g. Dorongan cinta terhadap anak dan ingin mempunyai anak
h. Keinginan untuk mengabadikan nama leluhur
i. Malu kalau sampai disebut sebagai “perawan tua”

Adapun Kesulitan-kesulitan Dalam Penyesuaian Perkawinan:
a. Persiapan yang terbatas untuk perkawinan
Walaupun dalam kenyataan sekarang,penyesuaian seksual lebih mudah ketimbang pada masa lalu, karena banyak informasi tentang seks yang tersedia baik di rumah, di sekolah, di universitas dan di perguruan tinggi serta tempat-tempat yang lain. kebanyakan pasangan suami isteri hanya menerima sedikit persiapan di bidang keterampilan domestik, mengasuh anak, dan manajemen umum.

b. Peran dalam perkawinan
Kecenderungan terhadap perubahan peran dalam perkawinan bagi pria dan wanita, dan konsep yang berbeda tentang peran ini yang dianut kelas osial dan sekelompok religius yang berbeda membuat penyesuaian dalam perkawinan semakin sulit sekarang daripada di masa lalu ketika peran masih begitu ketat dianut.

c. Kawin Muda
Perkawinan dan kedudukan sebagai orang muda menyelesaikan pendidikan mereka dan secara ekonomis independent membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mempunyai pengalaman yang dipunyai oleh teman-teman yang tidak kawin atau orang-orang yang telah mandiri sebelum kawin. Hal ini mengakibatkan sikap iri hati dan menjadi halangan bagi penyesuaian perkawinan.

d. Konsep yang tidak realistis tentang perkawinan
Orang dewasa yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi, dengan sedikit atau tanpa pengalaman kerja,cenderung mempunyai konsep yang tidak realistis tentang makna perkawinan berkenan dengan pekerjaan, deprivasi, pembelanjaan uang atau perubahan dalam pola hidup. Pendekatan yang tidak realistis ini menuju ke arah kesulitan penyesuaian yang serius yang sering diakhiri dengan perceraian.

e. Perkawinan Campur
Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan para saudara dari pihak isteri dan sebaliknya jauh lebih sulit dalam perkawinan antar agama daripada bika kedua berasal dari latar belakang budaya yang sama.

f. Pacaran yang dipersingkat
Periode atau masa pacaran lebih singkat sekarang ketimbang masa dulu, dan karena itu pasangan hanya punya sedikit waktu untuk memecahkan banyak masalah tentang penyesuaian sebelum mereka melangsungkan perkawinan.

g. Konsep Perkawinan yang Romantis
Banyak orang dewasa yang mempunyai, konsep perkawinan yang romantis yang berkembang pada masa remaja. Harapan yang berlebihan tentang tujuan dan hasil perkawinan sering membawa kekecewaan yang menambah kesulitan penyesuaian terhadap tugas dan tanggung jawab perkawinan.

h. Kurangnya identitas
Apabila wanita merasa bahwa kelompok sosial menganggap dirinya hanya sebagai “ibu rumah tangga”, walaupun dia seorang wanita karir yang berhasil, ia bisa saja kehilangan identitas diri sebagai individu yang sangat dijunjung dan dinilai tinggi sebelum perkawinan.

Dalam konsep psikologis, perkawinan digambarkan sebagai "dua pribadi yang menyatu". Dua orang dengan pikiran, keinginan, latar belakang, dan harapan berbeda-beda, memutuskan untuk bergabung dalam kehidupan bersama.
Tentunya ini berpotensi menimbulkan stres, Apalagi dengan pasangan muda yang baru satu tahun menjalani bahtera perkawinan.
Menurut Whiteman, Verghese, dan Petersen (1996) ada beberapa hal yang harus dipahami pasangan suami-istri agar mereka dapat mengelola hubungan mereka dengan baik, bahkan ketika mereka mengalami stres.

Perbedaan latar belakang
Istri yang dibiasakan orangtuanya membuang sampah dan meletakkan barang pada tempatnya tentu akan merasa terganggu dengan perilaku suami yang sembarangan meletakkan pakaian kerjanya.
Suami juga akan berharap istrinya tinggal di rumah dan memasak sendiri karena ibunya dulu melakukan hal itu, sementara istri tetap ingin berkarier karena ibunya dulu juga demikian.
Suami lebih suka menonton film perang, sedangkan istri memilih memutar acara sinetron di televisi. Istri lebih sering menjewer telinga anak sebagai cara disiplin, sedangkan suami merasa lebih baik memberi nasihat dan contoh.
Semua perbedaan latar belakang ini merupakan hal-hal yang bisa menimbulkan konflik dan pasangan harus membicarakan isu-isu tersebut dengan kepala dingin dan berkompromi.

Perbedaan gaya atau sifat
Suami mungkin suka mengorok, sedangkan istri jika bersin keras sekali. Kadang kala setiap orang mempunyai kebiasaan yang membuat pasangan merasa jijik atau sifat-sifat berlawanan, misalnya yang satu tertutup, pasangannya mudah membuka diri. Suami pengalah, pasangannya suka mengkritik.
Perbedaan tersebut bukannya tak dapat diatasi, tetapi akan menyebabkan stres. Belum lagi perbedaan jender yang merupakan hasil dibesarkan sebagai seorang laki-laki atau perempuan selama ini.
Para suami dan istri perlu memahami gaya dan sifat pasangannya serta belajar menerima. Adanya usaha mengubah sifat pasangan justru akan menimbulkan perlawanan dari pasangan dan tentunya dapat memperberat stres dalam hubungan mereka.

Perbedaan harapan/impian
Apa yang akan terjadi jika istri mendambakan tinggal di rumah mungil dengan halaman luas, tetapi suami membeli apartemen di tengah kota? Bagaimana bila suami memimpikan menjadi pelukis terkenal, tetapi pasangannya ingin suami berkarier di perusahaan? Atau yang satu ingin dapat berlibur ke pedalaman Irian, yang lain ingin ke Eropa?
Kita menyimpan banyak energi mental dan emosional pada harapan kita, kita harus bisa menyesuaikan satu sama lain, mencari titik temu dari perbedaan harapan karena ini merupakan bagian konflik lain dalam perkawinan.

Kekecewaan
Ketika kita menikah dan kemudian pasangan kita berubah, hal tersebut dapat menyenangkan, tetapi bisa juga mengecewakan kita.
Sebelum menikah, pasangan hanya menampilkan sisi-sisi positifnya saja, tetapi begitu pesta usai mereka kembali pada sisiaslinya. Ini semua dapat menimbulkan kekecewaan bagi pasangan.
Dengan makin menuanya seseorang, banyak suami-istri tak puas dengan kondisi pasangan, yang mungkin mulai memutih rambutnya, makin menggemuk badannya, sakit-sakitan. Sering kali pikiran yang dipengaruhi budaya tentang kemudaan dan penampilan yang tetap oke semakin menambah ketidakpuasan dan memperburuk hubungan perkawinan

Perebutan kuasa
Meskipun sudah disepakati suami adalah kepala keluarga, perebutan kuasa bisa terjadi. Misalnya, istri sering mencari upaya memengaruhi keputusan suami, atau sebaliknya.
Perebutan ini tidak selalu buruk bila pasangan melakukan pertukaran pendapat yang berbeda secara adil dan tidak menimbulkan rasa kalah yang mendalam pada pasangan. Apakah pertukaran yang terjadi sesuai atau tidak dengan harapan pasangan, tetap ada potensi untuk munculnya stres. Hubungan terbaik adalah bukannya tak ada konflik, tetapi bagaimana kita dapat mengelola konflik secara baik.

Kekhawatiran kehilangan pasangan
Terutama pada zaman di mana perceraian merajalela, orang acap takut bila pasangan akan meninggalkan mereka. Istri, misalnya, cemas karena merasa suami tak perhatian lagi. Hal ini justru membuat suami makin menjauh dan istri makin panik, merasa putus asa.
Semua ini merupakan bagian dari stres yang biasanya muncul dari dalam diri, tidak tampil dalam bentuk pertengkaran, tetapi mengganggu perasaan setiap pasangan perkawinan. Menghadapi berbagai aspek stres interpersonal ini penting bagi pasangan untuk terus mengupayakan komunikasi terbuka dan efektif.





1. PERKAWINAN PERIODIK / TERM MARIAGE
Term marriage atau perkawinan periodik yaitu dengan merencanakan suatu kontrak tahap pertama selama 3-5 tahun sedang tahap kedua ditempuh dalam jangka 10 tahun. Perpanjangan kontrak bisa dilakukan untuk mencapai tahap ketiga yang memberikan hak kepada kedua partner untuk
Kerangka ini merencanakan adanya satu kontrak tahap pertama selama 3-5 tahun, sedang tahap kedua ditempuh dalam jangka waktu 10 tahun. Perpanjangan kontrak bisa dilakukan, untuk mencapai tahap ketiga yang memberikan hak kepada kedua patner untuk “saling memiliki” secara permanenaling memiliki secara permanent. Dengan alasan perkawinan harus dicoba terlebih dahulu beberapa bulan dan jika tidak cocok dapat segera berpisah. Kontrak tahap 1 = 3-5, kontrak tahap 2 = 10 tahun, kontrak tahap 3 = saling memiliki

2. TRIAL MARRIAGE
Trial marriage atau kawin percobaan dengan ide melandaskan argumentasinya pada pertimbangan sebagai berikut: jangan hendaknaya dua orang saling melibatkan diri dalam satu relasi sangat intim dan kompleks dalam bentuk ikatan perkawinan itu tidak mencobanya terlebih dahulu, selama satu periode tertentu umpamanya saja selama beberapa bulan atau beberapa tahun. Jika dalam periode yang ditentukan kedua belah pihak saling bersesuian, barulah dilaksanakan ikatan perkawinan yang permanen.
Pada ide ini dua orang akan saling melibatkan diri dalam suatu relasi yang sangat intim dan mencobanya terlebih dahulu selama satu periode tertentu. Jika dalam periode tersebut kedua belah pihak bisa saling bersesuaian barulah dilakukan ikatan perkawinan yang permanen.
.
3. POLIGAMI
Poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan) sekaligus pada suatu saat (berlawanan dengan monogami, di mana seseorang memiliki hanya satu suami atau istri pada suatu saat).
Suatu perkawinan dimana seorang suami mempunyai lebih dari satu isteri.ada banyak alasan pria menjalankan bentuk perkawinan ini, antara lain anak, jenis kelamin anak, ekonomis, status sosial dan lain-lain.
Dampak psikologis: perasaan inferior istri dan menyalahkan diri karena merasa tindakan suaminya berpoligami adalah akibat dari ketidakmampuan dirinya memenuhi kebutuhan biologis suaminya.

4. PERKAWINAN EUGENIS
Perkawinan eugenis adalah perkawinan untuk memperbaiki keturunan. Suatu bentuk perkawinan untuk memperbaiki/memuliakan ras.
Saat Perang Dunia II Hitler memerintahkan penculikan terhadap gadis-gadis cantik dan pintar dari negara yang didudukinya. Gadis-gadis ini dipaksa dengan kekerasan untuk digauli oleh lelaki jerman dengan tujuan lahirnya ras Aria yang unggul.

Pengelolaan perkawinan
Peran Bidan dalam Pengelolaan Perkawinan
Upaya yang dilakukan bidan dalam mengupayakan penyelasaian konflik perkawinan yang terjadi yaitu:
a. Bidan sebagai penyuluh dan pemberi motivasi. Jika ada masalah sekecil apapun yang terjadi dalam rumah tangga harus dikomunikasikan antara pasangan sehingga tidak terjadi kesalah pahaman yang mengganggu keutuhan rumah tangga.

b. Mempersiapkan kedua belah pihak untuk menjadi orangtua dengan memberikan kasih sayang keperawatan dan pendidikan yang terbaik.

c. Jika sebelum menikah belum di imunisasi TT, sebaiknya segera oimunisasi TT agar anaknya nanti tidak terkena penyakit tetanus.

d. Sebaiknya pasangan yang sudah mempunyai satu anak, sebaiknya melakukan KB untuk mengatur jarak kelahiran.

e. Tetap memberika pelayanan tanpa pandang status dari perkawinannya apabila klien di wilayahnya tersebut diberi motivasi UU Perkawinan belum bisa menerima.


B. CARA MENGATASI GANGUAN PSIKOLOGI PERKAWINAN

KONSELING
Konseling atau konsultasi psikologi diperlukan saat seseorang menghadapi masalah-masalah dalam belajar, emosional, penyesuaian diri, pekerjaan, pernikahan, maupun masalah lainnya. Selain konseling, psikotes juga dapat membantu memberikan informasi mengenai gambaran kekuatan dan kelemahan diri, gambaran kecerdasan dan kepribadian, deteksi gangguan belajar, penjurusan sekolah, seleksi karyawan dan pengembangan diri.

Cara Mengatasi Kesulitan/Gangguan
Beberapa cara mengatasi kesulitan yaitu:
a. Menghadapi kenyataan
b. Suami isteri perlu menghadapi kenyataan hidup dari semua yang terungkap dan tersingkap.
c. Penyesuian timbal balik
Perlu usaha terus menerus dengan saling memperhatikan, saling mengungkapkan cinta dengan tulus, menunjukkan pengertian, penghargaan dan saling memberi dukungan serta semangat
d. Latar belakang suasana yang baik
Untuk menciptakan suasana yang baik, dilatarbelakangi oleh pikiran-pikiran, perbuatan dan tindakan yang penuh kasih sayang.

e. Komunikasi yang baik
Dengan membina dan memelihara komunikasi di dalam keluarga dan dengan masyarakat di luar keluarga.

Konseling (Perkawinan)
Menurut Latipun (2001),konseling perkawinan dapat digunakan sebagai suatu pendekatan pemecahan masalah.
a. Tujuan Konseling Perkawinan
Konseling perkawinan dilaksanakan tidak bermaksud untuk mempertahankan suatu keluarga.Konselor berpandangan bahwa dirinya tidak memiliki hak untuk memutuskan cerai atau tidak sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi pasangan.Konseling perkawinan dimaksudkakan membantu klien untuk mengaktualkan diri yang menjadi perhatian pribadi.

b. Tipe-tipe Konseling Perkawinan
1) Concurent marital counseling
Konseling dilakukan secara terpisah.metode ini digunakan bila salah seorang partner memiliki masalah psikis tertentu untuk dipecahkan tersendiri selain juga mengatasi masalah yang berhubungan dengan pasangannya.
2) Collaborative marital counseling
Setiap partner secara individual menjumpai konselor yang berbeda.
3) Conjoint marital conseling
Suami isteri datang bersama-sama ke seorang atau beberapa orang konselor.
4) Couples group counseling
Beberapa pasangan secara bersama-sama datang ke seseorang atau beberapa prang konselor.



c. Peran Konselor
1) Menciptakan hubungan baik
2) Memberi kesempatan klien untuk melakukan ventilasi, yaitu membuka perasaannya secara leluasa dihadapan pasangannya.
3) Memberi dorongan dan penerimaan terhadap klien
4) Melakukan diagnosis/penemuan masalah
5) Membantu klien mencari kemungkinan alternatif menentukan tindakan

0 fisika kesehatan

ANALISA GAYA KEGUNAAN KLINIK
Gaya adalah konsep pokok dalam ilmu fisika.bila kita mendorong atau menarik suatu benda,dikatakan kita member gaya (force) pada benda tersebut.gaya merupakan besaran vector (mempunyai nilai dan arah).untuk membahas suatu gaya, kita perlu membahas arah beraksinya,maupun besaranya,yang merupakan pertanyaan kuantitatif berapa banyak atau berapa kuat gaya tersebut mendorong atau menarik,dalam standar satuan gaya.
Gaya yang bekerja pada suatu benda/tubuh manusia bisa gaya vertikal, gaya horizontal dan gaya bentuk sudut dengan bidang horizontal atau vertikal.
GAYA VERTIKAL
Apabila seseorang berdiri diatas suatu benda, maka orang tersebut memberi gaya terhadap benda tersebut, sedangkan benda akan memberi gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan orang tersebut tetapi arahnya berlawanan ( hukum III Newton:aksi = reaksi) .



GAYA HORIZONTAL
Gaya-gaya dapat dengan menngunakan operasional vector,
Benda diatas lantai kasar ditarik dengan gaya horizontal.
Benda bermassa m terletak pada lantai kasar, kemudian ditarik dengan gaya horizontal sebesar F. maka berlaku :
∑▒F = ∑▒〖m.a〗

Ketika dua benda saling bergesekan, ada gaya yang disebut gesekan.
Gaya gesek〖 (f〗_k) ini membuat benda sulit bergerak dengan cepat,maka :
F-〖 f〗_k = m.a
〖 f〗_k = µ_k N

Dengan : µ_k= koefisien gaya gesek kinetik ( 0 < µ_k < 1)
N = gaya tekan normal,dengan N = W
Ada dua gaya bekerja pada sebuah benda dengan arah yang sama, maka total gaya yang diperoleh sebesarnya :
S = F_1+ F_2
Balok diatas lantai kasar ditarik melalui katrol oleh benda dengan gaya membentuk sudut dengan bidang horizontal.
Benda bermassa m terletak pada lantai kasar,kemudian ditarik dengan gaya F yang membentuk sudut dengan bidang horizontal.
Apabila dua gaya yang bekerja pada sebuah benda dengan arah yang berlawanan,maka total gaya sebesar selilih gaya I dan gaya II : S = F_1+ F_2
Gambar 2.10

Gaya F diuraikan menjadi komponen-komponennya yaitu F cos⁡α dan sin⁡〖α 〗. Jika benda bergerak, maka berlaku :
∑▒F = ∑▒〖m.a〗

Fcos⁡α-〖 f〗_k = m.a

Gambar 2.11

Jika benda m_(2 )bergerak turun, maka berlaku :
∑▒F = ∑▒〖m.a〗
w_2- T- T = (〖 m〗_1 +m_2)α
m_2g =(〖 m〗_1 +m_2)α
α=m_2/m_(1+m2) g


PENGGUNAAN KLINIK

Traksi tulang
Pada traksi tulang ini berat pemberat sebesar 1/7 x BB

1 METODE PEMERIKSAAN UNTUK MENENTUKAN JENIS-JENIS BAKTERI

A. Mengamati Morfologi Koloni Bakteri
Kegiatan ini merupakan tindakan pertama kali jika ingin mempelajari suatu jenis bakteri lebih lanjut, khususnya untuk tujuan identifikasi. Setelah mendapatkan kultur murni maka biakan yang diinginkan ditumbuhkan ke berbagai bentuk media untuk dikenali ciri koloninya.
Cara Kerja :
Tumbuhkan biakan pada media NA cawan dengan streak kuadran.
Tumbuhkan biakan pada media NA miring dengan pola inokulasi yang tegak lurus.
Tumbuhkan biakan pada media NA tegak dengan stab inoculation.
Tumbuhkan biakan pada media NB.
Pertumbuhan pada Cawan Petri
Ciri-ciri yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Ukuran:
Gambar disamping menunjukan ukuran :
- pinpoint/punctiform (titik)
- Small (kecil)
- Moderate (sedang)
- Large (besar)

Pigmentasi mikroorganisme kromogenik sering memproduksi pigmen intraseluler, beberapa jenis lain memproduksi pigmen ekstraseluler yang dapat terlarut dalam media. Karakteristik optik dapat diamati berdasarkan jumlah cahaya yang melewati koloni. Opaque (tidak dapat ditembus cahaya), Translucent (dapat ditembus cahaya sebagian), Transparant (bening).

Bentuk :
Circular
Irregular
Spindle
Filamentous
Rhizoid
Gambar disamping menunjukan Bentuk
Elevasi :
Flat
Raised
Convex
Umbonate
Gambar disamping menunjukkan Elevasi

Permukaan :
Halus mengkilap
Kasar
Berkerut
Kering seperti bubuk
Margins :
Entire
Lobate
Undulate
Serrate
Felamentous
Curled

B. Pertumbuhan pada Agar Miring
Ciri-ciri koloni diperoleh dengan menggoreskan jarum inokulum tegak dan lurus
Ciri koloni berdasarkan bentuk:
C. Pertumbuhan pada Agar Tegak
Cara penanaman adalah dengan menusukkan jarum inokulum needle ke dalam media agar tegak.
Ciri-ciri koloni berdasar bentuk :

Ciri koloni berdasar kebutuhan O2 :

D. Pertumbuhan pada Media Cair
Pola pertumbuhan berdasarkan kebutuhan O2

E. Mengamati Morfologi Bakteri
Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan z`at warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatkan.
Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red dll.
Macam-macam pewarnaan bakteri :
Pewarnaan sederhana, meliputi :
pewarnaan positif
pewarnaan negatif
Pewarnaan diferensial
pewarnaan gram
pewarnaan acid fast dll.
Pewarnaan khusus
pewarnaan endospora
pewarnaan flagella dll.

Pewarnaan Ziehl Neelsen
Pewarnaan Neisser
Pewarnaan Fluoresensi
Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan ini hanya menggunakan satu macam zat warna. Misalnya biru metilen, karbol fuchin atau violet
Pewarnaan Positif
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan saat mencari bakteri dengan mikroskop. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass tanpa merusak struktur selnya.
Cara Kerja :
Bersihkan object glass dengan kapas
Jika perlu tulislah kode atau nama bakteri pada sudut object glass
Bila menggunakan biakan cair maka pindahkan setetes biakan dengan pipet tetes atau dapat juga dipindahkan dengan jarum inokulum. Jangan lupa biakan dikocok terlebih dahulu. Jika digunakan biakan padat, maka biakan dipindahkan dengan jarum inokulum, satu ulasan saja kemudian diberi akuades dan disebarkan supaya sel merata.
Keringkan ulasan tersebut sambil memfiksasinya dengan api bunsen (lewatkan di atas api 2-3 kali)
Setelah benar-benar kering dan tersebar selanjutnya ditetesi dengan pewarna (dapat digunakan Methylen blue, Safranin, Crystal Violet) dan tunggu kurang lebih 30 detik.
Cuci dengan akuades kemudian keringkan dengan kertas tissue
Periksa dengan mikroskop (perbesaran 100 x 10).

Pewarnaan Negatif
Suspensi kuman dibuat dalam zat warna negrosin/tinta bak dan disebar ratakan dengan gelas. Disini kuman tidak diwarna dan tampak sebagai benda terang dengan latar belakang hitam. Pewarnaan ini digunakan untuk kuman yang sukar diwarnai, misalnya treponema, leptospira dan borrelia
Beberapa bakteri sulit diwarnai dengan zat warna basa. Tapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif. Zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga sel tampak transparan dengan latar belakang hitam.
Cara kerja:
Ambil dua object glass, teteskan nigrosin atau tinta cina di ujung kanan salah satu object glass
Biakan diambil lalu diulaskan atau diteteskan dalam tetesan nigrosin tadi, lalu dicampurkan
Tempelkan sisi object glass yang lain kemudian gesekkan ke samping kiri
Biarkan preparat mengering di udara, jangan difiksasi atau dipanaskan di atau api,Setelah dilihat di mikroskop, maka akan tampak bentuk sel bakteri. Berikut merupakan berbagai bentuk sel bakteri

Pewarnaan diferensial
Pewarnaan Gram
Adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.
Berikut merupakan tabel prosedur pewarnaan Gram:

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah sbb:
Fase yang paling kritis dari prosedur di atas adalah tahap dekolorisasi yang mengakibatkan CV-iodine lepas dari sel. Pemberian ethanol jangan sampai berlebih yang akan menyebabkan overdecolorization sehingga sel gram positif tampak seperti gram negatif. Namun juga jangan sampai terlalu sedikit dalam penetesan etanol (underdecolorization) yang tidak akan melarutkan CV-iodine secara sempurna sehingga sel gram negatif seperti gram positif.
Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak lebih lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel menyerap warna utama (CV), khususnya pada gram positif. Mungkin akan menampakkan gram variabel yaitu satu jenis sel, sebagian berwarna ungu dan sebagian merah karena pengaruh umur. Walaupun ada beberapa species yang memang bersifat gram variabel seperti pada genus Acinetobacter dan Arthrobacter.
Pewarnaan khusus
Pewarnaan yang digunakan untuk mewarnai bagian-bagian sel kuman tertentu yang sukar diwarnai dengan pewarnaan biasa. Misalnya untuk mengamati flagel digunakan pewarnaan Gray, untuk mengamati simpai (kapsul) dengan pewarnaan Muir, pewarnaan Hiss dan pewarnaan Gins Burri, suatu kombinasi pewarnaan negative dengan pewarnaan sederhana (karbol fushin). Simpai tidak diwarna dan terlihat sebagai bulatan-bulatan terang dengan latar belakang gelap, sedangkan badan kuman berwarna merah. Untuk melihat spora dengan pewarnaan klein spora berwarna merah dan badan kuman berwarna biru.
Pewarnaan Endospora
Anggota dari genus Clostridium, Desulfomaculatum dan Bacillus adalah bakteri yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya. Endospora merupakan bentuk dorman dari sel vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan mampu bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti panas, kering, dingin, radiasi dan bahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora adalah membedakan endospora dengan sel vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas.
Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun tanpa pewarnaan dan tampak sebagai bulatan transparan dan sangat refraktil. Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit dibedakan dengan badan inklusi (kedua-duanya transparan, sel vegetatif berwarna), sehingga diperlukan teknik pewarnaan endospora. Berikut merupakan prosedur pewarnaan endospora dengan metode Schaeffer-Fulton.


Berikut merupakan beberapa tipe endospora dan contohnya

Pewarnaan Ziehl Neelsen
Setelah sediaan difiksasi, diwarnai dengan carbon funchsin selama 5 menit, sambil dipanaskan dengan api menyala hingga ke luar Uap, tetapi jangan sampai mendidih.
Sediaan dicelupkan ke dalam larutan H_2 〖SO〗_(4 )5 % selama 1-2 detik.
Dicuci dengan alcohol 95% sampai tidak ada lagi zat warna yang luntur.
Dicuci dengan air untuk menghilangkan alcohol.
Diwarnai dengan methyelen blue selama 3 menit.
Dicuci dengan air.
Dikeringkan kemudian dilihat dengan mikroskop.
Dengan pewarnaan Ziehl neelsen, bakteri dibagi dalam 2 golongan, yaitu :
Bakteri yang berwarna merah dengan pewarnaan Ziehl neelsen disebut bakteri tahan asam ( acid past)
Bakteri yang berwarna biru dengan pewarnaan Ziehl neelsen disebut bakteri tidak tahan asam (non–acid fast).
Contoh bakteri tahan asam : mycobacterium tuberculosis, mycobacterium leprae. Semua bakteri gram negatiif tidak tahan asam, sedangkan bakteri gram positif ada tahan asam, ada yang tidak tahan asam. Sifat tahan asam attaupun tidak tahan asam ini, adalah tetap dan turun- temurun.
F. Mengamati motilitas
1. Pengamatan Langsung
Cara Kerja :
Teteskan biakan bakteri motil seperti Bacillus atau E.coli ke object glass (sebaiknya dari biakan cair). Jika digunakan biakan padat maka ulas dengan jarum inokulum lalu ditambah akuades satu tetes, ratakan.
Tutup dengan cover glass
Amati menggunakan mikroskop dengan perbesaran maksimak. Bakteri akan tampak transparan dan pola pergerakannya tidak beraturan. Hati-hati jangan salah membedakan antara sel yang bergerak sendiri karena flagel atau bergerak terkena aliran air.
Pengamatan tidak langsung
Cara Kerja :
Tanam biakan pada media NA tegak atau Media Motilitas dengan cara tusuk (Stab inoculation) sedalam + 5 mm.
Inkubasi pada suhu 370 C selama 1x 24 jam
Hasil positif (motil) jika bakteri tumbuh pada seluruh permukaan media, hasil negatif menunjukan bakteri hanya tumbuh pada daerah tusukan saja

Bakteri motil akan bermigrasi ke seluruh permukaan agar dan bekas tusukan
G. Cara melihat gerak gerak bakteri
Cara mikroskopis ( tetes gantung)
Pada cover-glass ( gelas penutup) diteteskan 1 tetes suspensi bakteri dan diletakan pada cekungan object glass cekung, sehingga tetesan suspense bakteri itu letaknya menggantung. Antara cover glass dengan object glass diberi vaselin agar tidak bergeser dan airnya tidak mengguap. Kemudian dilihat dengan mikroskop.
Gambar 122
Cara makroskopis ( cara craig)
Cara ini pertama kali dikerjakan oleh craig, yaitu dengan menggunakan perbenihan semi solid ( setengah padat). Untuk hal ini dipergunakan perbenihan cair yang diberi agar-agar ± 1/4 % ( satu perempat persen)n dan diletakkan secara tegak didalam tabung reaksi.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara menanamkan bakteri dengan menggunakan jarum yang ditusukkan kedalam perbenihan semisolid secara tegak, setelah terlebbih dahulu jarum tersebut dicelupkan kedalam suspensi bakteri yang akan diperiksa. Kemudian, dieramkan selama 24 jam dalam inkubator. Pada garis tanam ( tempat penusukan) bakteri akan berkembang biak karena adanya zat makanan dai perbenihan, esok harinya dilihat.
ada 3 kemungkinan :
Pada bakteri yang tidak bergerak multiplikasi atau perbanyakan bakteri hanya terjadi pada tempat dimana bakteri ditanamkan, sehingga akan terlihat garis tanam menebal, yang berarti bahwa bakteri setelah berkembang biak tetap ditempatnya karena tidak dapat bergerak.
Pada bakteri yang dapat bergerak yang bersifat aerob, akan terlihat garis tanam melebar kearah permukaan perbenihan, yang berarti bahwa bakteri setelah membelah diri bergerak ketempat dimana banyak makanan dan oksigen.
Pada bakteri yang dapat bergerak dan bersifat anaerob, akan terlihat garis tanam melebar kearah dasar perbenihan, yang berarti bahwa bakteri setelah berkembang biak, bergerak ke tempat dimana terdapat banyak makanan dan mengandung oksigen.
Isolasi dan Identifikasi
Isolasi dan identifikasi dilakukan guna menemukan spesies suatu mikroorganisme (bakteri) sebagai penyebab infeksi. Sampel yang dapat dilakukan penanaman pada media biakan untuk diisolasi, yang tidak menutup kemungkinan dari suatu sampel dapat ditemukan lebih dari satu bakteri. Penanaman pada media biakan berguna juga melihat ciri-ciri pertumbuhan suatu bakteri pada media sehinnga dapat untuk mengidentifikasi / menentukan cirri-ciri spesies bakteri dari sampel yang diperiksa.

Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan biokimia dilakukan dengan melakukan penanaman sampel atau hasil biakan kedalam median biokimia reaksi. Dari hasil pembiakan bakteri akan menunjukan sifat-sifat pertumbuhan dalam media tersebut misalnya ditandai adanya pembentukan gas, H2S, perubahan pada media asam atau basa. Sifat-sifat pertumbuhan ini bermanfaat untuk menentukan cirri-ciri dari suatu bakteri sehingga dapat untuk menentukan bakteri penyebab infeksi pada suatu sampel
Pewarnaan Neisser
Pewarnaan neisser, khusus untuk mewarnai corynebaacterium diphtheria. Untuk pewarnaan ini digunakan 3 macam zat warna, yaitu :
Neisser A isinya methylen blue
Neisser B isinya gentian violet
Neisser C isinya chrysoidin (berwarna kuning)
Setelah dilakukan fiksasi, sediaan diwarnai dengan campuran 2 bagian neisser A dan 1 bagian dengan bagian neisser B( campuran ini harus selalu dibuat baru) selama 15-30 detik. Kelebihan zat warna dibuang dan tanpa dicuci sediaan diwarnai dengan neisser C selama 15-30 detik. Tanpa dicuci sediaan dikeringkan diantara 2 helai kertas saring. Kemudian dilihat dengan mikrosop.
Akan terlihat corynebacterium diptheriae berbentuk seperti halter, di mana batangnya berwarna tengguli ( kecoklat- coklatan) sedangkan kedua benjolan inni diduga sebagai makanan persediaan dan disebut grandula babes Ernest.

Pewarnaan Fluoresensi
Objek yang akan dilihat diwarnai dengan zat warna yang dapat berflouoresensi yang disebut fluochrhome, misalnya flourenscein isothiocyanate (FITC). Dengan teknik tertentu flochrome dipakai nuntuk mewarnai antibody sehingga dapat dipakai untuk diagnose penyakit berdasarkann ditemukan antibody.

1 Pencatatan dan Pelaporan KB

Kegiatan pencatatan dan pelaporan program KB Nasional merupakan suatu proses untuk mendapatkan data dan informasi yang merupakan suatu substansi pokok dalam system informasi program KB nasional dan dibutuhkan untuk kepentingan operasional program.
Data dan informasi tersebut juga merupakan bahan pengambilan keputusan, perencanaan, pemantauan, dan penilaian serta pengendalian program. Oleh karena itu, data dan informasi yang dihasilkan harus akurat, tepat waktu, dan dapat dipercaya. Dalam upaya memenuhi harapan data dan informasi yang dihasilkan merupakan data dan informasi yang berkualitas, maka selalu dilakukan langkah – langkah penyempurnaan sesuai dengan perkembangan program dengan visi dan misi, program baru, serta perkembngan kemajuan teknologi informasi.Dalam tahun 2001 pencatatan dan pelaporan program KB Nasional telah dilaksanakan sesuai dengan sisttem pencatatan dan pelaporan yang disempurnakan melalui Instruksi Menteri Pemberdayaan Perempuan / Kepala BKKBN Nomor 191/HK – 011/-D2/2000 tanggal 29 september 2000. Kegiatan pencatatan dan pelaporan Program KB Nasional meliputi : pengumpulan, pencatatan serta pengolahan data dan informasi tentang kegiatan dan hasil kegiatan operasional.
Sistem pencatatan dan pelaporan saat ini telah disesuaikan dengan tuntutan informasi, desentralisasi, dan perbaikan kualitas.
A.System Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi
Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi Program KB ditujukan kepada kegiatan dan hasil kegiatan operasional yang meliputi :
•kegiatan pelayanan kontrasepsi.
•Hasil kegiatan pelayanan kontrasepsi baik di Klinik maupun di dokter / bidan praktek swasta.
•Pencatatan keadaan alat – alat kontrasepsi di Klinik KB.
B.Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi
System pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi, diharapkan dapat menyediakan berbagai data dan informasi pelayanan kontrasepsi diseluruh wilayahsampai ketingkat kecamatan dan desa.
Adapun mekanisme pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi sebagai berikut :
•Pada waktu mendaftar untuk pembukaan klinik KB dan pendaftaran ulang setiap bulan januari, semua Klinik KB mengisi kartu pendaftaran klinik KB ( K/O/KB/00 ).
•Setiap peserta KB baru atau pindahan dibuatkan Kartu Status Peserta KB ( K/IV/KB/00 ) yang antara lain memuat cirri – ciri peserta KB yang bersangkutan. Kartu ini disimpan di Klinik KB dan digunakan pada waktu kunjungan ulang.
•Setiap peserta KB baru atau pindahan dari klinik KB dibuatkan kartu peserta ( K/I/KB/00 ).
•Setiap pelayanan KB di klinik KB, dicatat dalam register klinik KB ( R/I/KB/00 ) dan pada akhir bulan dijumlahkan karena register ini merupakan sumber data untuk membuat laporan bulanan klinik.
•Setiap penerimaan dan pengeluaran jenis alat kontrasepsi oleh klinik dicatat dalam register alat kontrasepsi klinik KB ( R/II/KB/OO), setiap akhir bulan dijumlahkan sebagai sumber membuat laporan bulanan.
•Pelayanan KB yang dilakukan oleh dokter atau bidan praktek swasta setiap hari dicatat dalam bukau hsil pelayanan kontrasepsi pada dokter atau bidan swasta (B/I/DBS/00). Setiap akhir bulan dijumlahkan dan merupakan sumber data dalam membuat laporan bulanan petugas penghubung DBS/TBS.
•Setiap bulan PKB/PLKB atau petugas yang ditunjuk sebagai petugas penghubung dokter atau bidan praktek swasta membuat laporan bulanan, ini merupakan sumber data untuk pengisian laporan bulanan klinik KB.
•Setiap bulan, petugas klinik KB membuat laporan klinik KB (F/II/KB/000) yang datanya diambil dari register hasil pelayanan diklinik KB (R/KB/00), laporan bulanan petugas penghubung dokter atau bidan praktek swasta (F/I/PH/-DBS/00), dan register alat kontrasepsi klinik KB (R/II/KB/00).
2. Pendokumentasian Rujukan KB
Tujuan sistem rujukan disini adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan, dan efisiensi pelaksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu. Perhatian khusus terutama ditujukan untuk menunjang upaya penurunan angka kejadian efek samping, komplikasi, dan kegagalan penggunaan kontrasepsi. Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertical maupun secara horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional, tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Dengan pengertian tersebut, maka merujuk berarti meminta pertolongan secara timbal balik kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten untuk penanggulangan masalah yang sedang dihadapi.

Tata Laksana
Rujukan Medik dapat berlangsung:
1.Internal antar petugas di satu Puskesmas.
2.Antara Puskesmas Pembantu dan Puskesmas.
3.Antar masyarakat dan Puskesmas.
4.Antara satu Puskesmas dan Puskesmas yang lain.
5.Antara Puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
6.Internal antara bagian / unit pelayanan di dalam satu rumah sakit.
7.Antar rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dan rumah sakit laboratorium atau fasilitas pelayanan yang lain.

Rangkaian jaringan fasilitas pelayanan kesehatan dalam sistem rujukan tersebut berjenjang dari yang paling sederhana di tingkat keluarga sampai satuan fasilitas pelayanan kesehatan nasional dengan dasar pemikiran rujukan ditujukan secara timbal balik ke satuan fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, dan rasional serta tanpa dibatasi oleh wilayah administrasi.

Table
Jaringan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jenjang Komponen / Unsur Yan Kes
Tingkat Rumah Tangga

Tingkat masyarakat

fasilitas pelayanan kesehatan professional Tingkat Pertama

Fasilitas pelayanan kesehatan professional

Fasilitas pelayanan kesehatan professional Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarganya sendiri.
Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri oleh kelompok paguyuban, PKK, Saka Bahkti Husada, Anggoa RW, RT, dan masyarakat (posyandu).
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, Praktek Dokter Swasta, Bidan, Poliklinik Swasta.
Rumah sakit kabupaten, rumah sakit swasta, laboratorium klinik swasta, dll.
Rumah sakit kelas B dan A serta lembaga spesialistik swasta, Lab. Kesehatan Daerah, dan Lab Klinik Swasta.


Rujukan bukan berarti melepaskan tanggung jawab dengan menyerahkan klien-klien ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, akan tetapi karena kondisi klien yang mengharuskan pemberian pelayanan yang lebih kompeten dan bermutu melalui upaya rujukan.
Untuk itu dalam melaksanakan rujukan harus telah pula diberikan :
1.Konseling tentang kondisi klien-klien ang menyebabkan perlu dirujuk.
2.Konseling tentang kondisi yang diharapkan diperoleh ditempat rujukan.
3.Informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan tempat rujukan dituju.
4.Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang dituju mengenai kondisi klien saat ini riwayat sebelumnya serta upaya / tindakan yang telah diberikan.
5.Bila perlu diberikan upaya mempertahankan keadaan umum klien.
6.Bila perlu, karena kondisi klien dalam perjalanan menuju tempat rujukan harus didampingi perawat / bidan.
7.Menghubungi fasilitas pelayanan tempat rujukan dituju agar memungkinkan segara menerima rujukan klien.

Fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan, setalah memberikan upaya penanggulangan dan kondisi klien telah memungkinkan, harus segera mengembalikan klien ke tempat fasilitas pelayanan asalnya dengan terlebih dahulu memberikan :
1.Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya penanggulangan.
2.Nasehat yang perlu diperhatikan klien mengenai kelanjutan penggunaan kontrasepsi.
3.Pengantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk mengenai kondisi klien berikut upaya penanggulangan yang telah diberikan serta saran-saran upaya pelayanan lanjutan yang harus dilaksanakan, terutama tentang penggunaan kontrasepsi.